Cari Blog Ini
Sabtu, 20 Juni 2015
Sabtu, 13 Juni 2015
Selasa, 09 Juni 2015
Senin, 08 Juni 2015
Sabtu, 06 Juni 2015
Dokumen Rahasia Agama Syi’ah Imamiyah
Inilah DOKUMEN RAHASIA sekte agama Syiah, tentang misi jangka panjang mereka (50 th), untuk menegakkan kembali dinasti Persia yang telah runtuh oleh Islam berabad-abad lamanya, sekaligus membumi-hanguskan negara-negara Ahlus Sunnah, musuh bebuyutan mereka. Dokumen ini disebarkan oleh Ikatan Ahlus Sunnah di Iran, begitu pula majalah-majalah di berbagai negara Ahlus Sunnah (ISLAM), termasuk diantaranya Majalah al-Bayan, edisi 123, Maret 1998.Karena naskah yang tersebar adalah naskah dalam bahasa arab, maka kami terjemahkan ke dalam bahasa indonesia, agar orang yang tidak mampu berbahasa arab pun bisa memahami isi naskah tersebut.
Sekarang kami persilahkan Anda membaca terjemahannya:
((Bila kita tidak mampu untuk mengusung revolusi ini ke negara-negara tetangga yang muslim, tidak diragukan lagi yang terjadi adalah sebaliknya, peradaban mereka -yang telah tercemar budaya barat- akan menyerang dan menguasai kita.
Alhamdulillah, -berkat anugerah Allah dan pengorbanan para pengikut imam yang pemberani- berdirilah sekarang di Iran, Negara Syiah Itsna Asyariyyah (syiah pengikut 12 imam), setelah perjuangan berabad-abad lamanya. Oleh karena itu, -atas dasar petunjuk para pimpinan syi’ah yang mulia- kita mengemban amanat yang berat dan bahaya, yakni: menggulirkan revolusi.
Kita harus akui, bahwa pemerintahan kita adalah pemerintahan yang berasaskan madzhab syi’ah, disamping tugasnya melindungi kemerdekaan negara dan hak-hak rakyatnya. Maka wajib bagi kita untuk menjadikan pengguliran revolusi sebagai target yang paling utama.
Akan tetapi, karena melihat perkembangan dunia saat ini dengan aturan UU antar negaranya, tidak mungkin bagi kita, untuk menggulirkan revolusi ini, bahkan bisa jadi hal itu mendatangkan resiko besar yang bisa membahayakan kelangsungan kita.
Karena alasan ini, maka -setelah mengadakan tiga pertemuan, dan menghasilkan keputusan, yang disepakati oleh hampir seluruh anggota-, kami menyusun strategi jangka panjang 50 tahun, yang terdiri dari 5 tahapan, setiap tahapan berjangka 10 tahun, yang bertujuan untuk menggulirkan revolusi islam ini, ke seluruh negara-negara tetangga, dan menyatukan kembali dunia Islam (dengan men-syi’ah-kannya).
Karena bahaya yang kita hadapi dari para pemimpin Wahabiah dan mereka yang berpaham ahlus sunnah, jauh lebih besar dibandingkan bahaya yang datang dari manapun juga, baik dari timur maupun barat, karena orang-orang Wahabi dan Ahlus Sunnah selalu menentang pergerakan kita. Merekalah musuh utama Wilayatul Fakih dan para imam yang ma’shum, bahkan mereka beranggapan bahwa menjadikan faham syi’ah sebagai landasan negara, adalah hal yang bertentangan dengan agama dan adat, dengan begitu berarti mereka telah memecah dunia Islam menjadi dua kubu yang saling bermusuhan.
Atas dasar ini:
Kita harus menambah kekuatan di daerah-daerah berpenduduk Ahlus Sunnah di Iran, khususnya kota-kota perbatasan. Kita harus menambah masjid-masjid dan husainiyyat kita di sana, disamping menambah volume dan keseriusan dalam pengadaan acara-acara peringatan ritual syi’ah.
Kita juga harus menciptakan iklim yang kondusif, di kota-kota yang dihuni oleh 90-100 persen penduduk Ahlus Sunnah, agar kita bisa mengirim dalam jumlah besar kader-kader syi’ah dari berbagai kota dan desa pedalaman, ke daerah-daerah tersebut, untuk selamanya tinggal, kerja, dan bisnis di sana.
Dan merupakan kewajiban negara dan instansinya, untuk memberikan perlindungan langsung kepada mereka yang diutus untuk menempati daerah itu, dengan tujuan agar dengan berlalunya waktu, mereka bisa merebut jabatan pegawai di berbagai kantor, pusat pendidikan dan layanan umum, yang masih di pegang oleh kaum Ahlus Sunnah.
Strategi yang kami buat untuk pengguliran revolusi ini, -tidak seperti anggapan banyak kalangan- akan membuahkan hasil, tanpa adanya kericuhan, pertumpahan darah, atau bahkan perlawanan dari kekuatan terbesar dunia. Sungguh dana besar yang kita habiskan untuk mendanai misi ini, tak akan hilang tanpa timbal-balik.
Teori Memperkuat Pilar-pilar Negara:
Kita tahu, bahwa kunci utama untuk menguatkan pilar-pilar setiap negara, dan perlindungan terhadap rakyatnya, berada pada tiga asas utama:
Pertama: Kekuatan yang dimiliki oleh pemerintahan yang sedang berkuasa.
Kedua: Ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh para ulama dan penelitinya.
Ketiga: Ekonomi yang terfokus pada kelompok pengusaha pemilik modal.
Apabila kita mampu menggoncang pemerintahan, dengan cara memunculkan perseteruan antara ulama dan penguasanya, atau memecah konsentrasi para pemilik modal di negara itu, dengan menarik modalnya ke negara kita atau negara lain, tak diragukan lagi, kita telah menciptakan keberhasilan yang gemilang dan menarik perhatian dunia, karena kita telah meruntuhkan tiga pilar tersebut.
Adapun rakyat jelata setiap negara, yang berjumlah rata-rata 70-80 persen, mereka hanyalah pengikut hukum dan kekuatan yang menguasainya. Mereka disibukkan oleh tuntutan hidupnya, untuk mencari rizki, makan dan tempat tinggalnya. Oleh karena itu, mereka akan membela siapa pun yang sedang berkuasa. Dan untuk mencapai atap setiap rumah, kita harus menaiki tangga utamanya.
Tetangga-tetangga kita dari kaum Ahlus Sunnah dan Wahabi adalah: Turki, Irak, Afganistan, Pakistan, dan banyak negara kecil di pinggiran selatan, serta gerbangnya negara teluk persia, yang tampak seakan negara-negara yang bersatu, padahal sebenarnya berpecah-belah. Daerah-daerah ini, adalah kawasan yang sangat penting sekali, baik di masa lalu, maupun di masa-masa yang akan datang. Ia juga ibarat kerongkongan dunia di bidang minyak bumi. Tidak ada di muka bumi ini kawasan yang lebih sensitif melebihinya. Para penguasa di kawasan ini memiliki taraf hidup yang tinggi, karena penjualan minyak buminya.
Kategori Penduduk di Kawasan Ini
Penduduk di kawasan ini terbagi dalam tiga golongan:
Pertama: Penduduk baduwi dan padang pasir, yang telah ada sejak beratus-ratus tahun lalu.
Kedua: Pendatang yang hijrah dari berbagai pulau dan pelabuhan, yang telah hijrah sejak zaman pemerintahan Syah Isma’il as-Shofawi, dan terus berlangsung hingga zamannya Nadirsyah Afsyar, Karim Khan Zind, Raja al-Qojar, dan keluarga al-Bahlawi. Dan telah banyak perjalanan hijrah dari waktu ke waktu, sejak mulainya revolusi Islam.
Ketiga: Mereka yang berasal dari negara arab lainnya, dan kota-kota pedalaman Iran.
Adapun lahan bisnis, perusahaan ekspor impor dan kontraktor, biasanya dikuasai oleh selain penduduk asli. Sedangkan penduduk asli, kebanyakan mereka hidup dari menyewakan lahan dan jual-beli tanah. Mengenai para keluarga penguasa, biasanya mereka hidup dari gaji pokok penjualan minyak buminya.
Adapun kerusakan masyarakat, budaya, banyaknya praktik yang menyimpang dari islam, itu sangat jelas terlihat. Karena mayoritas penduduk negara-negara ini, telah larut dalam kenikmatan dunia, kefasikan dan perbuatan keji. Banyak dari mereka yang mulai membeli perumahan, saham perusahaan, dan menyimpan modal usahanya di Eropa dan Amerika, khususnya di Jepang, Inggris, Swedia, dan Swiss, karena kekhawatiran mereka akan runtuhnya negara mereka di masa-masa mendatang. Sesungguhnya dengan menguasai negara-negara ini, berarti kita telah menguasai setengah dunia.
Beberapa Tahapan Dalam Menggulirkan Revolusi Ini
Untuk menjalankan misi panjang 50 tahun ini, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah: memperbaiki hubungan kita dengan negara-negara tetangga, dan harus ada hubungan yang kuat dan sikap saling menghormati, antara kita dengan mereka. Bahkan kita juga harus memperbaiki hubungan kita dengan Irak, setelah perang berakhir dan Sadam Husein jatuh, karena menjatuhkan seribu kawan itu lebih ringan, dibanding menjatuhkan satu lawan.
Dengan adanya hubungan politik, ekonomi dan budaya antara kita dengan mereka, tentunya akan masuk sekelompok kader dari Iran ke negara-negara ini, sehingga memungkinkan kita untuk mengirim para duta secara resmi, yang pada hakekatnya adalah pelaksana program revolusi ini, selanjutnya kita akan tentukan misi khusus mereka saat menugaskan dan mengirimkannya.
Janganlah kita beranggapan bahwa 50 tahun adalah waktu yang panjang, karena kesuksesan langkah kita ini benar-benar membutuhkan perencanaan yang berkelanjutan hingga 20 tahun. Sungguh tersebarnya paham syi’ah, yang kita rasakan di banyak negara saat ini, bukanlah buah dari perencanaan 1 atau 2 hari.
Dulunya kita tidak memiliki seorang pun pegawai di negara manapun, apalagi kader dengan jabatan menteri, wakil negara dan presiden. Bahkan dulunya banyak kelompok, seperti Wahabiah, Syafi’iah, Hanafiah, Malikiah, dan Hanbaliah, memandang kita sebagai kelompok yang murtad dari Islam, sehingga pengikut mereka telah berkali-kali mengadakan pemusnahan kaum syi’ah secara massal. Memang benar kita tidak merasakan pahitnya hari-hari itu, tetapi nenek moyang kita pernah merasakannya. Kehidupan kita hari ini adalah buah dari gagasan, pemikiran dan langkah mereka. Mungkin juga kita tidak akan hidup di masa depan, akan tetapi revolusi dan madzhab kita akan tetap ada.
Untuk menunaikan misi ini, tidaklah cukup hanya dengan mengorbankan hidup, atau apapun yang paling berharga sekalipun, akan tetapi juga membutuhkan pemrograman yang telah matang dikaji.
Harus ada perencanaan untuk masa depan, walaupun untuk 500 tahun ke depan, apalagi hanya 50 tahun saja. Karena kita adalah pewaris berjuta-juta syuhada’, yang gugur di tangan setan-setan yang mengaku muslim, darah mereka terus mengalir dalam sejarah, sejak meninggalnya Rasul hingga hari ini. Dan cucuran darah itu tidak akan kering, sehingga setiap orang yang mengaku muslim, meyakini hak Ali dan keluarga Rasulullah, mengakui kesalahan nenek moyang mereka, dan mengakui syi’ah sebagai pewaris utama ajaran Islam.
Beberapa Tahapan Penting Dalam Perjalanan Misi Ini
Tahap Pertama (sepuluh tahun pertama):
Kita tidak ada masalah dalam menyebarkan madzhab syi’ah di Afganistan, Pakistan, Turki, Iran dan Bahrain. Karena itu, kita akan menjadikan tahapan sepuluh tahun kedua, sebagai tahapan pertama di 5 negara ini.
Sedangkan tugas para duta kita di belahan negara lain adalah tiga hal:
Pertama: Membeli lahan tanah, perumahan dan perhotelan.
Kedua: Menyediakan lapangan pekerjaan, kebutuhan hidup dan fasilitasnya kepada para pengikut paham syi’ah, agar mereka mau hidup di rumah yang dibeli, sehingga bertambah banyak jumlah penduduk yang sepaham dengan kita.
Ketiga: Membangun jaringan dan relasi yang kuat dengan para pemodal di pasar dagang, dengan para pegawai kantor, khususnya mereka yang menjabat sebagai kepala tinggi, dengan tokoh publik dan dengan siapapun yang memiliki hak keputusan penuh di berbagai instansi negara.
Di sebagian negara-negara ini, ada beberapa daerah, yang sedang dalam proyek pengembangan, bahkan di sana ada rencana proyek pengembangan untuk puluhan desa, kampung, dan kota kecil lainnya. Tugas wajib para duta yang kita kirim adalah membeli sebanyak mungkin rumah di desa itu, untuk kemudian dijual dengan harga yang pantas kepada orang yang mau menjual hak miliknya di pusat kota. Sehingga dengan langkah ini, kota yang padat penduduknya bisa kita rebut dari tangan mereka.
Tahap Kedua (sepuluh tahun kedua):
Kita harus mendorong masyarakat syi’ah untuk menghormati UU, taat kepada para pelaksana UU dan pegawai negara, serta berusaha mendapatkan surat ijin resmi untuk berbagai acara ritual syi’ah, pendirian masjid, dan husainiyyat. Karena surat ijin resmi tersebut, akan kita ajukan sebagai tanda bukti resmi di masa-masa mendatang untuk mengadakan berbagai acara dengan bebas.
Kita juga harus berkonsentrasi pada kawasan yang tinggi tingkat kepadatan penduduknya, untuk kita jadikan sebagai tempat diskusi tentang masalah-masalah (syiah) yang sangat sensitif.
Para duta syi’ah, -pada dua tahapan ini- diharuskan untuk mendapatkan kewarganegaraan dari negara yang ditempatinya, dengan memanfaatkan relasi atau hadiah yang sangat berharga sekalipun. Mereka juga harus mendorong para kadernya agar menjadi pegawai negeri, dan segera masuk -khususnya- dalam barisan militer negara.
Pada pertengahan tahap kedua: Harus dihembuskan -secara rahasia dan tidak langsung- isu bahwa ulama Ahlus Sunnah dan Wahabiah adalah penyebab kerusakan di masyarakat, dan berbagai praktek menyimpang syariat yang banyak terjadi di negara itu. Yaitu melalui selebaran-selebaran yang berisi kritikan, dengan mengatas-namakan sebagian badan keagamaan atau tokoh Ahlus Sunnah dari negara lain. Tak diragukan lagi, ini akan memprovokasi sejumlah besar rakyat negara itu, sehingga pada akhirnya mereka akan menangkap pimpinan agama atau figur Ahlus Sunnah yang dituduh itu, atau kemungkinan lain; rakyat negara itu akan menolak isi selebaran itu, dan para ulamanya akan membantahnya dengan sekuat tenaga. Dan setelah itu kita munculkan banyak huru hara, yang akan berakibat pada diberhentikannya penanggung jawab masalah itu, atau digantikannya dengan staf yang baru.
Langkah ini, akan menyebabkan buruknya kepercayaan pemerintah kepada seluruh ulama di negaranya, sehingga menjadikan mereka tidak bisa menyebarkan agama, membangun masjid dan pusat pendidikan agama. Selanjutnya pemerintah akan menganggap seluruh ajakan yang berbau agama sebagai bentuk pelanggaran terhadap peraturan negara.
Ditambah lagi, akan berkembang rasa benci dan saling menjauh antara penguasa dengan ulama di negara itu, sehingga Ahlus Sunnah dan Wahabiyah akan kehilangan pelindung mereka dari dalam, padahal tidak mungkin ada orang yang melindungi mereka dari luar.
Tahap Ketiga (sepuluh tahun ketiga):
Pada tahap ini, telah terbangun jaringan yang kuat, antara duta-duta kita dengan para pemilik modal dan pegawai atasan, diantara mereka juga banyak yang telah masuk dalam barisan militer dan jajaran pemerintahan, yang bekerja dengan penuh ketenangan dan hati-hati, tanpa ikut campur dalam urusan agama, sehingga kepercayaan penguasa lebih meningkat lagi dari sebelumnya.
Pada tahapan ini, di saat berkembangnya perseteruan, perpecahan, dan iklim yang memanas antara penguasa dengan ulama, maka diharuskan kepada sebagian ulama terkemuka syiah yang telah menjadi penduduk negara itu, untuk mensosialisasikan keberpihakan mereka kepada penguasa negara itu, khususnya pada musim-musim ritual keagamaan (syi’ah), sekaligus menampakkan bahwa syi’ah adalah aliran yang tak membahayakan pemerintahan mereka. Apabila situasi memungkinkan mereka untuk bersosialisasi melalui media informasi yang ada, maka janganlah ragu-ragu memanfaatkannya untuk menarik perhatian para penguasa, sehingga mereka senang dan menempatkan kader kita pada jabatan pemerintahan, dengan tanpa ada rasa takut atau cemas dari mereka.
Pada tahapan ini, dengan adanya perubahan yang terjadi di banyak pelabuhan, pulau, dan kota lainnya di negara kita, ditambah dengan devisa perbankan kita yang terus meningkat, kita akan merencanakan langkah-langkah untuk menjatuhkan perekonomian negara-negara tetangga. Tentu saja para pemilik modal dengan alasan keuntungan, keamanan dan stabilitas ekonomi, akan mengirimkan seluruh rekening mereka ke negara kita; dan ketika kita memberikan kebebasan kepada semua orang, dalam menjalankan seluruh kegiatan ekonominya, dan pengelolaan rekening banknya di negara kita, tentunya negara mereka akan menyambut rakyat kita, atau bahkan memberikan kemudahan dalam kerjasama ekonomi.
Tahap Keempat (sepuluh tahun keempat):
Pada tahap ini, telah terhampar di depan kita fenomena; dimana banyak negara yang para penguasa dan ulamanya saling bermusuhan, pebisnis yang hampir bangkrut dan lari, serta masyarakat yang tak aman, sehingga siap menjual hak miliknya dengan separo harga sekalipun, agar mereka bisa pindah ke daerah yang aman.
Di saat terjadinya kegentingan inilah, para duta kita akan menjadi pelindung bagi hukum dan para penguasanya. Apabila para duta itu bekerja dengan sungguh-sungguh, tentunya mereka akan mendapatkan jabatan terpenting dalam pemerintahan dan kemiliteran, sehingga dapat mempersempit jurang pemisah antara para pemilik perusahaan yang ada dengan para penguasa.
