Cari Blog Ini

Sabtu, 30 Mei 2015

Indahnya Hidup Di Atas Sunnah.Ust Abdul Hakim Bin amir Abdat


Keutamaan Para Sahabat.Ust Abdul Hakim Bin Amir Abdat


POLITIK DLM ISLAM Ust Abdul Hakim Bin Amir Abdat


Mengapa Memilih Manhaj Salaf Ust Yazed Jawas


Membongkar Akar Fitnah Wahabi .Ust Zainal Abidin


I0 Nasehat Imam Inul Qoyyim.Ust Badrussalam


Sejarah Yahudi Ust Firanda Andirja


THE SCIENTIST Ustadz Amir As Soronji Dan Andi Octavian


Jumat, 29 Mei 2015

Program bantuan kemanusiaan oleh Kerajaan Arab Saudi

Setidaknya semenjak 1970-an Arab Saudi telah memberikan bantuan asing ke berbagai negara dan organisasi