Keadaan seperti ini, memungkinkan kita untuk menuduh mereka yang bekerja dengan tulus untuk penguasa sebagai para penghianat negara, dan ini akan menyebabkan diberhentikannya mereka atau bahkan diusir dan diganti dengan kader kita.
Langkah ini akan membuahkan dua keuntungan, pertama: Pengikut kita akan mendapat kepercayaan yang lebih baik dari sebelumnya. Kedua: Kebencian ahlus sunnah akan semakin meningkat, karena meningkatnya kekuatan syi’ah di berbagai instansi negara. Ini akan mendorong ahlus sunnah untuk meningkatkan langkah menentang penguasa. Di saat seperti itu, kader-kader kita harus bersanding membela penguasa, dan mengajak masyarakat untuk berdamai dan tetap tenang. Dan pada saat yang bersamaan, mereka akan membeli kembali rumah dan barang yang semula akan mereka tinggalkan.
Tahap Kelima (sepuluh tahun terakhir):
Pada sepuluh tahun kelima, tentunya iklim dunia telah siap menerima revolusi, karena kita telah mengambil tiga pilar utama dari mereka, yang meliputi: keamanan dan ketenangan dan kenyamanan. Sedangkan pemerintahan yang berkuasa, akan menjadi seperti kapal ditengah badai dan nyaris tenggelam, sehingga menerima semua masukan yang akan menyelamatkan jiwanya.
Di saat seperti ini, kita akan memberikan masukan melalui beberapa tokoh penting dan terkenal, untuk membentuk himpunan rakyat dalam rangka memperbaiki keadaan negara, dan kita akan membantu penguasa untuk mengawasi berbagai instansi dan mengamankan negara. Tak diragukan lagi, tentunya mereka akan menerima usulan itu, sehingga para kader pilihan kita akan mendapatkan hampir keseluruhan kursi di dalamnya. Kenyataan ini tentu akan menyebabkan larinya para pengusaha, ulama dan pegawai setia pemerintahan, sehingga kita akan dapat menggulirkan revolusi islam kita, ke berbagai negara, tanpa menimbulkan peperangan atau pertumpahan darah.
Seandainya, pada sepuluh tahun terakhir, rencana ini tidak membuahkan hasil, kita tetap bisa mengadakan revolusi rakyat dan merebut kekuasaan dari tangan penguasa.
Apabila penganut syi’ah adalah penduduk, penghuni dan rakyat negara itu, maka berarti kita telah menunaikan kewajiban, yang bisa kita pertanggung-jawabkan di depan Allah, agama, dan madzhab kita. Bukan tujuan kita untuk mengantarkan seseorang kepada tampuk pimpinan, tetapi tujuan kita hanyalah menggulirkan revolusi, sehingga kita mampu mengangkat bendera kemenangan agama tuhan ini, dan menampakkan nilai-nilai kita di seluruh negara. Selanjutnya kita mampu maju melawan dunia kafir dengan kekuatan yang lebih besar, dan menghias alam dengan cahaya Islam dan ajaran syi’ah, sampai datangnya imam Mahdi yang dinantikan))
–selesai sudah naskah misi revolusi itu–
Lihatlah wahai para pembaca… betapa busuknya rencana mereka… betapa besarnya kebencian mereka terhadap Ahlus Sunnah… Kita sekarang tahu bahwa Syi’ah bukanlah sekedar aliran paham biasa, akan tetapi ia sekarang berubah menjadi aliran pergerakan politik yang bisa merongrong eksistensi negara.. Lihatlah bagaimana mereka merencanakan pengguliran revolusi sedikit demi sedikit, bagaimana mereka menjadikan dutanya sebagai alat penyebar aliran, sekaligus alat politiknya.
Subhanallah… semoga Allah menyelamatkan kita Ahlus Sunnah wal Jama’ah (ISLAM) dari tipu daya mereka.
Allah berfirman (yang artinya): “Mereka membuat tipu daya, maka Allah pun membalas dengan tipu daya. Dan Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya…” (Qs Ali Imron: 54)
Semoga tulisan ini bisa menyadarkan mereka yang menyuarakan, perlunya pendekatan antara Syi’ah dan Ahlus Sunnah.
Sungguh mengherankan, adakah yang masih mengharapkan kebaikan dari kaum yang selalu berbohong atas Allah dan Rasul-Nya… Adakah yang masih ingin membangun kerukunan dengan kaum yang meyakini bahwa Al-Qur’an sudah tidak orisinil lagi… Adakah yang masih mengharapkan bersanding dengan kaum yang mengkafirkan Abu Bakar, Umar, Utsman, bahkan seluruh Sahabat Rasul, kecuali tiga saja (Salman al-Farisy, Miqdad dan Abu Dzar)… Adakah yang masih berprasangka baik kepada kaum yang menuduh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam selama hidupnya telah berzina dengan Aisyah… Adakah Ahlus Sunnah yang masih menganggap baik kaum yang telah membunuh ratusan bahkan ribuan ulama Ahlus Sunnah di Iran dan negara lainnya… Adakah Ahlus Sunnah yang masih toleran dengan kaum yang tidak mengizinkan satu pun masjid Ahlus Sunnah di Teheran Ibu kota Iran…. Sungguh tidak pernah habis rasa heran ini melihat kenyataan yang ada di lapangan…
Mungkin banyak diantara kita yang tidak melihat bukti nyata dari omongan diatas… mungkin ada yang mengatakan bahwa fakta di atas adalah sebatas tuduhan yang tak beralasan… tapi ingatlah bahwa diantara inti ajaran kaum Syi’ah adalah TAKIYAH, yakni: membohongi publik untuk keselamatan diri… ingatlah bahwa bohong semacam itu dalam akidah mereka adalah amalan ibadah yang berpahala… Ingatlah hadits palsu yang selalu mereka gembar-gemborkan: “Tidak punya agama, siapa pun yang tidak menerapkan takyiah.”
Ternyata selama ini, kita tidak melihat kejanggalan yang ada pada mereka, disebabkan takiyah (baca: kebohongan) mereka kepada kita… Ternyata selama ini tidak terlihat perbedaan yang mendasar antara kita dan mereka, karena tabir tebal yang mereka gunakan untuk menutupi kebusukan batin… Tapi itulah, sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh juga… Selincah-lincah kuda berlari pasti akan terpeleset juga… Inilah diantara bukti semerbaknya bau busuk mereka… Alhamdulillah.. awwalan wa aakhiron berkat Allah azza wa jall terbuka juga misi rahasia jangka panjang mereka…
Subhanakallahumma wa bihamdika… wa tabaarakasmuk wa ta’ala jadduk… wa laa ilaaha ghoiruk…
***
Sumber artikel: http://www.albayan-magazine.com/sereah.htm
Penerjemah: Addariny
Dipublikasi ulang oleh muslim.or.id dengan beberapa editing
Jumat, 05 Juni 2015
SNTV·
MEMULIAKAN
Malam telah larut dan sebentar lagi pagi akan datang. Aku masih larut melihat perkembangan bursa di New York. Dari tadi siang aku malas membuka email karena melihat perkembangan pasar yang semakin memburuk. Keliatannya hari hari kedepan tak ada lagi yang bisa diharapkan kecuali bertahan dalam situasi buruk. Teman mengatakan dalam gurauan kepadaku bahwa ini saatnya kita surfing diatas gelombang ganas. Lihatlah tak banyak yang bisa selamat tapi ini tantangan untuk menguji siapa yang qualified melewati putaran waktu. SMS datang” sudah baca email dari Kedutaan? Anda diundang untuk datang menghadap Raja mereka” saya terkejut. Bersegera saya membuka email. Benarlah , email ini datang dari tadi siang. Terbayang upaya hampir setengah tahun untuk mendapatkan clients potensial kini peluang terbuka dengan adanya undangan untuk presentasi. Walau kemungkinan berhasil masih sangat jauh namun setidaknya ini titik awal untuk sebuah harapan. Akupun bersegera membuka file presentasi untuk mempertajam materi dan menambah sedikit bahan sesuai hasil riset mutakhir.
Pagi pagi aku bersama team sudah berada di Airport untuk terbang memenuhi undangan. Dijadwalkan ,setiba dibandara aku akan dijemput oleh asisten kerajaan. Kemudian akan diantar ke tempat istirahat kerajaan sambil menunggu jadwal pertemuan khusus dengan Raja. Setelah pertemuan dengan Raja, maka keesokan harinya dijadwalkan untuk menghadiri presentasi dengan pejabat terkait. Penerbangan first class itu sangat nyaman. Didalam pesawat aku berusaha membaca indicator mutakhir ekonomi dan social Negara yang akan aku kunjungi itu. Ketika mendarat , cuaca cukup cerah. Pejabat yang menjemput kami nampak tersenyum ramah membawa kami ke limosine untuk menuju hotel. Sesampai di Holel Kerajaan, pejabat itu memberikan kesempatan kami untuk istirahat dan dia langsung kembali kekantornya. Pejabat itu berpesan bahwa besok jadwal pertemuanku dengan Raja. Hanya aku saja tanpa didampingi team. Jam 7 malam jemputan akan sampai dihotel untuk acara makan malam jam 8 bersama Raja. Aku mengangguk.
Aku bekerja bersama team sampai mendekati subuh untuk memantapkan segala persiapan. Setelah sholat subuh aku memilih untuk istirahat dan tidur. Begitupula dengan team lainnya. Sebelum berangkat tidur, telp cellularku bordering.
“ Pah” suara istriku diseberang.
“ Ya” Aku menangkap ada sesuatu dirumah. Karena tidak seperti biasanya instriku menelphone sepagi ini.
“ Papa, tenang aja. “
“ Ya tenang, Ada apa “
“ Bunda, karena serangan jantung ringan.”
“ Sekarang Bunda ada dimana ?
“ Dirumah sakit. Mama dampingi bunda terus. Kata doctor keadaannya sudah membaik. Papa tenang aja. Adik adik semua ada disini kumpul. Bunda dibawah perawatan dokter terbaik. Kita berdoa aja semoga keadaan bunda semakin membaik. “
Terkesan bagiku , istri berusaha menenangkan aku bahwa keadaan bunda baik baik saja tapi diapun tidak bisa menyembunyikan kekawatiran akan keadaan bunda. Seusai menerima telephone itu, batinku mendesakku untuk segera pulang. Tapi bagaimana dengan rencana kunjungan ini. Bagaimana perasaan teamku bila pertemuan ini gagal karena aku harus segera pulang. Apalagi perjuangan mendapatkan clients ini sudah berlangsung lebih dari setengah tahun. Namun hatiku tidak bisa tenang dengan segala pemikiran tentang masa depan usahaku. Aku hanya memikirkan tentang hari ini dimana bunda sedang sakit dan aku harus ada disampingnya.
“ Apakah itu tidak bisa ditunda lusa saja atau besok saja setelah kamu bertemu dengan raja” kata salah satu teamku. Dia dapat memaklumi sikapku namun dia juga meminta kebijakanku soal kelangsungan business kami.
“ Ibu saya sakit dan ini tidak sederhana. Aku tidak bisa memaafkan diriku bila aku sampai menunda pulang. “ Kataku dengan wajah bingung. Aku terduduk sambil mengusap kepala. Bayanganku terus kepada bunda.
“ Tapi bagaimana dengan rencana kita “
“ Maafkan aku…” Kataku menatapkanya dengan wajah sesal, Berharap teamku dapat memaklumi. Semua anggota team terdiam. Akhirnya salah satu dari mereka berkata “ Kamu benar.! Kalau begitu kita putuskan pulang hari ini. “ Kata mereka dengan tersenyum seakan berusaha menutupi keadaan posisiku agar tidak merasa bersalah karena keputusanku untuk pulang
Jam 8 pagi aku menelhone pejabat penghubung kami dengan kerajaan dan menyampaikan alasan kami untuk pulang.
“ Yang harus anda ketahui bahwa tidak pernah satu kalipun Raja kami dibatalkan pertemuannya oleh orang lain. Ini penghinaan. Sikap protokoler istana akan sangat keras. “
“ Mengapa ?“
“ Kamu sudah setuju untuk datang dan kini mendadak kamu batalkan sepihak karena alasan yang tidak masuk akal”
“ Ini soal ibu saya.”
Pejabat itu hanya terdiam dengan wajah terkesan marah.
“ Maafkan kami. Semua akomodasi dan ticket yang sudah kerajaan keluarkan akan kami ganti. Ini kesalahan kami dan kami akan membayar kesalahan itu.” kataku
“ Reputasi anda juga akan hancur” Kata pejabat itu dengan nada mengancam.
“ Kami sadar akan itu. Sekali lagi maafkan kami”
Nampak pejabat itu berbicara melalui telp dengan nada penuh hormat.
“ Tadi berusan saja pangeran bebricara dengan saya dan ia sangat marah karena pembatalan pertemuan ini. “ Kata pejabat itu.
“ Apakah aku bisa bicara dengan beliau”
“ Tidak perlu. “ katanya tegas dan kesal.
Aku bersama team berangkat menuju bandara. Rencananya . aku langsung pulang ke Jakarta. Sementara teamku kembali ke Hong Kong. Sesampai dibandara, nampak sekuriti sangat ketat. Supir taksi yang kami tumpangi mengatakan bahwa Raja datang ke Bandara. Kami terpaksa turun agak jauh dari gate keberangkatan. Ketika aku bersama team melangkah menuju bandara keberangkatan, salah satu pejabat yang mengenal kami bersegera berlari kearah kami. Dengan ramah pejabat itu berkata” raja ingin bertemu dengan kamu”. Aku mengangguk dengan melangkah agak ragu mengikuti pejabat itu keruang VVIP.
Ketika melewati kuridor bandara seorang petugas mengambil passportku dengan ramah. Aku terus melangkah dalam perasaan penuh tanya. Ada apa gerangan ini?. Ketika pintu ruangan VVIP terbuka, nampak sang Raja didampingi putra mahkota tersenyum ramah kearahku. Tanpa sungkan dia memelukku sambil mencium pipiku.
“ Saya mendengar kabar bahwa ibunda anda sakit dan anda harus segera pulang. Benarkah itu ?
“ Maafkan aku ya yang mulia. Bukan bermaksud tidak menghormati undangan Yang Mulia tapi keadaan ibu memang memerlukan kehadiranku disampingnya.”
“ Pulanglah. Urusan dunia ini tidak penting. Memuliakan ibu adalah memuliakan Allah. Tak ada ibadah terbaik didunia ini selain berbakti kepada ibu. Sampaikan salam saya kepada ibu anda. Doa saya akan menyertainya.” Kata kata itu meluncur begitu sejuknya. Aku sampai terharu. DIhadapanku ada seorang raja yang kaya raya dan dihormati namun tetap lebih menghormati seorang ibu.
“ Terimakasih ya Yang Mulia”
“ Saya yang harus berterimakasih kepadamu. Karena lewat peristiwa ini, saya bisa memberikan pelajaran berharga kepada putra saya. Bahwa tak penting berapa peluang business yang akan diraih namun bila saatnya datang untuk memuliakan orang tua maka itulah yang lebih diutamakan. ‘ kata Raja itu sambil menatap kearah putra mahkotanya.
Usai pertemuan itu , aku bersama pejabat penghubung kerajaan keluar ruangan VVIP menuju bandara keberangkatan. Pejabat itu berkata” Yang Mulia Raja meminta anda pulang dengan jet pribadinya. Sementara team anda tetap disini untuk melanjutkan pertemuan dengan pejabat terkait. Raja juga telah memutuskan untuk memilih perusahaan anda sebagai mitra kami. Selamat. “
Anggota team saya nampak berlinang air mata ketika mendengar kata kata itu. “ Bila kita muliankan ibu maka Allah akan memuliakan kita. Tentu yang sulit menjadi mudah, yang sempit menjadi lapang. Anda benar dan kami percaya sikap anda. “ kata salah satu anggota team saya sambil memeluk saya.
Ketika sampai di bandara, aku langsung ke rumah sakit. Setiba dirumah sakit, istriku sudah menunggu dan membawaku keruangan bunda dirawat. Kucium kening bunda dan nampak matanya terbuka, Bunda tersenyum” Kaukah itu nak ? “
“ Ya , bunda.”
“ Siapa yang bilang bunda sakit. Bunda engga apa apa.” Bunda menoleh kearah istriku “ Jangan kau ganggu anakku bekerja. Soal begini tak perlulah dikabarkan. Kau pikir mudah untuk kembali dari luar negeri ke sini. Lagian disana dia tidak main main. Dia kerja. “ Bunda mengomeli istriku. Itulah bunda, dalam keadaan apapun beliau tetap tidak ingin membuat anaknya repot. Andaikan tangannya masih kokoh, langkahnya masih kuat itu akan selalu digunakannya untuk membimbing anak anaknya melangkah tegar dalam ketertatihan. Senandungnya akan terus terdengar mengantar anaknya tidur bahwa besok akan selalu baik baik saja, dan bunda akan selalu ada disampingmu, nak…
Oktober 2012
Dubai..
#Repost By:
🌏MUSLIM ENTREPRENUER🌍
"Sharing Info Usaha & Permodalan via WA Group"
Reg. via WA 0858 3563 9084
-----------------------------------
Sila dishare👤👥
Malam telah larut dan sebentar lagi pagi akan datang. Aku masih larut melihat perkembangan bursa di New York. Dari tadi siang aku malas membuka email karena melihat perkembangan pasar yang semakin memburuk. Keliatannya hari hari kedepan tak ada lagi yang bisa diharapkan kecuali bertahan dalam situasi buruk. Teman mengatakan dalam gurauan kepadaku bahwa ini saatnya kita surfing diatas gelombang ganas. Lihatlah tak banyak yang bisa selamat tapi ini tantangan untuk menguji siapa yang qualified melewati putaran waktu. SMS datang” sudah baca email dari Kedutaan? Anda diundang untuk datang menghadap Raja mereka” saya terkejut. Bersegera saya membuka email. Benarlah , email ini datang dari tadi siang. Terbayang upaya hampir setengah tahun untuk mendapatkan clients potensial kini peluang terbuka dengan adanya undangan untuk presentasi. Walau kemungkinan berhasil masih sangat jauh namun setidaknya ini titik awal untuk sebuah harapan. Akupun bersegera membuka file presentasi untuk mempertajam materi dan menambah sedikit bahan sesuai hasil riset mutakhir.
Pagi pagi aku bersama team sudah berada di Airport untuk terbang memenuhi undangan. Dijadwalkan ,setiba dibandara aku akan dijemput oleh asisten kerajaan. Kemudian akan diantar ke tempat istirahat kerajaan sambil menunggu jadwal pertemuan khusus dengan Raja. Setelah pertemuan dengan Raja, maka keesokan harinya dijadwalkan untuk menghadiri presentasi dengan pejabat terkait. Penerbangan first class itu sangat nyaman. Didalam pesawat aku berusaha membaca indicator mutakhir ekonomi dan social Negara yang akan aku kunjungi itu. Ketika mendarat , cuaca cukup cerah. Pejabat yang menjemput kami nampak tersenyum ramah membawa kami ke limosine untuk menuju hotel. Sesampai di Holel Kerajaan, pejabat itu memberikan kesempatan kami untuk istirahat dan dia langsung kembali kekantornya. Pejabat itu berpesan bahwa besok jadwal pertemuanku dengan Raja. Hanya aku saja tanpa didampingi team. Jam 7 malam jemputan akan sampai dihotel untuk acara makan malam jam 8 bersama Raja. Aku mengangguk.
Aku bekerja bersama team sampai mendekati subuh untuk memantapkan segala persiapan. Setelah sholat subuh aku memilih untuk istirahat dan tidur. Begitupula dengan team lainnya. Sebelum berangkat tidur, telp cellularku bordering.
“ Pah” suara istriku diseberang.
“ Ya” Aku menangkap ada sesuatu dirumah. Karena tidak seperti biasanya instriku menelphone sepagi ini.
“ Papa, tenang aja. “
“ Ya tenang, Ada apa “
“ Bunda, karena serangan jantung ringan.”
“ Sekarang Bunda ada dimana ?
“ Dirumah sakit. Mama dampingi bunda terus. Kata doctor keadaannya sudah membaik. Papa tenang aja. Adik adik semua ada disini kumpul. Bunda dibawah perawatan dokter terbaik. Kita berdoa aja semoga keadaan bunda semakin membaik. “
Terkesan bagiku , istri berusaha menenangkan aku bahwa keadaan bunda baik baik saja tapi diapun tidak bisa menyembunyikan kekawatiran akan keadaan bunda. Seusai menerima telephone itu, batinku mendesakku untuk segera pulang. Tapi bagaimana dengan rencana kunjungan ini. Bagaimana perasaan teamku bila pertemuan ini gagal karena aku harus segera pulang. Apalagi perjuangan mendapatkan clients ini sudah berlangsung lebih dari setengah tahun. Namun hatiku tidak bisa tenang dengan segala pemikiran tentang masa depan usahaku. Aku hanya memikirkan tentang hari ini dimana bunda sedang sakit dan aku harus ada disampingnya.
“ Apakah itu tidak bisa ditunda lusa saja atau besok saja setelah kamu bertemu dengan raja” kata salah satu teamku. Dia dapat memaklumi sikapku namun dia juga meminta kebijakanku soal kelangsungan business kami.
“ Ibu saya sakit dan ini tidak sederhana. Aku tidak bisa memaafkan diriku bila aku sampai menunda pulang. “ Kataku dengan wajah bingung. Aku terduduk sambil mengusap kepala. Bayanganku terus kepada bunda.
“ Tapi bagaimana dengan rencana kita “
“ Maafkan aku…” Kataku menatapkanya dengan wajah sesal, Berharap teamku dapat memaklumi. Semua anggota team terdiam. Akhirnya salah satu dari mereka berkata “ Kamu benar.! Kalau begitu kita putuskan pulang hari ini. “ Kata mereka dengan tersenyum seakan berusaha menutupi keadaan posisiku agar tidak merasa bersalah karena keputusanku untuk pulang
Jam 8 pagi aku menelhone pejabat penghubung kami dengan kerajaan dan menyampaikan alasan kami untuk pulang.
“ Yang harus anda ketahui bahwa tidak pernah satu kalipun Raja kami dibatalkan pertemuannya oleh orang lain. Ini penghinaan. Sikap protokoler istana akan sangat keras. “
“ Mengapa ?“
“ Kamu sudah setuju untuk datang dan kini mendadak kamu batalkan sepihak karena alasan yang tidak masuk akal”
“ Ini soal ibu saya.”
Pejabat itu hanya terdiam dengan wajah terkesan marah.
“ Maafkan kami. Semua akomodasi dan ticket yang sudah kerajaan keluarkan akan kami ganti. Ini kesalahan kami dan kami akan membayar kesalahan itu.” kataku
“ Reputasi anda juga akan hancur” Kata pejabat itu dengan nada mengancam.
“ Kami sadar akan itu. Sekali lagi maafkan kami”
Nampak pejabat itu berbicara melalui telp dengan nada penuh hormat.
“ Tadi berusan saja pangeran bebricara dengan saya dan ia sangat marah karena pembatalan pertemuan ini. “ Kata pejabat itu.
“ Apakah aku bisa bicara dengan beliau”
“ Tidak perlu. “ katanya tegas dan kesal.
Aku bersama team berangkat menuju bandara. Rencananya . aku langsung pulang ke Jakarta. Sementara teamku kembali ke Hong Kong. Sesampai dibandara, nampak sekuriti sangat ketat. Supir taksi yang kami tumpangi mengatakan bahwa Raja datang ke Bandara. Kami terpaksa turun agak jauh dari gate keberangkatan. Ketika aku bersama team melangkah menuju bandara keberangkatan, salah satu pejabat yang mengenal kami bersegera berlari kearah kami. Dengan ramah pejabat itu berkata” raja ingin bertemu dengan kamu”. Aku mengangguk dengan melangkah agak ragu mengikuti pejabat itu keruang VVIP.
Ketika melewati kuridor bandara seorang petugas mengambil passportku dengan ramah. Aku terus melangkah dalam perasaan penuh tanya. Ada apa gerangan ini?. Ketika pintu ruangan VVIP terbuka, nampak sang Raja didampingi putra mahkota tersenyum ramah kearahku. Tanpa sungkan dia memelukku sambil mencium pipiku.
“ Saya mendengar kabar bahwa ibunda anda sakit dan anda harus segera pulang. Benarkah itu ?
“ Maafkan aku ya yang mulia. Bukan bermaksud tidak menghormati undangan Yang Mulia tapi keadaan ibu memang memerlukan kehadiranku disampingnya.”
“ Pulanglah. Urusan dunia ini tidak penting. Memuliakan ibu adalah memuliakan Allah. Tak ada ibadah terbaik didunia ini selain berbakti kepada ibu. Sampaikan salam saya kepada ibu anda. Doa saya akan menyertainya.” Kata kata itu meluncur begitu sejuknya. Aku sampai terharu. DIhadapanku ada seorang raja yang kaya raya dan dihormati namun tetap lebih menghormati seorang ibu.
“ Terimakasih ya Yang Mulia”
“ Saya yang harus berterimakasih kepadamu. Karena lewat peristiwa ini, saya bisa memberikan pelajaran berharga kepada putra saya. Bahwa tak penting berapa peluang business yang akan diraih namun bila saatnya datang untuk memuliakan orang tua maka itulah yang lebih diutamakan. ‘ kata Raja itu sambil menatap kearah putra mahkotanya.
Usai pertemuan itu , aku bersama pejabat penghubung kerajaan keluar ruangan VVIP menuju bandara keberangkatan. Pejabat itu berkata” Yang Mulia Raja meminta anda pulang dengan jet pribadinya. Sementara team anda tetap disini untuk melanjutkan pertemuan dengan pejabat terkait. Raja juga telah memutuskan untuk memilih perusahaan anda sebagai mitra kami. Selamat. “
Anggota team saya nampak berlinang air mata ketika mendengar kata kata itu. “ Bila kita muliankan ibu maka Allah akan memuliakan kita. Tentu yang sulit menjadi mudah, yang sempit menjadi lapang. Anda benar dan kami percaya sikap anda. “ kata salah satu anggota team saya sambil memeluk saya.
Ketika sampai di bandara, aku langsung ke rumah sakit. Setiba dirumah sakit, istriku sudah menunggu dan membawaku keruangan bunda dirawat. Kucium kening bunda dan nampak matanya terbuka, Bunda tersenyum” Kaukah itu nak ? “
“ Ya , bunda.”
“ Siapa yang bilang bunda sakit. Bunda engga apa apa.” Bunda menoleh kearah istriku “ Jangan kau ganggu anakku bekerja. Soal begini tak perlulah dikabarkan. Kau pikir mudah untuk kembali dari luar negeri ke sini. Lagian disana dia tidak main main. Dia kerja. “ Bunda mengomeli istriku. Itulah bunda, dalam keadaan apapun beliau tetap tidak ingin membuat anaknya repot. Andaikan tangannya masih kokoh, langkahnya masih kuat itu akan selalu digunakannya untuk membimbing anak anaknya melangkah tegar dalam ketertatihan. Senandungnya akan terus terdengar mengantar anaknya tidur bahwa besok akan selalu baik baik saja, dan bunda akan selalu ada disampingmu, nak…
Oktober 2012
Dubai..
#Repost By:
🌏MUSLIM ENTREPRENUER🌍
"Sharing Info Usaha & Permodalan via WA Group"
Reg. via WA 0858 3563 9084
-----------------------------------
Sila dishare👤👥
Ukhti salihah, Ukhti pernah mendengar kata syiah? Syiah Rafidhah,
Syiah Ja’fariyyah, Syiah Itsna Asyariyyah, Syiah Imamiyyah sejatinya
nama-nama yang menunjukkan satu sekte yang menyeru kepada kesesatan,
kebid’ahan, kedustaan, kedzaliman, mengkultuskan Ali radhiallahu’nahu dan ahlul bait Nabi shallallahu’alaihi wasallam dengan kecintaan yang melampui batas.
Lalu apa hubungannya dengan Yahudi?
Abdullah bin Saba’, pencetus lahirnya sekte Syiah adalah seorang Yahudi dari Yaman, datang ke Madinah dengan membawa kedengkian kepada Islam kala itu.
Saat kepemimpinan Utsman radhiallahu’anhu, dia menghasut kaum muslimin dengan menebarkan isu bahwa yang berhak menjadi khalifah adalah Ali radhiallahu’anhu. Ia juga menuding Abu Bakr dan Umar telah berbuat dzalim karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah mewasiatkan kepemimpinan kepada Ali sebagaimana wasiat Musa kepada Yusya’ Bin Nun.
Kebohongan ini tersebar luas dikalangan orang-orang bodoh hingga merekapun mengkultuskan Ali radhiallahu’anhu. Puncak kesesatan mereka adalah menjadikan Ali radhiallahu’anhu sebagai sesembahan selain Allah. Ahli sejarah menyebutkan, pada akhirnya mereka dibakar Ali radhiallahu’anhu, setelah beliau menjadi khalifah menggantikan Utsman radhiallahu’anhu.
Sekelumit asal muasal munculnya sekte syiah diatas bisa kita simpulkan bahwa hubungan Yahudi dengan Syiah begitu dekat. Tak heran bila keduanya memiliki banyak kesamaan. Apa saja kesamaan itu? Kita simak keterangan berikut,
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah merinci persamaan dua agama tersebut diantaranya,
Pertama,
Yahudi mengatakan,
“Tidak sah pengangkatan seorang raja kecuali berasal dari keluarga Dawud.”
Syiah Istna Asyariyah mengatakan,
Tidak sah pengangkatan seorang imam kecuali berasal dari keluarga Ali radhiallahu’anhu.
Kedua,
Yahudi mengatakan,
“Tidak ada syariat jihad fi sabilillah hingga munculnya Al Masih Al Dajjal dan terhunusnya pedang.”
Syiah Itsna Asyariayah berkata,
Tidak ada jihad fi sabilillah hingga keluarnya Imam Mahdi dan terdengar seruan penyeru dari langit.
Ketiga,
Yahudi mengakhirkan shalat hingga bermuculan bintang-bintang.
Syiah Itsna Asyariyah juga melakukan hal yang sama, mengakhirkan shalat maghrib hingga bermunculan bintang-bintang.
Padahal Nabi shallallahu’alaihi wasallam telah memperingatkan kita,
Keempat,
Yahudi mengubah Taurat.
Syiah Itsna asyariyah merubah Al Qur’an.
Kelima,
Yahudi dan Syiah Itsna Asyariyah sama-sama tidak mengakui syariat mengusap khuf (saat berwudhu).
Keenam,
Yahudi membenci Jibril alaihissalam. Mereka mengatakan, “Jibril adalah musuh kami dari kalangan malaikat.”
Syiah Itsna Asyariyah mengatakan bahwa Jibril alaihissalam telah salah alamat dalam menyampaikan wahyu kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. (Mukhtasahar Minhajis Sunnah, I/10-11)
Lalu bagaimana hububangan Syiah dengan Nashrani?
Masih dari penjelasan Syaikhul Islam rahimahullah. Beliau melanjutkan,
“Syiah istna asyariyah menyerupai nashrani dalam tindak tanduk mereka. Laki-laki nashrani menikahi para wanita mereka tanpa mahar dan hanya menjadikannya sebagai objek pelampiasan hawa nafsu. Begitu juga Syiah Itsna Asyariah, laki-laki syiah menikahi wanita mereka dengan cara mut’ah (kawin kontrak tanpa wali dan mahar) dan mereka menghalalkan nikah model semacam ini.” (Mukhtasahar Minhajis Sunnah, I/10-11)
Tak hanya sampai di situ, pokok aqidah nashrani sama seperti syiah yaitu menjadikan manusia sebagai tuhan yang disembah. Jika orang nashrani meyakini Nabi Isa adalah anak tuhan yang memiliki sifat-sifat rububiyyah (pengatur rezeki, pengatur alam, mengetahui yang ghaib, dsb) maka syiah meyakini Ali radhiallahu’anhu dan para imam mereka memiliki sifat rububiyyah. Padahal sifat tersebut hanya pantas ditujukan kepada Allah, Dzat yang maha sempurna sifat-sifat-Nya. Siapa saja yang menyematkan sifat rububiyyah kepada makhluk maka dia telah berbuat syirik dan telah menjadikan tandingan bagi Allah.
Dalam kitab Al Kafi, kitab rujukan agama syiah disebutkan,
Bab “Para imam adalah cahaya Allah”,
Bab “Para imam mengetahui perkara yang telah terjadi dan yang akan terjadi dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dari pengetahuan mereka”,
Bab “Para imam adalah pokok munculnya ilmu, pohon kenabian, berbagai jenis malaikat”.
Ini menunjukkan bahwa Syiah meyakini imam-imam mereka memiliki sifat rububiyyah dengan kedudukan yang lebih utama dari para nabi dan malaikat.
Sekalipun memiliki banyak persamaan, akan tetapi saudariku, ada beberapa perbedaan antara syiah dengan yahudi dan nashrani. Perbedaan ini yang membuat yahudi dan nashrani memiliki kelebihan dari pada Syiah. Perbedaan apakah itu?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan,
“Akan tetapi disana ada perbedaan antara Syiah dengan Yahudi dan Nashrani.
Jika yahudi ditanya,”Siapakah manusia terbaik menurut agama kalian?” Mereka menjawab, “Para sahabat Nabi Musa.”
Orang Nashrani ditanya, “Siapakah manusia terbaik menurut agama kalian?” Mereka menjawab, “Para sahabat Nabi Isa.”
Namun jika Syiah Istna Asyariah ditanya, “Siapakah manusia terjelek menurut agama kalian?” Serta merta mereka menjawab, “Para sahabat Muhammad shallallahu’alaihi wasallam.” (Mukhtasahar Minhajis Sunnah, I/11)
Jawaban Syiah ini tentu menunjukkan jati diri aqidah mereka. Jika manusia paling mulia yang dipilih Allah Ta’ala untuk menemani Nabi yang paling mulia dianggap Syiah sebagai manusia paling jelek, lalu bagaimana lagi dengan yang lain?
Karena itu, tak heran bila mereka menghalalkan darah dan harta kaum muslimin. Semoga Allah Ta’ala senantiasa menjauhkan kita dari berbagai macam kesesatan dan penyimpangan aqidah dan semoga Allah ta’ala menunjukkan kita jalan yang lurus, jalan yang ditempuh Nabi shallallahu’alaihi wasallam dan para sahabat radhiallahu’anhum.
Penyusun: Ummu Fathimah
Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits
Maraji':
Lalu apa hubungannya dengan Yahudi?
Abdullah bin Saba’, pencetus lahirnya sekte Syiah adalah seorang Yahudi dari Yaman, datang ke Madinah dengan membawa kedengkian kepada Islam kala itu.
Saat kepemimpinan Utsman radhiallahu’anhu, dia menghasut kaum muslimin dengan menebarkan isu bahwa yang berhak menjadi khalifah adalah Ali radhiallahu’anhu. Ia juga menuding Abu Bakr dan Umar telah berbuat dzalim karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah mewasiatkan kepemimpinan kepada Ali sebagaimana wasiat Musa kepada Yusya’ Bin Nun.
Kebohongan ini tersebar luas dikalangan orang-orang bodoh hingga merekapun mengkultuskan Ali radhiallahu’anhu. Puncak kesesatan mereka adalah menjadikan Ali radhiallahu’anhu sebagai sesembahan selain Allah. Ahli sejarah menyebutkan, pada akhirnya mereka dibakar Ali radhiallahu’anhu, setelah beliau menjadi khalifah menggantikan Utsman radhiallahu’anhu.
Sekelumit asal muasal munculnya sekte syiah diatas bisa kita simpulkan bahwa hubungan Yahudi dengan Syiah begitu dekat. Tak heran bila keduanya memiliki banyak kesamaan. Apa saja kesamaan itu? Kita simak keterangan berikut,
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah merinci persamaan dua agama tersebut diantaranya,
Pertama,
Yahudi mengatakan,
“Tidak sah pengangkatan seorang raja kecuali berasal dari keluarga Dawud.”
Syiah Istna Asyariyah mengatakan,
Tidak sah pengangkatan seorang imam kecuali berasal dari keluarga Ali radhiallahu’anhu.
Kedua,
Yahudi mengatakan,
“Tidak ada syariat jihad fi sabilillah hingga munculnya Al Masih Al Dajjal dan terhunusnya pedang.”
Syiah Itsna Asyariayah berkata,
Tidak ada jihad fi sabilillah hingga keluarnya Imam Mahdi dan terdengar seruan penyeru dari langit.
Ketiga,
Yahudi mengakhirkan shalat hingga bermuculan bintang-bintang.
Syiah Itsna Asyariyah juga melakukan hal yang sama, mengakhirkan shalat maghrib hingga bermunculan bintang-bintang.
Padahal Nabi shallallahu’alaihi wasallam telah memperingatkan kita,
لَا تَزَالُ أُمَّتِي علَى الْفِطْرَةِ مَا لَمْ يُؤَخِّرُوا الْمَغْرِبَ إِلَى أَنْ تَشْتَبِكَ النُّجُوم
“Umatku akan senantiasa diatas fitrahnya selama tidak
mengakhirkan shalat maghrib hingga bermunculan bintang-bintang (awal
waktu shalat Isya’).” (HR. Abu Dawud)Keempat,
Yahudi mengubah Taurat.
Syiah Itsna asyariyah merubah Al Qur’an.
Kelima,
Yahudi dan Syiah Itsna Asyariyah sama-sama tidak mengakui syariat mengusap khuf (saat berwudhu).
Keenam,
Yahudi membenci Jibril alaihissalam. Mereka mengatakan, “Jibril adalah musuh kami dari kalangan malaikat.”
Syiah Itsna Asyariyah mengatakan bahwa Jibril alaihissalam telah salah alamat dalam menyampaikan wahyu kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. (Mukhtasahar Minhajis Sunnah, I/10-11)
Lalu bagaimana hububangan Syiah dengan Nashrani?
Masih dari penjelasan Syaikhul Islam rahimahullah. Beliau melanjutkan,
“Syiah istna asyariyah menyerupai nashrani dalam tindak tanduk mereka. Laki-laki nashrani menikahi para wanita mereka tanpa mahar dan hanya menjadikannya sebagai objek pelampiasan hawa nafsu. Begitu juga Syiah Itsna Asyariah, laki-laki syiah menikahi wanita mereka dengan cara mut’ah (kawin kontrak tanpa wali dan mahar) dan mereka menghalalkan nikah model semacam ini.” (Mukhtasahar Minhajis Sunnah, I/10-11)
Tak hanya sampai di situ, pokok aqidah nashrani sama seperti syiah yaitu menjadikan manusia sebagai tuhan yang disembah. Jika orang nashrani meyakini Nabi Isa adalah anak tuhan yang memiliki sifat-sifat rububiyyah (pengatur rezeki, pengatur alam, mengetahui yang ghaib, dsb) maka syiah meyakini Ali radhiallahu’anhu dan para imam mereka memiliki sifat rububiyyah. Padahal sifat tersebut hanya pantas ditujukan kepada Allah, Dzat yang maha sempurna sifat-sifat-Nya. Siapa saja yang menyematkan sifat rububiyyah kepada makhluk maka dia telah berbuat syirik dan telah menjadikan tandingan bagi Allah.
Dalam kitab Al Kafi, kitab rujukan agama syiah disebutkan,
Bab “Para imam adalah cahaya Allah”,
Bab “Para imam mengetahui perkara yang telah terjadi dan yang akan terjadi dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dari pengetahuan mereka”,
Bab “Para imam adalah pokok munculnya ilmu, pohon kenabian, berbagai jenis malaikat”.
Ini menunjukkan bahwa Syiah meyakini imam-imam mereka memiliki sifat rububiyyah dengan kedudukan yang lebih utama dari para nabi dan malaikat.
Sekalipun memiliki banyak persamaan, akan tetapi saudariku, ada beberapa perbedaan antara syiah dengan yahudi dan nashrani. Perbedaan ini yang membuat yahudi dan nashrani memiliki kelebihan dari pada Syiah. Perbedaan apakah itu?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan,
“Akan tetapi disana ada perbedaan antara Syiah dengan Yahudi dan Nashrani.
Jika yahudi ditanya,”Siapakah manusia terbaik menurut agama kalian?” Mereka menjawab, “Para sahabat Nabi Musa.”
Orang Nashrani ditanya, “Siapakah manusia terbaik menurut agama kalian?” Mereka menjawab, “Para sahabat Nabi Isa.”
Namun jika Syiah Istna Asyariah ditanya, “Siapakah manusia terjelek menurut agama kalian?” Serta merta mereka menjawab, “Para sahabat Muhammad shallallahu’alaihi wasallam.” (Mukhtasahar Minhajis Sunnah, I/11)
Jawaban Syiah ini tentu menunjukkan jati diri aqidah mereka. Jika manusia paling mulia yang dipilih Allah Ta’ala untuk menemani Nabi yang paling mulia dianggap Syiah sebagai manusia paling jelek, lalu bagaimana lagi dengan yang lain?
Karena itu, tak heran bila mereka menghalalkan darah dan harta kaum muslimin. Semoga Allah Ta’ala senantiasa menjauhkan kita dari berbagai macam kesesatan dan penyimpangan aqidah dan semoga Allah ta’ala menunjukkan kita jalan yang lurus, jalan yang ditempuh Nabi shallallahu’alaihi wasallam dan para sahabat radhiallahu’anhum.
وصلى الله على نبينامحمدوعلى آله واصحابه ومن تبعهم بإحسان الى يوم الدين
—Penyusun: Ummu Fathimah
Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits
Maraji':
- Mukhtashar Minhajis Sunnah, Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah, Asy Syamilah.
- http://www.ahlalhdeeth.com/vb/archive/index.php/t-290788.html
Kisah Istri Kecanduan Chating
Kisah Istri Kecanduan Chating
Kadang
jika kita hanya sekedar menyampaikan untaian nasehat, mungkin sebagian
orang belum tersentuh. Namun tatkala dikemukakan sebuah kisah, barulah
hati kita mulai tersentuh dan baru bisa menarik pelajaran. Semoga kisah
berikut bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
Kisah Bincang-bincang Seorang Istri di Dunia Maya
Kisah ini terjadi di Lebanon berdasarkan apa yang saya
dengar lewat kajian bersama ustadz di majelis ilmu syar’i … Ustadz
menguraikan kisah ini agar bisa menjadi perhatian bagi muslimah di sini
(Sydney) agar mereka berhati-hati terhadap chatting ini dan tidak
melayani sapaan dari laki-laki yang suka iseng menggoda lewat chatting
ini…
Beliau adalah seorang wanita muslimah yang alhamdulillah
Allah karuniakan kepadanya seorang suami yang baik akhlak dan budi
pekertinya. Di rumah ia pun memilki komputer sebagaimana keluarga muslim
lainnya di mana komputer bukan lagi merupakan barang mewah di Lebanon.
Sang suami pun mengajari bagaimana menggunakan fasilitas ini yang
akhirnya ia pun mahir bermain internet. Yang akhirnya ia pun mahir pula
chatting dengan kawan-kawanya sesama muslimah.
Awalnya ia hanya chatting dengan rekannya sesama muslimah, …
hingga pada suatu hari ia disapa oleh seorang laki-laki yang mengaku
sama-sama tinggal dikota beliau.Terkesan dengan gaya tulisannya yang
enak dibaca dan terkesan ramah. Sang muslimah yang telah bersuami ini
akhirnya tergoda pada lelaki tersebut.
Bila sang suami sibuk bekerja untuk mengisi kekosongan
waktunya, ia akhirnya menghabiskan waktu bersama dengan lelaki itu lewat
chatting, … sampai sang suami menegurnya setiba dari kerja mengapa ia
tetap sibuk di internet. Sang istri pun membalas bahwa ia merasa bosan
karena suaminya selalu sibuk bekerja dan ia merasa kesepian, … ia
merahasiakan dengan siapa ia chatting .. khawatir bila suaminya tahu
maka ia akan dilarang main internet lagi…. Sungguh ia telah kecanduan
berchatting ria dengan lelaki tersebut.
Fitnah pun semakin terjadi di dalam hatinya, .. ia melihat
sosok suaminya sungguh jauh berbeda dengan lelaki tersebut, enak diajak
berkomunikasi, senang bercanda dan sejuta keindahan lainnya di mana
setan telah mengukir begitu indah di dalam lubuk hatinya.
Duhai fitnah asmara semakin membara, … ketika ia chatting
lagi sang laki-laki itu pun tambah menggodanya, .. ia pun ingin bertemu
empat mata dengannya. Gembiralah hatinya, .. ia pun memenuhi keinginan
lelaki tersebut untuk berjumpa. Jadilah mereka berjumpa dalam sebuah
restoran, lewat pembiacaran via darat mereka jadi lebih akrab. Dari
pertemuan itu akhirnya dilanjutkan dengan pertemuan berikutnya.
Hingga akhirnya si lelaki tersebut telah berhasil menawan
hatinya. Sang suami yang menasehati agar ia tidak lama-lama main
internet tidak digubrisnya. Akhirnya suami wanita ini menjual komputer
tersebut karena kesal nasehatnya tidak di dengar, lalu apa yang terjadi
?? Langkah itu (menjual komputer) membuat marah sang istri yang
akhirnya ia pun meminta cerai dari suaminya. Sungguh ia masih teringat
percakapan manis dengan laki-laki tersebut yang menyatakan bahwa ia
sangatlah mencintai dirinya, dan ia berjanji akan menikahinya apabila ia
bercerai dari suaminya.
Sang suami yang sangat mencintai istrinya tersebut tentu
saja menolak keputusan cerai itu. Karena terus didesak sang istri
akhirnya ia pun dengan berat hati menceraikan istrinya. Sungguh betapa
hebatnya fitnah lelaki itu. Singkatnya setelah ia selesai cerai dengan
suaminya ia pun menemui lelaki tersebut dan memberitahukan kabar gembira
tentang statusnya sekarang yang telah menjadi janda. Lalu apakah si
lelaki itu mau menikahinya sebagaimana janjinya???
Ya ukhti muslimah dengarlah penuturan kisah tragis ini, … dengan tegasnya si lelaki itu berkata, “Tidak!!
Aku tidak mau menikahimu! Aku hanya mengujimu sejauh mana engkau
mencintai suamimu,ternyata engkau hanyalah seorang wanita yang tidak
setia kepada suami. Dan, aku takut bila aku menikahimu nantinya engkau
tidak akan setia kepadaku! Bukan ,..bukan..wanita sepertimu yang aku
cari, aku mendambakan seorang istri yang setia dan taat kepada
suaminya..!”
Lalu ia pun berdiri meninggalkan wanita ini, .. sang wanita
dengan isak tangis yang tidak tertahan inipun akhirnya menemui ustadz
tadi dan menceritakan Kisahnya…. Ia pun merasa malu untuk meminta rujuk
kembali dengan suaminya yang dulu … mengingat betapa buruknya dia
melayani suaminya dan telah menjadi istri yang tidak setia.
Jika seseorang betul-betul merenungkan kisah di atas, tentu
saja dia akan menggali beberapa pelajaran berharga. Itulah di antara
bahaya chatting dengan lawan jenis yang tidak mengenal adab dalam
bergaul. Lihatlah akibat chatting dengan lawan jenis, di sana bisa
terjadi perceraian antara kedua pasangan tersebut disebabkan si istri
memiliki hubungan dengan pria kenalannya di dunia maya.
Di pelajaran lainnya adalah hendaknya selalu ada pengawasan
dari kepala keluarga terhadap anggota keluarganya. Kepala keluarga
seharusnya dapat memberikan batasan terhadap pergaulan anggota
keluarganya termasuk istrinya, apalagi dalam masalah penggunaan
internet. Inilah pelajaran yang mesti diperhatikan oleh seorang suami
sebagai kepala keluarga.
Adapun untuk anggota keluarga yaitu istri dan anak, hendaklah mereka selalu merasa mendapatkan pengawasan dari Allah subahanahu wa ta’ala. Hendaklah mereka meyakini bahwa Allah Ta’ala
mengetahui segala yang nampak maupun yang tersembunyi. Sehingga Allah
mengetahui segala apa yang mereka lakukan. Karena Allah-lah Maha
Mengetahui dan Maha Melihat dengan sifat kesempurnaan. Tentu saja sikap
selalu merasa penjagaan dari Allah ini bisa muncul jika seseorang telah
dibekali dengan aqidah dan tauhid yang benar. Itulah pentingnya
pendidikan aqidah pada keluarga.
Selain itu pula, istri mesti diluruskan tatkala dia berada
dalam kekeliruan. Istri mesti diluruskan dengan lemah lembut dan harus
berhati-hati dalam menasehatinya. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
وَاسْتَوْصُوا
بِالنِّسَاءِ خَيْرًا ، فَإِنَّهُنَّ خُلِقْنَ مِنْ ضِلَعٍ ، وَإِنَّ
أَعْوَجَ شَىْءٍ فِى الضِّلَعِ أَعْلاَهُ ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ
كَسَرْتَهُ ، وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوا
بِالنِّسَاءِ خَيْرًا
“Bersikaplah yang baik terhadap wanita karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk. Bagian
yang paling bengkok dari tulang rusuk tersebut adalah bagian atasnya.
Jika engkau memaksa untuk meluruskan tulang rusuk tadi, maka dia akan
patah. Namun, jika kamu membiarkan wanita, ia akan selalu bengkok, maka bersikaplah yang baik terhadap wanita.” (HR. Bukhari no. 5184)
Juga perlu diketahui bahwa kerusakan yang terjadi akibat
chatting di atas bukanlah bisa terjadi hanya pada wanita. Kerusakan
semacam itu pun sebenarnya dapat terjadi pada laki-laki. Oleh karena
itu, perlu sekali diberitahukan kepada pembaca sekalian beberapa
adab-adab yang mesti diperhatikan ketika bergaul dengan lawan jenis.
Karena tidak memperhatikan beberapa adab berikut inilah terjadi
keretakan rumah tangga atau mungkin bagi yang belum menikah pun bisa
terjadi kerusakan dengan terjerumus dalam perantara-perantara menuju
zina atau bahkan bisa terjerumus dalam zina. Na’udzu billahi min dzalik.
Beberapa Adab yang Mesti Diperhatikan dalam Pergaulan dengan Lawan Jenis (Yang Bukan Mahrom)
Pertama, menjauhi segala sarana menuju zina
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’ [17] : 32)
Kedua, selalu menutup aurat
Allah Ta’ala berfirman,
يَا
أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ
الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى
أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.
Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 59)
Ketiga, saling menundukkan pandangan
Allah memerintahkan kaum muslimin untuk menundukkan pandangan ketika melihat lawan jenis. Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ
“Katakanlah kepada laki – laki yang beriman :”Hendaklah
mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An
Nuur [24] : 30 )
Dalam lanjutan ayat ini, Allah juga berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ
“Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan kemaluannya” (QS. An Nuur [24] : 31)
Keempat, tidak berdua-duaan
Dari Ibnu Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍ
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali jika bersama mahromnya.” (HR. Bukhari, no. 5233)
Kelima, menghindari bersentuhan dengan lawan jenis
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُتِبَ
عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ
فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا
الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا
الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى
وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
“Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk
berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua
mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina
lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba
(menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan
menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan
membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)
Keenam, tidak melembutkan suara di hadapan lawan jenis
Allah Ta’ala berfirman,
يَا
نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ
اتَّقَيْتُنَّ فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي
قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلا مَعْرُوفًا
“Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti
wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu melembutkan
pembicaraan sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit (syahwat)
dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS. Al Ahzab:
32). Perintah ini berlaku bukan hanya untuk istri-istri Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, namun juga berlaku untuk wanita muslimah lainnya.
Lalu bagaimana dengan
adab chatting dengan lawan jenis? Hal ini dapat pula kita samakan
dengan telepon, SMS, pertemanan di friendster dan pertemanan di
facebook.
Jawabnya adalah sama atau hampir sama dengan adab-adab di atas.
Pertama, jauhilah segala sarana menuju zina melalui pandangan, sentuhan dan berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan mahrom.
Kedua, tutuplah aurat di hadapan bukan mahrom.
Sehingga seorang muslimah tidak menampakkan perhiasan yang
sebenarnya hanya boleh ditampakkan di hadapan suami. Contoh yang tidak
beradab seperti ini adalah berbusana tanpa jilbab atau bahkan dengan
busana yang hakekatnya telanjang. Inilah yang banyak kita saksikan di
beberapa foto profil di FB atau friendster. Semoga Allah memberi taufik
dan hidayah kepada mereka.
Ketiga, tundukkanlah pandangan.
Bagaimana mungkin bisa saling menundukkan pandangan jika
masing-masing orang memajang foto di hadapan lawan jenisnya? Wanita
memamerkan fotonya di hadapan pria. Mungkinkah di sini bisa saling
menundukkan pandangan? Oleh karena itu, alangkah baiknya jika foto
profil kita bukanlah foto kita, namun dengan foto yang lain yang bukan
gambar makhluk bernyawa. Tujuannya adalah agar foto wanita tidak membuat
fitnah (godaan) bagi laki-laki, begitu pula sebaliknya. Di antara
bentuk menundukkan pandangan adalah janganlah menggunakan webcamp selain
dengan sesama jenis saja ketika ingin melakukan obrolan di dunia maya.
Keempat, hati-hatilah dengan berdua-duaan bersama lawan jenis yang bukan mahrom.
Jika seorang pria dan wanita melakukan pembicaraan via
chatting, telepon atau sms –tanpa ada hajat (keperluan)-, itu sebenarnya
adalah semi kholwat (semi berdua-duaan). Apalagi jika di dalamnya
disertai dengan kata-kata mesra dan penuh godaan sehingga membangkitkan
nafsu birahi. Dan jika memang ada pembicaraan yang dirasa perlu antara
pria dan wanita yang bukan mahrom, maka itu hanya seperlunya saja dan
sesuai kebutuhan. Jika tidak ada kebutuhan lagi, maka pembicaraan
tersebut seharusnya dijauhi agar tidak terjadi sesuatu yang bisa
menjurus pada yang haram.
Kelima, janganlah melembutkan atau mendayu-dayukan suara atau kata-kata di hadapan lawan jenis.
Penyimpangan dalam adab terakhir ini, kalau diterapkan
dalam obrolan chatting adalah dengan kata-kata yang lembut atau
mendayu-dayu dari wanita yang menimbulkan godaan pada pria. Contoh
menggunakan kata-kata yang sebenarnya layak untuk suami istri seperti
“sayang”, dsb.
Jika setiap muslim mengindahkan adab-adab di atas, maka
tentu saja dia tidak akan terjerumus dalam perbuatan dosa dan tidak akan
mengalami hal yang serupa dengan kisah di atas dengan izin Allah.
Kami ingatkan pula bahwa tulisan ini bukanlah hanya kami
tujukan kepada kaum hawa saja, namun kami juga tujukan pada para pria
agar mereka juga memperhatikan adab-adab di atas. Jadi janganlah tulisan
ini dijadikan sebagai sarana untuk memojokkan wanita atau para istri,
namun hendaklah dijadikan nasehat untuk bersama.
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan sifat
ketakwaan, memberi kita petunjuk dan kecukupan. Semoga Allah melindungi
dan menjaga keluarga kita dari hal-hal yang haram dan mendatangkan murka
Allah. Semoga risalah ini dapat bermanfaat bagi kaum muslimin. Wa shallallahu wa sallamu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in. Walhamdulillahir rabbil ‘alamin.
***
Panggang, Gunung Kidul, 10 Sya’ban 1430 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel http://rumaysho.com
Kamis, 04 Juni 2015
Video: Dengar Adzan Ashar, Raja Saudi Tinggalkan Obama Dan Lebih Memilih Shalat Ashar Berjamaah
Eramuslim – Dengan berani raja baru Arab Saudi, Raja Salman bin Abdul
Aziz Al Saud, menghentikan upacara penyambutan kedatangan Presiden AS
Barack Obama, setelah mendengar adzan Ashar berkumandang.
Tanpa ada rasa sungkan ataupun malu, Raja Salman dengan gagah berani meninggalkan Presiden Obama di depan Bandara Internasional Raja Khaled di ibukota Riyadh untuk pergi ke masjid terdekat menunaikan ibdah shalat ashar.
Dunia maya kini banyak memperbincangkan video yang merekam detik-detik Raja Salam memerintahkan untuk menghentikan sambutan kedatangan Presiden Obama ke ibukota Riyadh pada hari Selasa (27/01) kemarin.
Seorang pengguna Twitter dalam kicauannya mengatakan, “Raja Salman menghentikan segela protokol penyambutan Presiden Barack Obama dan lebih mementingkan panggilan shalat. Ini adalah pesan kepada Amerika dan mereka para sekutunya.”
Obama sendiri datang ke Riyadh dalam rangka menyampaikan blasungkawa atas kematian Raja Abdullah bin Abdul Aziz Al Saud yang tutup usia pada hari Jum’at tanggal 23 Januari kemarin. (Akhbarak/Ram)
Berikut cuplikan video tersebut:
Tanpa ada rasa sungkan ataupun malu, Raja Salman dengan gagah berani meninggalkan Presiden Obama di depan Bandara Internasional Raja Khaled di ibukota Riyadh untuk pergi ke masjid terdekat menunaikan ibdah shalat ashar.
Dunia maya kini banyak memperbincangkan video yang merekam detik-detik Raja Salam memerintahkan untuk menghentikan sambutan kedatangan Presiden Obama ke ibukota Riyadh pada hari Selasa (27/01) kemarin.
Seorang pengguna Twitter dalam kicauannya mengatakan, “Raja Salman menghentikan segela protokol penyambutan Presiden Barack Obama dan lebih mementingkan panggilan shalat. Ini adalah pesan kepada Amerika dan mereka para sekutunya.”
Obama sendiri datang ke Riyadh dalam rangka menyampaikan blasungkawa atas kematian Raja Abdullah bin Abdul Aziz Al Saud yang tutup usia pada hari Jum’at tanggal 23 Januari kemarin. (Akhbarak/Ram)
Berikut cuplikan video tersebut:
Selasa, 02 Juni 2015
Raja Salman bin Abdul Aziz, Pemersatu Arab Saudi
Posted by admin
1 Vote
Setelah Raja Abdullah bin Abdul Aziz rahimahullah
mangkat, Dewan Kerajaan Arab Saudi mengumumkan putra mahkota Salman bin
Abdul Aziz sebagai raja baru, pelayan dua tanah suci. Rencananya
pembaiatan akan dilakuan 23 Januari 2015, setelah shalat isya waktu
setempat di istana kerajaan di Riyadh. Siapakah raja baru Arab Saudi
ini? Mari sejenak mengenal biografi singkat beliau.
Putra Kabilah Kuat Dari Nejd
Salman bin Abdul Aziz dilahirkan pada 31
Desember 1935. Ia adalah anak ke-25 dari Raja Abdul Aziz bin Saud.
Ibunya bernama Hassa al-Sudairi. Hassa dinikahi oleh Raja Abdul Aziz di
awal tahun 1930-an. Saat itu Abdul Aziz menaklukkan wilayah Nejd,
kemudian menikahi Hassa, wanita dari kabilah atau klan al-Sudairi salah
satu kabilah terkuat di Nejd.
Di masa berikutnya, ternyata anak-anak
Abdul Aziz dari klan al-Sudairi mewarisi karakter kepemimpinan dan
kewibawaan kaumnya. Klan ini pun menjadi klan terkuat di lingkungan
kerajaan dengan tujuh putra terbaik mereka. Mereka adalah:
- Fahd bin Abdul Aziz (1921-2005), raja ke-5 Arab Saudi yang memerintah dari 13 Juni 1982 hingga 1 Agustus 2005.
- Pangeran Sultan bin Abdul Aziz (1929-2011), menjabat sebagai menteri pertahanan dari tahun 1962 hingga 22 Oktober 2011 dan rangkap jabatan sebagai putra mahkota pada tahun 2005 hingga wafatnya pada 22 Oktober 2011.
- Pangeran Abdurrahman bin Abdul Aziz (lahir tahun 1931), wakil menteri pertahanan dari tahun 1978 hingga November 2011.
- Pangeran Nayif bin Abdul Aziz (1934-2012), menjabat sebagai menteri dalam negeri dari tahun 1975 hingga 2012, menjabat perdana menteri dan putra mahkota pada 27 Oktober 2011 hingga wafat pada 16 Juni 2012. Beliau merupakan seorang yang paling dibenci oleh al-Qaeda dan Syiah karena sikap tegasnya. Sehingga saat beliau wafat, sangat terlihat suka cita di kedua kelompok tersebut.
- Pangeran Turki bin Abdul Aziz (lahir tahun 1934) menjabat sebagai wakil menteri pertahanan pada 1968 hingga 1978.
- Salman bin Abdul Aziz (lahir tahun 1935), menjabat gubernur Riyad dari tahun 1963 hingga 5 November 2011, kemudian menjadi menteri pertahanan pada 5 November 2011, putra mahkota pada 18 Juni 2012 hingga 22 Januari 2015, dan sekarang menjadi raja Arab Saudi yang ke-7.
- Pangeran Ahmad bin Abdul Aziz (lahir tahun 1942), merupakan wakil menteri dalam negeri dari tahun 1975 hingga 18 Juni 2012, kemudian menteri dalam negeri dari 18 Juni 2012 hingga 5 November 2012.
- Berikutnya adalah Putri Luluwah, Lathifah, al-Jawharah, dan Jawahir.
Kehidupan Keluarga
Salman bin Abdul Aziz menikah sebanyak
tiga kali. Pertama, ia menikahi Sulthanah binti Turki al-Sudairi, yang
meninggal pada akhir Juli 2011di usia 71 tahun. Sulthanah adalah anak
dari paman ibu Pangeran Salman, Turki bin Ahmad al-Sudairi. Dari
pernikahan ini, Pangeran Salman dikaruniai 5 orang putra dan satu orang
putri: Pangeran Fahd, Pangeran Ahmed, Pangeran Sultan, Pangeran Abdul
Aziz, Pangeran Faisal, dan Putri Hussa.
Anaknya dari pernikahan keduanya dengan
Sarah binti Faisal al-Subai’ai adalah Pangeran Saud. Anak-anaknya dari
pernikahan ketiganya dengan Fahdah binti Falah bin Sultan al-Hithalayn
adalah Pangeran Muhammad, Pangeran Turki, Pangeran Khalid, Pangeran
Nayif, Pangeran Bandar, dan Pangeran Rakan.
Putranya, Fahd dan Ahmad telah meninggal
karena serangan jantung. Anak keduanya, Sultan bin Salman, menjadi orang
Arab dan anggota kerajaan pertama yang terbang ke luar angkasa pada
bulan Juni 1985. Sultan bin Salman merupakan ketua Saudi Commission for
Tourism and Antiques (SCTA). Abdul Aziz bin Salman menjadi wakil menteri
perminyakan sejak tahun 1995. Faisal bin Salman adalah gubernur
provinsi Madinah. Muhammad, adalah penasehat pribadinya di kementerian
pertahanan dan di Crown Prince Court. Turki bin Salman menjadi ketua
Penelitian dan Marketing Group Arab Saudi sejak Februari 2013,
menggantikan kakaknya Faisal bin Salman.
Pada bulan Agustus 2010, Pangeran Salman
menjalani operasi tulang belakang di Amerika Serikat dan harus sering
check up keluar kerajaan untuk pemulihan. Ia juga pernah terserang
stroke sedikitnya satu kali. Meskipun sudah diterapi gerakan lengan
kirinya tetap terbatas. Penyakit lainnya yang diperkirakan diderita oleh
Pangeran Salman adalah Demensia dan Alzhemeir. Semoga Allah memberikan
kemudahan dan kesembuhan.
Pendidikan dan Karir Politik
Sebagaimana anak-anak Raja Abdul Aziz alu
Saud yang lain, Salman pun disekolahkan di sekolah khusus untuk para
pangeran. Di sana ia mempelajari ilmu agama dan sains modern. Sekolah
ini dibangun oleh Raja Abdul Aziz untuk memfasilitasi pendidikan
anak-anaknya sebagai kader penerus kepemimpinan kerajaan. Tradisi
sekolah seperti ini telah dipraktikkan oleh para khalifah Umayyah,
Abasiyah, hingga kekhalifahan Utsmani.
- Gubernur Riyadh
Salman bin Abdul Aziz diangkat menjadi
gubernur Provinsi Riyadh pada tanggal 4 Februari 1963. Masa jabatannya
berlangsung selama empat puluh delapan tahun, dari tahun 1963 sampai
2011. Sebagai gubernur, ia memberikan kontribusi untuk pengembangan
Riyadh dari kota menengah ke kota besar metropolitan. Ia meningkatkan
pariwisata, proyek-proyek penting, dan investasi asing di dalam
negaranya. Dalam waktu 48 tahun, Pangeran Salman berhasil mengubah kota
padang pasir, Riyadh, yang terisolasi menjadi kota yang dipadati
gedung-gedung pencakar langit, universitas, dan jaringan makanan cepat
saji.
Pangeran Salman berjuang memenuhi
tuntutan ketersediaan rumah yang terjangkau dan fasilitas transportasi
publik yang layak bagi empat juta penduduk kota itu. Jabatan Gubernur
Riyadh ini membuat Salman sangat dikenal di dunia internasional,
terutama juga karena kota ini kerap didatangi utusan internasional dan
tamu-tamu VIP. Salman dengan cakap berhasil mengamankan investasi asing
bagi ibu kota Arab Saudi itu. Ia juga membuka hubungan geopolitik dan
ekonomi dengan Barat.
Ketika Pangeran Salman menjabat gubernur
Riyadh, King Saud University di Riyadh didirikan. Sekarang universitas
ini menjadi salah satu yang terbaik di Arab Saudi dan mulai
diperhitungkan di dunia pendidikan tinggi internasional. Di antara
kebijakan tegas yang Pangeran Salman putuskan adalah pada tahun 2011 ia
mendeportasi pengemis asing dari Arab Saudi dan mengadakan program
rehabilitasi di depatemen sosial bagi pengemis asli Arab Saudi.
Pengemis-pengemis tersebut sengaja memanfaatkan kemurahan hati penduduk
Arab Saudi.
- Menteri Pertahanan
Pada 5 November 2011, Pangeran Salman
diangkat menjadi menteri pertahanan menggantikan saudara kandungnya yang
menjadi putra mahkota, Pangeran Sultan bin Abdul Aziz. Pada hari yang
sama, Pangeran Salman juga terpilih sebagai anggota Dewan Keamanan
Nasional (NSC).
Alasan pengangkatannya sebagai menteri
pertahanan karena memang ia memiliki kompetensi yang luar biasa.
Pertama, sifatnya yang mengedepankan perdamaian dan diplomasi. Hal ini
juga diketahui bahwa ia aktif berurusan dengan masalah internal keluarga
kerajaan dan menengahi perselisihan di antara mereka. Kepandaiannya
dalam diplomasi juga membuat ia disegani di kalangan suku-suku Arab
Saudi. Menurut surat kabar Asharq al-Awsat sebagaimana dikutip
Associated Press, Salman dikenal memiliki hubungan yang sangat luas
dengan suku-suku di Arab Saudi dan pengaruhnya semakin memperluas
jaringan bisnis keluarga kerajaan. Kedua, Pangeran Salman adalah putra
generasi tengah dalam keluarga kerajaan; Oleh karena itu, ia bisa
mengembangkan hubungan dekat dengan kedua generasi dalam masalah sosial
dan budaya.
Setelah jalan diplomasi dianggap buntu,
Pangeran Salman juga tidak segan menggunakan kekuatan militer. Contohnya
ketika Arab Saudi ikut terlibat secara militer dalam melakukan serangan
udara terhadap ISIS pada tahun 2014 kemarin.
- Putra Mahkota
Pada 18 Juni 2012, Pangeran Salman
diangkat sebagai Putra Mahkota Arab Saudi tak lama setelah wafatnya
saudaranya, Putra Mahkota Nayif bin Abdul Aziz. Dan sekaligus didaulat
sebagai wakil perdana menteri. Pencalonannya sebagai putra mahkota dan
wakil perdana menteri dianggap sebagai sinyal bahwa reformasi Raja
Abdullah akan terus berkembang. Orang-orang pun menilai bahwa Pangeran
Salman mengambil pendekatan yang lebih diplomatik terhadap tokoh
oposisi, berbeda dengan bangsawan Arab Saudi lainnya. Mereka juga
berpendapat bahwa Pangeran Salman sama seperti Raja Abdullah, sebagian
besar fokus pembangunan pada peningkatan ekonomi bukan pada perubahan
politik.
Pada tanggal 27 Agustus 2012, dewan
kerajaan mengumumkan Pangeran Salman bertanggung jawab atas urusan
negara karena Raja Abdullah mulai sakit-sakitan. Untuk mendekatkan
hubungannya dengan rakyat, Pangeran Salman meluncurkan akun twitter
@KingSalman pada tanggal 23 Februari 2013.
Raja Adalah Pelayan Kota Suci
Berbeda dengan raja-raja lainnya, Raja
Arab Saudi justru memiliki gelar khadim yang secara harfiayah
diterjemahkan sebagai pembantu. Raja-raja Arab Saudi adalah pembantu
atau pelayan dua kota suci, Mekah dan Madinah. Raja pertama yang
mengenakan gelar ini adalah Raja Fahd bin Abdul Aziz rahimahullah –kakak tertua Pangeran Salman- pada tahun 1986.
Setelah Raja Abdullah bin Abdul Aziz
wafat pada dini hari tanggal 23 Januari 2015, dewan kerajaan menunjuk
Pangeran Salman sebagai raja baru Arab Saudi menggantikan saudara
tirinya tersebut. Sebuah amanah besar dan tugas yang berat sudah menanti
beliau. Serangan ISIS dan separatis Syiah dari dalam dan luar negeri
adalah ancaman serius yang menjadi prioritas pertama.
Semoga Allah memberinya taufik dan
membantunya dalam mengemban amanah. Semoga melalui dirinya, Allah
memberikan kemanfaatan yang besar bagi umat Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam. (http://kisahmuslim.com)
ARAB SAUDI
Arab
Saudi adalah salah satu negeri islam terbaik saat ini, dan termasuk
paling islami. Namun banyak yang membencinya karena salah paham. Banyak
fitnah yang ditujukan kepada pemerintah saudi maupun negeri saudi.
Jasa-jasa negara arab saudi seakan2 dilupakan. Banyak berita dusta dan
cerita fiktif yg disebarkan untuk menjelek2kan Arab saudi. Maka umat
islam harus waspada dan jangan mudah percaya dgn berbagai kabar negatif
dan berita miring mengenai arab saudi. Arab Saudi, dan semua negara
muslim saat ini, memang tidak ada yg sempurna, dan masih memiliki
kekurangan2, karena tak ada gading yang tak retak. Yang terbaik adalah
yang paling sedikit kesalahannya dan paling banyak kebaikannya.
Musuh2 yang biasanya menjelek2kan dan memfitnah Arab Saudi ada berbagai golongan, yaitu: kaum kafir, musyrik, yahudi, nasrani, syiah, sufi ekstrim, penganut tasawuf yg menyimpang, kaum SIPILIS (penganut sekulerisme, pluralisme, liberalisme) , dan para pengidap TBC (takhayul, bid'ah, churofat)
untuk meluruskan berbagai fitnah dan berita miring mengenai arab saudi, silahkan buka http://saudi-tauhid-sunnah.blogspot.com/
Musuh2 yang biasanya menjelek2kan dan memfitnah Arab Saudi ada berbagai golongan, yaitu: kaum kafir, musyrik, yahudi, nasrani, syiah, sufi ekstrim, penganut tasawuf yg menyimpang, kaum SIPILIS (penganut sekulerisme, pluralisme, liberalisme) , dan para pengidap TBC (takhayul, bid'ah, churofat)
untuk meluruskan berbagai fitnah dan berita miring mengenai arab saudi, silahkan buka http://saudi-tauhid-sunnah.blogspot.com/
SAUDI LAGI…SAUDI LAGI…
Kenapa Saudi atau orang2 Saudi selalu jadi sorotan yg negatif?
- Jika terjadi musibah di negara muslim atau pada kaum muslimin, maka negara Saudi dan org2nya yg di sorot. Mereka katakan bhw Saudi diam saja, tidak mau nyumbang, pro amerika, dsb. Kenapa mereka tidak mengatakan seperti itu kepada diri mrk sendiri atw negara mrk sendiri?
- Jika terjadi kasus penganiayaan TKI di Saudi atau hukuman mati, maka langsung di ekspos besar2an, melebihi kasus yg terjadi di negara2 lain atau negaranya sendiri. Padahal jumlah kasus tsb jauh lebih sedikit dibanding negara2 lainnya.
- Jika berdebat dengan org kafir, pelaku kesyirikan dan pelaku bid’ah, maka mereka selalu menjurus kepada kejelekan2 di Saudi dan orang2nya. Apakah Islam dan Sunnah itu hanya ada di Saudi saja?
- Jika pemberian gelar Doktor untuk Raja Saudi dipermasalahkan, yang beliau sudah berusaha menerapkan hukuman Syar’i di negaranya, serta sudah byk membantu negara kita dengan memberikan izin untuk pergi haji dan umrah, menjadi TKI, kuliah, dll. Lantas kenapa pemberian gelar Doktor utk orang2 kafir atau musuh2 Islam (seperti tokoh2 JIL, dsb) tidak dipermasalahkan?? apakah mereka tidak sadar kalau negara kita adalah negara yg berpenduduk muslim terbesar di dunia?
- Jika…jika…jika…dll
Ditambah lagi, mereka berani menantang Saudi???
Mereka berani memutuskan kerjasama dengan Saudi???
Nekadd…
Benar kata SAHABAT ANA, kang Zayed Mardzy, “Kalau Saudi memutuskan hubungan dengan kita, apa mau kita haji atau thawafnya di Monas”???
Beliau (kang Zayed Mardzy) juga berkata, “Satu kepribadian umumnya warga saudi (dan sekitarnya) yang notabene kebanyakan keturanan dari para sahabat baik kaum Muhajirin dan Anshar adalah TIDAK MAU PUBLIKASI atas kebaikan2 yg selama ini mereka berikan kepada seluruh penjuru dunia. Dan ini saya buktikan ketika saya mengantar utusan mereka ke Aceh pas 6 hari pasca Tsunami. Saya katakan : ‘Ya Syeikh, media masa membicarakan bantuan ke aceh dari Eropa, dari amerika, dari jepang, asutralia dll, dan tidak ada bantuan dari sodara muslim di Timur tengah, padahal kita sekarang sedang mewakili mereka, apa perlu saya publikasikan?’ Mereka cuma menjawab : ‘Kami tidak membutuhkan publikasi, kami hanya ingin menjalankan kewajiban kami kepada saudara muslim dibelahan bumi manapun.’ Saya bilang ke mereka : ‘SATU PERMINTAAN SAYA KEPADA ANTUM, ‘MOHON ANTUM TETAP MEMAKAI BAJU ANTUM YANG INI SELAMA DI ACEH (maksudnya baju gamis/tsaub)’.”
Ada seseorang berkata, “Jika negara kita memutuskan hubungan secara diplomatik,apa iya sampai berpengaruh terhadap ibadah seseorang?? Kalo saudi menghalang2i ibadah haji orang hanya karena negara telah memutuskan hubungan diplomatiknya, apa ga berdosa tuh..terus letak menegakkan syari’atnya apa hanya sampai sebatas itu..??”
Maka kami katakan, “Yang lebih berdosa lagi adalah yg berani memutuskan hubungan dengan Arab Saudi, ibaratnya, siapa yg main api duluan? Padahal dampak mudharatnya jauh lebih besar yg bermain api lebih dulu. Supaya ant tidak terkena maksud dari status diatas, maka ant tidak perlu mempermasalahkan pihak Saudi, karena yang ant permasalahkan adalah akibat dari suatu sebab. Ahsan untuk awalnya ant mempermasalahkan sebabnya dulu, kemudian setelah itu ant mempermasalahkan akibatnya. Sangat tidak adil jika seseorang mempermasalahkan akibatnya, sedangkan yang menjadi sebab tidak dipermasalahkan (seperti kasus dalam status diatas).
Kalo belum paham, ana kasih contoh:
Seorang anak diusir oleh orangtuanya dengan sebab kedurhakaannya.
Mana yang harus dipermasalahkan pertama kali???
Seseorang yg adil akan mempermasalahkan anaknya lebih dulu, kenapa ia durhaka kpd orangtuanya?
Berbeda dengan ant, yang malah mempermasalahkan orangtuanya, yaitu kenapa orangtuanya mengusir anaknya? Sedangkan anaknya tidak ant permasalahkan. Apakah hal ini termasuk adil???
Adalah hak pemerintah Saudi melarang seseorang atau jamaah untuk pergi Haji dengan alasan atau sebab tertentu. Seperti halnya pemerintah Saudi melarang jamaah Ahmadiyah melaksanakan haji ke negaranya. Juga putusnya hubungan diplomatik akan mempengaruhi segala2nya, seperti visa, pasport, kuota, dsb. Sedangkan ibadah haji membutuhkan hal2 tersebut.”
Oleh Abu Fahd Negara Tauhid
===================================
SAUDI LAGI…SAUDI LAGI…2
Bagi yang benci dengan Saudi harap gigit jari dulu…
Apalagi yang pernah ngomong: “Mana bantuan dari Saudi??? Mana kepedulian Saudi??? Mana sikap Saudi???”
Harap koreksi diri dulu…
1. Bantuan Saudi untuk GAZA/Palestina 1Milyar US Dollar = Rp.9,5 Triliun + Sumbangan Tiap Bulan 15 Juta Dolar = Rp.142,5 Milyar.
2. Bantuan Saudi untuk Korban Gempa Aceh 530 Juta Dollar = Rp. 5 Triliun 35 Milyar.
3. Bantuan Saudi untuk Muslim Rohingya 50 Juta Dollar = Rp. 475 Milyar
4. Bantuan Saudi untuk Suriah 32,5 juta Dollar (dalam sehari!) = Rp. 300 Milyar lebih.
(https://www.facebook.com/negara.tauhid/posts/421326594585251)
Referensi:
- Arab Saudi Berikan Bantuan untuk Muslim Myanmar – KOMPAS.com
- BELUM 1 HARI SUMBANGAN UNTUK SURIAH SUDAH TERKUMPUL LEBIH DARI RP 300 MILYAR DARI NEGARA SAUDI
KEBAIKAN PEMERINTAH SAUDI UNTUK KAUM MUSLIMIN DUNIA[1]
Sebetulnya di dalam buku Sejarah Berdarah ini juga sudah terdapat kontradiksi. Di satu sisi saudara Idahram berusaha mencitrakan pemerintah Saudi Arabia sebagai pemerintah yang sadis dan ganas layaknya Nazi Jerman yang dipimpin Hitler, bahkan lebih kejam dari Hitler.
Namun di sisi lain, dia mengakui fakta-fakta akan pemuliaan dan penghormatan Kerajaan Saudi Arabia terhadap kaum muslimin.
Buktinya, sambutan yang baik dari pemerintah Saudi terhadap tokoh-tokoh Nahdhatul Ulama (NU) yang sengaja datang untuk mengkritik pemerintah Saudi. Tidak sedikit pun ada usaha dari pemerintah Saudi untuk mencelakakan apalagi membunuh para delegasi yang jelas-jelas aqidah dan amaliah mereka berbeda dengan apa yang diyakini dan diamalkan oleh pemerintah Saudi, malah kritikan mereka dalam masalah amaliah mazhab diterima dengan baik oleh pemerintah Saudi. Dengan jujur[2] saudara Idahram berkata,
“Utusan para ulama pesantren, alhamdulillah, berhasil dan diterima dengan baik oleh penguasa Saudi. Raja Saudi menjamin kebebasan amaliah dalam mazhab empat di Tanah Haram dan tidak ada penggusuran makam Nabi Muhammad Saw. (shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen).” (Sejarah Berdarah…, hal. 138)
Kebaikan pemerintah Saudi terhadap kaum muslimin dunia sudah tidak terhitung jumlahnya, termasuk Indonesia.
Ratusan masjid dibangun oleh pemerintah maupun yayasan sosial yang mengumpulkan dana dari masyarakat Saudi serta santunan fakir miskin dan pembuatan sumur-sumur sebenarnya sudah sangat banyak. Hanya saja jarang diekspos oleh media.
Pemerintah Saudi juga membuka cabang universitas Muhammad bin Su’ud di Jakarta untuk kaum muslimin Indonesia. Sampai saat ini, saya tidak tahu ada sekolah di Indonesia yang dibangun oleh pemerintah mana pun di dunia ini dengan menyewa dua buah gedung besar dan mewah untuk kaum muslimin di Indonesia secara gratis. Bukan hanya itu, para mahasiswa juga digaji, buku-buku diberikan secara gratis, asrama juga gratis. Para santri dan pengajar pesantren-pesantren NU juga banyak yang sekolah di sini, menikmati fasilitas yang diberikan pemerintah Saudi.
Cabang universitas Muhammad bin Su’ud ini juga terdapat di negeri-negeri lain. Di dalam negeri Saudi sendiri, saat ini ada ribuan pelajar muslim dari seluruh dunia, termasuk anak-anak bangsa Indonesia, bahkan tidak sedikit santri-santri NU. Mereka belajar secara gratis plus digaji oleh pemerintah Saudi.
Ketika terjadi Tsunami Aceh dan Sumatera Utara, negara Barat gembar-gembor di media massa mengumumkan sumbangan-sumbangan mereka, padahal nilainya juga tidak terlalu besar, itu pun ternyata sebagian besarnya berupa pinjaman. Diam-diam pemerintah Saudi hampir tidak terekspos oleh media (entah sengaja atau tidak?!), telah mengirim pesawat-pesawatnya ke Aceh yang mengangkut berbagai macam bantuan. Beberapa media ketika itu menginfokan,[3]
“Rakyat dan pemerintah Arab Saudi menyumbang US$530 juta (sekitar Rp. 4,8 triliun) untuk korban gempa dan gelombang tsunami di Aceh dan Sumatra Utara. Semua sumbangan itu berbentuk hibah. Dari total hibah itu, sebesar US$280 juta berupa uang tunai yang terdiri dari sumbangan masyarakat sebesar US$30 juta. Sementara US$250 juta sisanya berbentuk makanan, obat-obatan, selimut, dan alat-alat kedokteran.”
“Semua sumbangan itu merupakan hibah (pemberian), bukan utang yang harus dibayar. Sumbangan berupa hibah ini tentu saja lebih baik daripada sumbangan yang berupa utang. Karena utang ini di kemudian hari akan menjadi beban masyarakat Indonesia. Meskipun utang itu bersifat pinjaman lunak (soft loan), rakyat Indonesia tetap harus membayarnya,” ungkap salah seorang tokoh.”
Adakah bantuan Saudi untuk Palestina?
Benarkah tuduhan dusta lagi keji yang dihembuskan
saudara Idahram bahwa Saudi bekerjasama dengan Inggris hingga
Palestina berhasil dicaplok Yahudi?
Jawabannya, kenyataan yang ada sangat bertolak belakang dengan tuduhan dusta tersebut. Ketika hizbiyyun masih sibuk berdemo untuk Palestina dan mengkritik fatwa ulama Saudi akan haramnya demo, pemerintah Saudi dan masyarakatnya telah mengumpulkan dana dalam jumlah yang sangat besar untuk Palestina. Media menginfokan,
“Raja Arab Saudi pada Senin mengumumkan sumbangan senilai satu miliar dolar AS bagi pembangunan kembali Gaza yang digempur secara ofensif oleh Yahudi selama beberapa pekan. ‘Atas nama rakyat Saudi, saya umumkan sumbangan sebesar 1 miliar dollar bagi program pembangunan kembali Gaza,’ kata Raja Saudi pada pembukaan konferensi tingkat tinggi Arab di Kuwait.”
Ketika Amerika Serikat menekan Saudi untuk memboikot pemerintahan Palestina dengan tidak memberi bantuan, media memberitakan,
“Arab Saudi menegaskan bahwa mereka akan tetap melanjutkan pemberian bantuan dana yang jumlahnya sekitar 15 juta dollar AS tiap bulannya untuk pemerintah Palestina.”
Media lain menginfokan sumbangan seorang pengusaha,
“Seorang pengusaha Saudi yang menolak untuk disebutkan identitasnya ini- pada hari Senin, sumbangkan 25 juta Riyal untuk membantu rakyat Gaza.”
KEBAIKAN ULAMA SAUDI UNTUK KAUM MUSLIMIN DUNIA
Bukan hanya pemerintahnya yang berusaha membantu Palestina, para ulama di Saudi pun mengeluarkan fatwa sebagai dorongan kepada masyarakat dan kaum muslimin di seluruh dunia untuk ikut membantu. Inilah fatwa ulama yang dituduh secara dusta dan keji oleh saudara Idahram, bahwa mereka telah bersekongkol dengan Yahudi untuk merebut Palestina.
Fatwa Lembaga Resmi Untuk Fatwa Kerajaan Saudi Arabia Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-‘Ilmiyyah wal Ifta’ tentang Masalah Palestina
“Segala puji hanyalah milik Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi dan rasul yang paling mulia, nabi kita Muhammad dan kepada keluarga beliau beserta para shahabatnya dan ummatnya yang setia mengikutinya sampai akhir zaman. Wa ba’da;
Sesungguhnya Lajnah Da’imah Lil Buhuts Al ‘Ilmiyah wal Ifta’ (Dewan Tetap Untuk Penelitian Ilmiyah dan Fatwa) di Kerajaan Saudi Arabia mengikuti (perkembangan yang terjadi) dengan penuh kegalauan dan kesedihan akan apa yang telah terjadi dan sedang terjadi yang menimpa saudara-saudara kita muslimin Palestina dan lebih khusus lagi di Jalur Gaza, dari angkara murka dan terbunuhnya anak-anak, kaum wanita dan orang-orang yang sudah renta, dan pelanggaran-pelanggaran terhadap kehormatan, rumah-rumah serta bangunan-bangunan yang dihancurkan dan pengusiran penduduk. Tidak diragukan lagi ini adalah kejahatan dan kedzaliman terhadap penduduk Palestina.
Dan dalam menghadapi peristiwa yang menyakitkan ini wajib atas umat Islam berdiri satu barisan bersama saudara-saudara mereka di Palestina dan bahu membahu dengan mereka, ikut membela dan membantu mereka serta bersungguh-sungguh dalam menepis kedzaliman yang menimpa mereka dengan sebab dan sarana apa pun yang mungkin dilakukan sebagai wujud dari persaudaraan seagama dan seikatan iman.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara”. (QS. Al Hujurat: 10)
dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman,
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ
“Orang-orang mukmin laki-laki dan orang-orang mukmin perempuan sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain”. (QS. At-Taubah: 71)
dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, “Seorang mukmin bagi mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan yang saling menopang, lalu beliau menautkan antar jari-jemari (kedua tangannya)”. (Muttafaqun ‘Alaihi)
dan beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam juga bersabda, “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan sakit dan tidak bisa tidur”. (Muttafaqun ‘Alaihi)
dan beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam juga bersabda, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak mendzalimi saudaranya, tidak menipunya, tidak memperdayanya dan tidak meremehkannya”. (HR. Al-Imam Muslim)
Dan pembelaan bentuknya umum mencakup banyak aspek sesuai kemampuan sambil tetap memperhatikan keadaan, apakah dalam bentuk benda atau suatu yang abstrak dan apakah dari awam muslimin berupa harta, makanan, obat-obatan, pakaian, dan yang lain sebagainya.
Atau dari pihak pemerintah Arab dan negeri-negeri Islam dengan mempermudah sampainya bantuan-bantuan kepada mereka dan mengambil posisi dibelakang mereka dan membela kepentingan-kepentingan mereka di pertemuan-pertemuan, acara-acara, dan musyawarah-musyawarah antar negara dan dalam negeri. Semua itu termasuk ke dalam bekerjasama di atas kebajikan dan ketakwaan yang diperintahkan di dalam firman-Nya:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ
“Dan bekerjasamalah kalian di atas kebajikan dan ketakwaan”. (QS. Al Ma’idah: 2)
Dan termasuk dalam hal ini juga, menyampaikan nasihat kepada mereka dan menunjuki mereka kepada setiap kebaikan bagi mereka. Dan diantaranya yang paling besar, mendoakan mereka pada setiap waktu agar cobaan ini diangkat dari mereka dan agar bencana ini disingkap dari mereka dan mendoakan mereka agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memulihkan keadaan mereka dan membimbing amalan dan ucapan mereka.
Dan sesungguhnya kami mewasiatkan kepada saudara-saudara kami kaum muslimin di Palestina untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bertaubat kepada-Nya, sebagaimana kami mewasiatkan mereka agar bersatu di atas kebenaran dan meninggalkan perpecahan dan pertikaian, serta menutup celah bagi pihak musuh yang memanfaatkan kesempatan dan akan terus memanfaatkan (kondisi ini) dengan melakukan tindak kesewenang-wenangan dan pelecehan.
Dan kami menganjurkan kepada semua saudara-saudara kami untuk menempuh sebab-sebab agar terangkatnya kesewenang-wenangan terhadap negeri mereka sambil tetap menjaga keikhlasan dalam berbuat karena Allah Ta’ala dan mencari keridha’an-Nya dan mengambil bantuan dengan kesabaran dan shalat dan musyawarah dengan para ulama dan orang-orang yang berakal dan bijak disetiap urusan mereka, karena itu semua potensial kepada taufik dan benarnya langkah.
Sebagaimana kami juga mengajak kepada orang-orang yang berakal di setiap negeri dan masyarakat dunia seluruhnya untuk melihat kepada bencana ini dengan kacamata orang yang berakal dan sikap yang adil untuk memberikan kepada masyarakat Palestina hak-hak mereka dan mengangkat kedzaliman dari mereka agar mereka hidup dengan kehidupan yang mulia. Sekaligus kami juga berterima kasih kepada setiap pihak yang berlomba-lomba dalam membela dan membantu mereka dari negara-negara dan individu.
Kami mohon kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang husna dan sifat-sifat-Nya yang tinggi untuk menyingkap kesedihan dari ummat ini dan memuliakan agama-Nya dan meninggikan kalimat-Nya dan memenangkan para wali-Nya dan menghinakan musuh-musuh-Nya dan menjadikan tipu daya mereka boomerang bagi mereka dan menjaga ummat Islam dari kejahata-kejahatan mereka, sesungguhnya Dialah Penolong kita dalam hal ini dan Dzat Yang Maha Berkuasa. Dan shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga serta shahabatnya dan ummatnya yang mengikuti beliau dengan baik sampai hari kiamat.
Sumber: http://ahlussunnah-jakarta.com/artikel_detil.php?id=282,
diterjemahkan dari http://www.sahab.net/home/index.php?threads_id=152
Bantuan kepada kaum muslimin di berbagai penjuru dunia oleh ulama Saudi bukan sekedar fatwa belaka, namun benar-benar diamalkan oleh para ulama tersebut. Diantaranya dalam kisah-kisah berikut.
Keteladanan Mufti Saudi Arabia dan Ketua Umum Rabithah Al-‘Alam Al-Islami di Masanya, Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah
Ali bin Abdullah Ad-Darbi menceritakan:
“Ada satu kisah yang sangat berkesan bagiku, pernah suatu saat berangkatlah empat orang dari salah satu lembaga sosial di Kerajaan Saudi Arabia ke pedalaman Afrika untuk mengantarkan bantuan dari pemerintah negeri yang penuh kebaikan ini, Kerajaan Saudi Arabia.
Setelah berjalan kaki selama empat jam dan merasa capek, mereka melewati seorang wanita tua yang tinggal di sebuah kemah dan mengucapkan salam kepadanya, lalu memberinya sebagian bantuan yang mereka bawa.
Maka berkatalah sang wanita tua, ‘Dari mana asal kalian?’
Mereka menjawab, ‘Kami dari Kerajaan Saudi Arabia’.
Wanita tua itu lalu berkata, ‘Sampaikan salamku kepada Syaikh Bin Baz’.
Mereka berkata, ‘Semoga Allah merahmatimu, bagaimana Syaikh Bin Baz tahu tentang Anda di tempat terpencil seperti ini?’
Wanita tua menjawab, ‘Demi Allah, Syaikh Bin Baz mengirimkan untukku 1000 Riyal setiap bulan, setelah aku mengirimkan kepadanya surat permohonan bantuan, setelah aku memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala’.”
Sumber: http://nasihatonline.wordpress.com/2010/07/04/155/,
dari Koran Al-Madinah, no. 13182
Salah seorang murid Syaikh bin Baz rahimahullah pernah bercerita,
“Pada suatu malam, ketika Syaikh bin Baz rahimahullah sedang shalat tahajjud, tiba-tiba terdengar suara orang yang melompat ke rumahnya, maka Syaikh pun membangunkan anak-anaknya untuk melihat apa yang terjadi, dan beliau tetap melanjutkan shalatnya. Setelah beliau shalat, barulah anak-anaknya mengabari bahwa telah ditangkap seorang pencuri, dia adalah seorang pekerja dari Pakistan. Lalu Syaikh minta pencuri itu dihadirkan ke hadapannya.
Pertama sekali yang beliau lakukan adalah membangunkan tukang masak dan memasakkan makanan untuknya, setelah si pencuri makan sampai kenyang, beliau memanggilnya dan berkata,
‘Kenapa engkau melakukan ini?’
Pencuri menjawab,
‘Ibuku di Pakistan saat ini sedang dirawat di rumah sakit dan membutuhkan biaya 10.000 Riyal, sedang saya hanya memiliki 5.000 Riyal, maka saya hanya mau mencuri 5.000 Riyal.’
Maka Syaikh menghubungi salah seorang muridnya yang berasal dari Pakistan untuk mencari kebenaran akan perkataan si pencuri. Pada hari berikutnya, Syaikh telah mendapatkan kebenaran atas pengakuan si pencuri. Beliau pun memberikan kepadanya bantuan sebesar 5.000 Riyal dan menambah lagi 5.000 Riyal dengan anggapan, kemungkinan dia membutuhkannya, maka total bantuan Syaikh kepadanya sebesar 10.000 Riyal. Singkat cerita, pencuri ini kemudian menjadi murid Syaikh dan selalu menyertai beliau sampai wafatnya.”
Disarikan dari ceramah, “Maqaathi’ Muatstsiroh; Ibnu Baz rahimahullah Ma’a As-Sariq.”
Abdullah bin Muhammad Al-Mu’taz menceritakan: Asy-Syaikh Muhammad Hamid, Ketua Paguyuban Ashabul Yaman di negeri Eretria berkisah,
“Saya datang ke Riyadh di malam hari yang dingin dalam keadaan tidak punya uang untuk menyewa hotel. Saya kemudian berpikir untuk datang ke rumah Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz. Saat itu waktu menunjukkan pukul 03.00 pagi. Awalnya saya ragu, namun akhirnya saya putuskan untuk pergi ke rumah beliau. Saya tiba di rumah beliau yang sederhana dan bertemu dengan seorang yang tidur di pintu pagar. Setelah terbangun, ia membukakan pintu untukku. Saya memberi salam padanya dengan pelan sekali supaya tidak ada orang lain yang mendengarnya karena hari begitu larut.
Beberapa saat kemudian aku melihat Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz berjalan menuruni tangga sambil membawa semangkuk makanan. Beliau mengucapkan salam dan memberikan makanan itu kepada saya. Beliau berkata, ‘Saya mendengar suara anda kemudian saya ambil makanan ini karena saya berpikir anda belum makan malam ini.
“Demi Allah, saya tidak bisa tidur malam itu, menangis karena telah mendapat perlakuan yang demikian baik.”
Untaian Mutiara Kehidupan Ulama Ahlus Sunnah, hal. 27-28.
Subhanallah, inilah akhlak para ulama yang sangat dibenci oleh para pelaku syirik dan bid’ah. Inilah pemerintah yang dituduh ganas dan sadis oleh mereka yang membenci dakwah tauhid dan sunnah.
Masih banyak lagi kebaikan pemerintah Saudi dan ulamanya untuk kaum muslimin dunia yang tidak mungkin kami ceritakan semuanya di sini.
فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
“Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (QS. Al-Hajj: 46)
YANG PERLU DICERMATI
Pembaca yang budiman, yang perlu dicermati dari buku Sejarah Berdarah ini, mengapa pada bagian awal buku dimulai dengan menjelek-jelekkan Salafi, tidak peduli walau harus berdusta?! Jawabannya ada di akhir buku tersebut, yaitu agar kaum muslimin berpaling dari manhaj (metode beragama) Salaf, yaitu memahami agama yang mulia ini berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang sesuai dengan pemahaman Salaf.
Pada akhir bukunya, saudara Idahram membuat satu bab khusus untuk menolak manhaj Salaf dengan judul “Kerancuan Konsep & Manhaj Salafi Wahabi” yang insya Allah Ta’ala akan kami jawab dengan dalil Al-Qur’an, As-Sunnah, ijma’ sahabat, penjelasan ulama dari empat mazhab dan ulama lainnya.
Jadi masalahnya, ada pada fanatisme terhadap kebid’ahan yang sangat bertentangan dengan jalan Salaf, jalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabat beliau. Penulisnya tidak rela kalau umat Islam meninggalkan bid’ah dan mengikuti manhaj Salaf. Maka dijadikanlah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah sebagai kambing hitamnya, sebab tidak mungkin dia berani memcaci maki Salaf atau memperbanyak dusta atas nama Salaf dan memfitnah mereka.
Oleh karena itu sebelum jauh kita melangkah, perlu kami tegaskan, Salafi adalah pengikut Salaf, yaitu Rasulullah Muhammad bin Abdullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabat beliau. Bukan pengikut Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah. Hanyalah kita mengikuti Syaikh ketika beliau mengikuti manhaj Salaf. Jika beliau tersalah dalam satu masalah dan bertentangan dengan manhaj Salaf, maka kita tidak mengikuti pendapat beliau.
Sehingga, “fakta-fakta” sejarah yang berisi fitnah dan dusta itu, andaikan benar sekalipun, tidak ada pengaruhnya sama sekali terhadap Salafi dan kewajiban mengikuti manhaj Salaf. Artinya, andaikan tuduhan-tuduhan keji yang dialamatkan kepada Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah itu benar adanya, sama sekali tidak bisa dijadikan alasan untuk menjelek-jelekkan Salafi, sebab Salafi telah ada jauh sebelum berdirinya Kerajaan Saudi Arabia dan Salafi tidak hanya di Saudi saja.
Kalau kemudian ada yang mengaku-ngaku Salafi lalu ternyata dia melakukan hal-hal yang bertentangan dengan manhaj Salaf itu sendiri, tentunya tidak bisa kita menyalahkan manhaj yang mulia ini, sebagaimana kita tidak bisa menyalahkan semua Salafi di dunia ini.
Tetapi alhamdulilllah, tuduhan-tuduhan kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah hanyalah kedustaan dan kesalahpahaman belaka, maka patut kalau kami membela seorang ulama yang terzalimi, meskipun tujuan utama kami dalam buku ini bukanlah sekedar membela beliau melainkan untuk meluruskan pemahaman yang menyimpang dari manhaj Salaf dan mengajak umat Islam secara umum, khususnya penulis buku Sejarah Berdarah dan kelompoknya untuk kembali kepada kebenaran, yaitu kepada manhaj Salaf yang Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan untuk diikuti.
Footnote:
[1] Kita tidak menutup mata, layaknya manusia biasa, pemerintah dan ulama Saudi tentunya memiliki kesalahan dan kekhilafan. Akan tetapi, orang yang berbudi tentu tidak mudah melupakan kebaikan saudaranya, sedangkan orang yang tidak berbudi, alias tidak tahu balas budi, sulit bagi mereka mengingat kebaikan orang lain, prasangka buruk mereka telah menutupi semua kebaikan yang ada pada saudaranya, seperti kata penyair,
وعين الرضا عن كل عيب كليلة
كما أن عين السخط تبدي المساويا
“Pandangan simpati menutupi segala cela,
Pandangan benci menampakkan segala cacat.”
[2] Kali ini dia jujur, walau sebenarnya dia banyak berdusta, sebagaimana yang telah kita buktikan sebelumnya dan akan datang bukti-bukti kedustaannya yang lain, hadaahullah.
[3] Sengaja kami tidak menyebutkan nama-nama medianya di sini karena alasan syar’i, yaitu adanya pelanggaran-pelanggaran syari’at yang ada dalam media-media tersebut, sehingga kami khawatir ikut ta’awun mengiklankan keberadaan media tersebut. Alasan lain, dalam masalah ini penyebutan nama media tersebut bukan suatu hal yang darurat, terlebih berita-berita ini sangat mudah disearch di internet.
Ditulis oleh Al-Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray hafizhahullah dalam buku “Salafi, Antara Tuduhan dan Kenyataan” penerbit TooBagus cet. kedua. Bantahan terhadap buku “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi” karya Syaikh Idahram hadahullah.
(Sumber: http://rizkytulus.wordpress.com/…/kebaikan-pemerintah-ulam…/)
—
Kenapa Saudi atau orang2 Saudi selalu jadi sorotan yg negatif?
- Jika terjadi musibah di negara muslim atau pada kaum muslimin, maka negara Saudi dan org2nya yg di sorot. Mereka katakan bhw Saudi diam saja, tidak mau nyumbang, pro amerika, dsb. Kenapa mereka tidak mengatakan seperti itu kepada diri mrk sendiri atw negara mrk sendiri?
- Jika terjadi kasus penganiayaan TKI di Saudi atau hukuman mati, maka langsung di ekspos besar2an, melebihi kasus yg terjadi di negara2 lain atau negaranya sendiri. Padahal jumlah kasus tsb jauh lebih sedikit dibanding negara2 lainnya.
- Jika berdebat dengan org kafir, pelaku kesyirikan dan pelaku bid’ah, maka mereka selalu menjurus kepada kejelekan2 di Saudi dan orang2nya. Apakah Islam dan Sunnah itu hanya ada di Saudi saja?
- Jika pemberian gelar Doktor untuk Raja Saudi dipermasalahkan, yang beliau sudah berusaha menerapkan hukuman Syar’i di negaranya, serta sudah byk membantu negara kita dengan memberikan izin untuk pergi haji dan umrah, menjadi TKI, kuliah, dll. Lantas kenapa pemberian gelar Doktor utk orang2 kafir atau musuh2 Islam (seperti tokoh2 JIL, dsb) tidak dipermasalahkan?? apakah mereka tidak sadar kalau negara kita adalah negara yg berpenduduk muslim terbesar di dunia?
- Jika…jika…jika…dll
Ditambah lagi, mereka berani menantang Saudi???
Mereka berani memutuskan kerjasama dengan Saudi???
Nekadd…
Benar kata SAHABAT ANA, kang Zayed Mardzy, “Kalau Saudi memutuskan hubungan dengan kita, apa mau kita haji atau thawafnya di Monas”???
Beliau (kang Zayed Mardzy) juga berkata, “Satu kepribadian umumnya warga saudi (dan sekitarnya) yang notabene kebanyakan keturanan dari para sahabat baik kaum Muhajirin dan Anshar adalah TIDAK MAU PUBLIKASI atas kebaikan2 yg selama ini mereka berikan kepada seluruh penjuru dunia. Dan ini saya buktikan ketika saya mengantar utusan mereka ke Aceh pas 6 hari pasca Tsunami. Saya katakan : ‘Ya Syeikh, media masa membicarakan bantuan ke aceh dari Eropa, dari amerika, dari jepang, asutralia dll, dan tidak ada bantuan dari sodara muslim di Timur tengah, padahal kita sekarang sedang mewakili mereka, apa perlu saya publikasikan?’ Mereka cuma menjawab : ‘Kami tidak membutuhkan publikasi, kami hanya ingin menjalankan kewajiban kami kepada saudara muslim dibelahan bumi manapun.’ Saya bilang ke mereka : ‘SATU PERMINTAAN SAYA KEPADA ANTUM, ‘MOHON ANTUM TETAP MEMAKAI BAJU ANTUM YANG INI SELAMA DI ACEH (maksudnya baju gamis/tsaub)’.”
Ada seseorang berkata, “Jika negara kita memutuskan hubungan secara diplomatik,apa iya sampai berpengaruh terhadap ibadah seseorang?? Kalo saudi menghalang2i ibadah haji orang hanya karena negara telah memutuskan hubungan diplomatiknya, apa ga berdosa tuh..terus letak menegakkan syari’atnya apa hanya sampai sebatas itu..??”
Maka kami katakan, “Yang lebih berdosa lagi adalah yg berani memutuskan hubungan dengan Arab Saudi, ibaratnya, siapa yg main api duluan? Padahal dampak mudharatnya jauh lebih besar yg bermain api lebih dulu. Supaya ant tidak terkena maksud dari status diatas, maka ant tidak perlu mempermasalahkan pihak Saudi, karena yang ant permasalahkan adalah akibat dari suatu sebab. Ahsan untuk awalnya ant mempermasalahkan sebabnya dulu, kemudian setelah itu ant mempermasalahkan akibatnya. Sangat tidak adil jika seseorang mempermasalahkan akibatnya, sedangkan yang menjadi sebab tidak dipermasalahkan (seperti kasus dalam status diatas).
Kalo belum paham, ana kasih contoh:
Seorang anak diusir oleh orangtuanya dengan sebab kedurhakaannya.
Mana yang harus dipermasalahkan pertama kali???
Seseorang yg adil akan mempermasalahkan anaknya lebih dulu, kenapa ia durhaka kpd orangtuanya?
Berbeda dengan ant, yang malah mempermasalahkan orangtuanya, yaitu kenapa orangtuanya mengusir anaknya? Sedangkan anaknya tidak ant permasalahkan. Apakah hal ini termasuk adil???
Adalah hak pemerintah Saudi melarang seseorang atau jamaah untuk pergi Haji dengan alasan atau sebab tertentu. Seperti halnya pemerintah Saudi melarang jamaah Ahmadiyah melaksanakan haji ke negaranya. Juga putusnya hubungan diplomatik akan mempengaruhi segala2nya, seperti visa, pasport, kuota, dsb. Sedangkan ibadah haji membutuhkan hal2 tersebut.”
Oleh Abu Fahd Negara Tauhid
===================================
SAUDI LAGI…SAUDI LAGI…2
Bagi yang benci dengan Saudi harap gigit jari dulu…
Apalagi yang pernah ngomong: “Mana bantuan dari Saudi??? Mana kepedulian Saudi??? Mana sikap Saudi???”
Harap koreksi diri dulu…
1. Bantuan Saudi untuk GAZA/Palestina 1Milyar US Dollar = Rp.9,5 Triliun + Sumbangan Tiap Bulan 15 Juta Dolar = Rp.142,5 Milyar.
2. Bantuan Saudi untuk Korban Gempa Aceh 530 Juta Dollar = Rp. 5 Triliun 35 Milyar.
3. Bantuan Saudi untuk Muslim Rohingya 50 Juta Dollar = Rp. 475 Milyar
4. Bantuan Saudi untuk Suriah 32,5 juta Dollar (dalam sehari!) = Rp. 300 Milyar lebih.
(https://www.facebook.com/negara.tauhid/posts/421326594585251)
Referensi:
- Arab Saudi Berikan Bantuan untuk Muslim Myanmar – KOMPAS.com
- BELUM 1 HARI SUMBANGAN UNTUK SURIAH SUDAH TERKUMPUL LEBIH DARI RP 300 MILYAR DARI NEGARA SAUDI
KEBAIKAN PEMERINTAH SAUDI UNTUK KAUM MUSLIMIN DUNIA[1]
Sebetulnya di dalam buku Sejarah Berdarah ini juga sudah terdapat kontradiksi. Di satu sisi saudara Idahram berusaha mencitrakan pemerintah Saudi Arabia sebagai pemerintah yang sadis dan ganas layaknya Nazi Jerman yang dipimpin Hitler, bahkan lebih kejam dari Hitler.
Namun di sisi lain, dia mengakui fakta-fakta akan pemuliaan dan penghormatan Kerajaan Saudi Arabia terhadap kaum muslimin.
Buktinya, sambutan yang baik dari pemerintah Saudi terhadap tokoh-tokoh Nahdhatul Ulama (NU) yang sengaja datang untuk mengkritik pemerintah Saudi. Tidak sedikit pun ada usaha dari pemerintah Saudi untuk mencelakakan apalagi membunuh para delegasi yang jelas-jelas aqidah dan amaliah mereka berbeda dengan apa yang diyakini dan diamalkan oleh pemerintah Saudi, malah kritikan mereka dalam masalah amaliah mazhab diterima dengan baik oleh pemerintah Saudi. Dengan jujur[2] saudara Idahram berkata,
“Utusan para ulama pesantren, alhamdulillah, berhasil dan diterima dengan baik oleh penguasa Saudi. Raja Saudi menjamin kebebasan amaliah dalam mazhab empat di Tanah Haram dan tidak ada penggusuran makam Nabi Muhammad Saw. (shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen).” (Sejarah Berdarah…, hal. 138)
Kebaikan pemerintah Saudi terhadap kaum muslimin dunia sudah tidak terhitung jumlahnya, termasuk Indonesia.
Ratusan masjid dibangun oleh pemerintah maupun yayasan sosial yang mengumpulkan dana dari masyarakat Saudi serta santunan fakir miskin dan pembuatan sumur-sumur sebenarnya sudah sangat banyak. Hanya saja jarang diekspos oleh media.
Pemerintah Saudi juga membuka cabang universitas Muhammad bin Su’ud di Jakarta untuk kaum muslimin Indonesia. Sampai saat ini, saya tidak tahu ada sekolah di Indonesia yang dibangun oleh pemerintah mana pun di dunia ini dengan menyewa dua buah gedung besar dan mewah untuk kaum muslimin di Indonesia secara gratis. Bukan hanya itu, para mahasiswa juga digaji, buku-buku diberikan secara gratis, asrama juga gratis. Para santri dan pengajar pesantren-pesantren NU juga banyak yang sekolah di sini, menikmati fasilitas yang diberikan pemerintah Saudi.
Cabang universitas Muhammad bin Su’ud ini juga terdapat di negeri-negeri lain. Di dalam negeri Saudi sendiri, saat ini ada ribuan pelajar muslim dari seluruh dunia, termasuk anak-anak bangsa Indonesia, bahkan tidak sedikit santri-santri NU. Mereka belajar secara gratis plus digaji oleh pemerintah Saudi.
Ketika terjadi Tsunami Aceh dan Sumatera Utara, negara Barat gembar-gembor di media massa mengumumkan sumbangan-sumbangan mereka, padahal nilainya juga tidak terlalu besar, itu pun ternyata sebagian besarnya berupa pinjaman. Diam-diam pemerintah Saudi hampir tidak terekspos oleh media (entah sengaja atau tidak?!), telah mengirim pesawat-pesawatnya ke Aceh yang mengangkut berbagai macam bantuan. Beberapa media ketika itu menginfokan,[3]
“Rakyat dan pemerintah Arab Saudi menyumbang US$530 juta (sekitar Rp. 4,8 triliun) untuk korban gempa dan gelombang tsunami di Aceh dan Sumatra Utara. Semua sumbangan itu berbentuk hibah. Dari total hibah itu, sebesar US$280 juta berupa uang tunai yang terdiri dari sumbangan masyarakat sebesar US$30 juta. Sementara US$250 juta sisanya berbentuk makanan, obat-obatan, selimut, dan alat-alat kedokteran.”
“Semua sumbangan itu merupakan hibah (pemberian), bukan utang yang harus dibayar. Sumbangan berupa hibah ini tentu saja lebih baik daripada sumbangan yang berupa utang. Karena utang ini di kemudian hari akan menjadi beban masyarakat Indonesia. Meskipun utang itu bersifat pinjaman lunak (soft loan), rakyat Indonesia tetap harus membayarnya,” ungkap salah seorang tokoh.”
Adakah bantuan Saudi untuk Palestina?
Benarkah tuduhan dusta lagi keji yang dihembuskan
saudara Idahram bahwa Saudi bekerjasama dengan Inggris hingga
Palestina berhasil dicaplok Yahudi?
Jawabannya, kenyataan yang ada sangat bertolak belakang dengan tuduhan dusta tersebut. Ketika hizbiyyun masih sibuk berdemo untuk Palestina dan mengkritik fatwa ulama Saudi akan haramnya demo, pemerintah Saudi dan masyarakatnya telah mengumpulkan dana dalam jumlah yang sangat besar untuk Palestina. Media menginfokan,
“Raja Arab Saudi pada Senin mengumumkan sumbangan senilai satu miliar dolar AS bagi pembangunan kembali Gaza yang digempur secara ofensif oleh Yahudi selama beberapa pekan. ‘Atas nama rakyat Saudi, saya umumkan sumbangan sebesar 1 miliar dollar bagi program pembangunan kembali Gaza,’ kata Raja Saudi pada pembukaan konferensi tingkat tinggi Arab di Kuwait.”
Ketika Amerika Serikat menekan Saudi untuk memboikot pemerintahan Palestina dengan tidak memberi bantuan, media memberitakan,
“Arab Saudi menegaskan bahwa mereka akan tetap melanjutkan pemberian bantuan dana yang jumlahnya sekitar 15 juta dollar AS tiap bulannya untuk pemerintah Palestina.”
Media lain menginfokan sumbangan seorang pengusaha,
“Seorang pengusaha Saudi yang menolak untuk disebutkan identitasnya ini- pada hari Senin, sumbangkan 25 juta Riyal untuk membantu rakyat Gaza.”
KEBAIKAN ULAMA SAUDI UNTUK KAUM MUSLIMIN DUNIA
Bukan hanya pemerintahnya yang berusaha membantu Palestina, para ulama di Saudi pun mengeluarkan fatwa sebagai dorongan kepada masyarakat dan kaum muslimin di seluruh dunia untuk ikut membantu. Inilah fatwa ulama yang dituduh secara dusta dan keji oleh saudara Idahram, bahwa mereka telah bersekongkol dengan Yahudi untuk merebut Palestina.
Fatwa Lembaga Resmi Untuk Fatwa Kerajaan Saudi Arabia Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-‘Ilmiyyah wal Ifta’ tentang Masalah Palestina
“Segala puji hanyalah milik Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi dan rasul yang paling mulia, nabi kita Muhammad dan kepada keluarga beliau beserta para shahabatnya dan ummatnya yang setia mengikutinya sampai akhir zaman. Wa ba’da;
Sesungguhnya Lajnah Da’imah Lil Buhuts Al ‘Ilmiyah wal Ifta’ (Dewan Tetap Untuk Penelitian Ilmiyah dan Fatwa) di Kerajaan Saudi Arabia mengikuti (perkembangan yang terjadi) dengan penuh kegalauan dan kesedihan akan apa yang telah terjadi dan sedang terjadi yang menimpa saudara-saudara kita muslimin Palestina dan lebih khusus lagi di Jalur Gaza, dari angkara murka dan terbunuhnya anak-anak, kaum wanita dan orang-orang yang sudah renta, dan pelanggaran-pelanggaran terhadap kehormatan, rumah-rumah serta bangunan-bangunan yang dihancurkan dan pengusiran penduduk. Tidak diragukan lagi ini adalah kejahatan dan kedzaliman terhadap penduduk Palestina.
Dan dalam menghadapi peristiwa yang menyakitkan ini wajib atas umat Islam berdiri satu barisan bersama saudara-saudara mereka di Palestina dan bahu membahu dengan mereka, ikut membela dan membantu mereka serta bersungguh-sungguh dalam menepis kedzaliman yang menimpa mereka dengan sebab dan sarana apa pun yang mungkin dilakukan sebagai wujud dari persaudaraan seagama dan seikatan iman.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara”. (QS. Al Hujurat: 10)
dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman,
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ
“Orang-orang mukmin laki-laki dan orang-orang mukmin perempuan sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain”. (QS. At-Taubah: 71)
dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, “Seorang mukmin bagi mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan yang saling menopang, lalu beliau menautkan antar jari-jemari (kedua tangannya)”. (Muttafaqun ‘Alaihi)
dan beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam juga bersabda, “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan sakit dan tidak bisa tidur”. (Muttafaqun ‘Alaihi)
dan beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam juga bersabda, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak mendzalimi saudaranya, tidak menipunya, tidak memperdayanya dan tidak meremehkannya”. (HR. Al-Imam Muslim)
Dan pembelaan bentuknya umum mencakup banyak aspek sesuai kemampuan sambil tetap memperhatikan keadaan, apakah dalam bentuk benda atau suatu yang abstrak dan apakah dari awam muslimin berupa harta, makanan, obat-obatan, pakaian, dan yang lain sebagainya.
Atau dari pihak pemerintah Arab dan negeri-negeri Islam dengan mempermudah sampainya bantuan-bantuan kepada mereka dan mengambil posisi dibelakang mereka dan membela kepentingan-kepentingan mereka di pertemuan-pertemuan, acara-acara, dan musyawarah-musyawarah antar negara dan dalam negeri. Semua itu termasuk ke dalam bekerjasama di atas kebajikan dan ketakwaan yang diperintahkan di dalam firman-Nya:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ
“Dan bekerjasamalah kalian di atas kebajikan dan ketakwaan”. (QS. Al Ma’idah: 2)
Dan termasuk dalam hal ini juga, menyampaikan nasihat kepada mereka dan menunjuki mereka kepada setiap kebaikan bagi mereka. Dan diantaranya yang paling besar, mendoakan mereka pada setiap waktu agar cobaan ini diangkat dari mereka dan agar bencana ini disingkap dari mereka dan mendoakan mereka agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memulihkan keadaan mereka dan membimbing amalan dan ucapan mereka.
Dan sesungguhnya kami mewasiatkan kepada saudara-saudara kami kaum muslimin di Palestina untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bertaubat kepada-Nya, sebagaimana kami mewasiatkan mereka agar bersatu di atas kebenaran dan meninggalkan perpecahan dan pertikaian, serta menutup celah bagi pihak musuh yang memanfaatkan kesempatan dan akan terus memanfaatkan (kondisi ini) dengan melakukan tindak kesewenang-wenangan dan pelecehan.
Dan kami menganjurkan kepada semua saudara-saudara kami untuk menempuh sebab-sebab agar terangkatnya kesewenang-wenangan terhadap negeri mereka sambil tetap menjaga keikhlasan dalam berbuat karena Allah Ta’ala dan mencari keridha’an-Nya dan mengambil bantuan dengan kesabaran dan shalat dan musyawarah dengan para ulama dan orang-orang yang berakal dan bijak disetiap urusan mereka, karena itu semua potensial kepada taufik dan benarnya langkah.
Sebagaimana kami juga mengajak kepada orang-orang yang berakal di setiap negeri dan masyarakat dunia seluruhnya untuk melihat kepada bencana ini dengan kacamata orang yang berakal dan sikap yang adil untuk memberikan kepada masyarakat Palestina hak-hak mereka dan mengangkat kedzaliman dari mereka agar mereka hidup dengan kehidupan yang mulia. Sekaligus kami juga berterima kasih kepada setiap pihak yang berlomba-lomba dalam membela dan membantu mereka dari negara-negara dan individu.
Kami mohon kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang husna dan sifat-sifat-Nya yang tinggi untuk menyingkap kesedihan dari ummat ini dan memuliakan agama-Nya dan meninggikan kalimat-Nya dan memenangkan para wali-Nya dan menghinakan musuh-musuh-Nya dan menjadikan tipu daya mereka boomerang bagi mereka dan menjaga ummat Islam dari kejahata-kejahatan mereka, sesungguhnya Dialah Penolong kita dalam hal ini dan Dzat Yang Maha Berkuasa. Dan shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga serta shahabatnya dan ummatnya yang mengikuti beliau dengan baik sampai hari kiamat.
Sumber: http://ahlussunnah-jakarta.com/artikel_detil.php?id=282,
diterjemahkan dari http://www.sahab.net/home/index.php?threads_id=152
Bantuan kepada kaum muslimin di berbagai penjuru dunia oleh ulama Saudi bukan sekedar fatwa belaka, namun benar-benar diamalkan oleh para ulama tersebut. Diantaranya dalam kisah-kisah berikut.
Keteladanan Mufti Saudi Arabia dan Ketua Umum Rabithah Al-‘Alam Al-Islami di Masanya, Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah
Ali bin Abdullah Ad-Darbi menceritakan:
“Ada satu kisah yang sangat berkesan bagiku, pernah suatu saat berangkatlah empat orang dari salah satu lembaga sosial di Kerajaan Saudi Arabia ke pedalaman Afrika untuk mengantarkan bantuan dari pemerintah negeri yang penuh kebaikan ini, Kerajaan Saudi Arabia.
Setelah berjalan kaki selama empat jam dan merasa capek, mereka melewati seorang wanita tua yang tinggal di sebuah kemah dan mengucapkan salam kepadanya, lalu memberinya sebagian bantuan yang mereka bawa.
Maka berkatalah sang wanita tua, ‘Dari mana asal kalian?’
Mereka menjawab, ‘Kami dari Kerajaan Saudi Arabia’.
Wanita tua itu lalu berkata, ‘Sampaikan salamku kepada Syaikh Bin Baz’.
Mereka berkata, ‘Semoga Allah merahmatimu, bagaimana Syaikh Bin Baz tahu tentang Anda di tempat terpencil seperti ini?’
Wanita tua menjawab, ‘Demi Allah, Syaikh Bin Baz mengirimkan untukku 1000 Riyal setiap bulan, setelah aku mengirimkan kepadanya surat permohonan bantuan, setelah aku memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala’.”
Sumber: http://nasihatonline.wordpress.com/2010/07/04/155/,
dari Koran Al-Madinah, no. 13182
Salah seorang murid Syaikh bin Baz rahimahullah pernah bercerita,
“Pada suatu malam, ketika Syaikh bin Baz rahimahullah sedang shalat tahajjud, tiba-tiba terdengar suara orang yang melompat ke rumahnya, maka Syaikh pun membangunkan anak-anaknya untuk melihat apa yang terjadi, dan beliau tetap melanjutkan shalatnya. Setelah beliau shalat, barulah anak-anaknya mengabari bahwa telah ditangkap seorang pencuri, dia adalah seorang pekerja dari Pakistan. Lalu Syaikh minta pencuri itu dihadirkan ke hadapannya.
Pertama sekali yang beliau lakukan adalah membangunkan tukang masak dan memasakkan makanan untuknya, setelah si pencuri makan sampai kenyang, beliau memanggilnya dan berkata,
‘Kenapa engkau melakukan ini?’
Pencuri menjawab,
‘Ibuku di Pakistan saat ini sedang dirawat di rumah sakit dan membutuhkan biaya 10.000 Riyal, sedang saya hanya memiliki 5.000 Riyal, maka saya hanya mau mencuri 5.000 Riyal.’
Maka Syaikh menghubungi salah seorang muridnya yang berasal dari Pakistan untuk mencari kebenaran akan perkataan si pencuri. Pada hari berikutnya, Syaikh telah mendapatkan kebenaran atas pengakuan si pencuri. Beliau pun memberikan kepadanya bantuan sebesar 5.000 Riyal dan menambah lagi 5.000 Riyal dengan anggapan, kemungkinan dia membutuhkannya, maka total bantuan Syaikh kepadanya sebesar 10.000 Riyal. Singkat cerita, pencuri ini kemudian menjadi murid Syaikh dan selalu menyertai beliau sampai wafatnya.”
Disarikan dari ceramah, “Maqaathi’ Muatstsiroh; Ibnu Baz rahimahullah Ma’a As-Sariq.”
Abdullah bin Muhammad Al-Mu’taz menceritakan: Asy-Syaikh Muhammad Hamid, Ketua Paguyuban Ashabul Yaman di negeri Eretria berkisah,
“Saya datang ke Riyadh di malam hari yang dingin dalam keadaan tidak punya uang untuk menyewa hotel. Saya kemudian berpikir untuk datang ke rumah Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz. Saat itu waktu menunjukkan pukul 03.00 pagi. Awalnya saya ragu, namun akhirnya saya putuskan untuk pergi ke rumah beliau. Saya tiba di rumah beliau yang sederhana dan bertemu dengan seorang yang tidur di pintu pagar. Setelah terbangun, ia membukakan pintu untukku. Saya memberi salam padanya dengan pelan sekali supaya tidak ada orang lain yang mendengarnya karena hari begitu larut.
Beberapa saat kemudian aku melihat Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz berjalan menuruni tangga sambil membawa semangkuk makanan. Beliau mengucapkan salam dan memberikan makanan itu kepada saya. Beliau berkata, ‘Saya mendengar suara anda kemudian saya ambil makanan ini karena saya berpikir anda belum makan malam ini.
“Demi Allah, saya tidak bisa tidur malam itu, menangis karena telah mendapat perlakuan yang demikian baik.”
Untaian Mutiara Kehidupan Ulama Ahlus Sunnah, hal. 27-28.
Subhanallah, inilah akhlak para ulama yang sangat dibenci oleh para pelaku syirik dan bid’ah. Inilah pemerintah yang dituduh ganas dan sadis oleh mereka yang membenci dakwah tauhid dan sunnah.
Masih banyak lagi kebaikan pemerintah Saudi dan ulamanya untuk kaum muslimin dunia yang tidak mungkin kami ceritakan semuanya di sini.
فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
“Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (QS. Al-Hajj: 46)
YANG PERLU DICERMATI
Pembaca yang budiman, yang perlu dicermati dari buku Sejarah Berdarah ini, mengapa pada bagian awal buku dimulai dengan menjelek-jelekkan Salafi, tidak peduli walau harus berdusta?! Jawabannya ada di akhir buku tersebut, yaitu agar kaum muslimin berpaling dari manhaj (metode beragama) Salaf, yaitu memahami agama yang mulia ini berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang sesuai dengan pemahaman Salaf.
Pada akhir bukunya, saudara Idahram membuat satu bab khusus untuk menolak manhaj Salaf dengan judul “Kerancuan Konsep & Manhaj Salafi Wahabi” yang insya Allah Ta’ala akan kami jawab dengan dalil Al-Qur’an, As-Sunnah, ijma’ sahabat, penjelasan ulama dari empat mazhab dan ulama lainnya.
Jadi masalahnya, ada pada fanatisme terhadap kebid’ahan yang sangat bertentangan dengan jalan Salaf, jalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabat beliau. Penulisnya tidak rela kalau umat Islam meninggalkan bid’ah dan mengikuti manhaj Salaf. Maka dijadikanlah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah sebagai kambing hitamnya, sebab tidak mungkin dia berani memcaci maki Salaf atau memperbanyak dusta atas nama Salaf dan memfitnah mereka.
Oleh karena itu sebelum jauh kita melangkah, perlu kami tegaskan, Salafi adalah pengikut Salaf, yaitu Rasulullah Muhammad bin Abdullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabat beliau. Bukan pengikut Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah. Hanyalah kita mengikuti Syaikh ketika beliau mengikuti manhaj Salaf. Jika beliau tersalah dalam satu masalah dan bertentangan dengan manhaj Salaf, maka kita tidak mengikuti pendapat beliau.
Sehingga, “fakta-fakta” sejarah yang berisi fitnah dan dusta itu, andaikan benar sekalipun, tidak ada pengaruhnya sama sekali terhadap Salafi dan kewajiban mengikuti manhaj Salaf. Artinya, andaikan tuduhan-tuduhan keji yang dialamatkan kepada Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah itu benar adanya, sama sekali tidak bisa dijadikan alasan untuk menjelek-jelekkan Salafi, sebab Salafi telah ada jauh sebelum berdirinya Kerajaan Saudi Arabia dan Salafi tidak hanya di Saudi saja.
Kalau kemudian ada yang mengaku-ngaku Salafi lalu ternyata dia melakukan hal-hal yang bertentangan dengan manhaj Salaf itu sendiri, tentunya tidak bisa kita menyalahkan manhaj yang mulia ini, sebagaimana kita tidak bisa menyalahkan semua Salafi di dunia ini.
Tetapi alhamdulilllah, tuduhan-tuduhan kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah hanyalah kedustaan dan kesalahpahaman belaka, maka patut kalau kami membela seorang ulama yang terzalimi, meskipun tujuan utama kami dalam buku ini bukanlah sekedar membela beliau melainkan untuk meluruskan pemahaman yang menyimpang dari manhaj Salaf dan mengajak umat Islam secara umum, khususnya penulis buku Sejarah Berdarah dan kelompoknya untuk kembali kepada kebenaran, yaitu kepada manhaj Salaf yang Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan untuk diikuti.
Footnote:
[1] Kita tidak menutup mata, layaknya manusia biasa, pemerintah dan ulama Saudi tentunya memiliki kesalahan dan kekhilafan. Akan tetapi, orang yang berbudi tentu tidak mudah melupakan kebaikan saudaranya, sedangkan orang yang tidak berbudi, alias tidak tahu balas budi, sulit bagi mereka mengingat kebaikan orang lain, prasangka buruk mereka telah menutupi semua kebaikan yang ada pada saudaranya, seperti kata penyair,
وعين الرضا عن كل عيب كليلة
كما أن عين السخط تبدي المساويا
“Pandangan simpati menutupi segala cela,
Pandangan benci menampakkan segala cacat.”
[2] Kali ini dia jujur, walau sebenarnya dia banyak berdusta, sebagaimana yang telah kita buktikan sebelumnya dan akan datang bukti-bukti kedustaannya yang lain, hadaahullah.
[3] Sengaja kami tidak menyebutkan nama-nama medianya di sini karena alasan syar’i, yaitu adanya pelanggaran-pelanggaran syari’at yang ada dalam media-media tersebut, sehingga kami khawatir ikut ta’awun mengiklankan keberadaan media tersebut. Alasan lain, dalam masalah ini penyebutan nama media tersebut bukan suatu hal yang darurat, terlebih berita-berita ini sangat mudah disearch di internet.
Ditulis oleh Al-Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray hafizhahullah dalam buku “Salafi, Antara Tuduhan dan Kenyataan” penerbit TooBagus cet. kedua. Bantahan terhadap buku “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi” karya Syaikh Idahram hadahullah.
(Sumber: http://rizkytulus.wordpress.com/…/kebaikan-pemerintah-ulam…/)
—
Langganan:
Postingan (Atom)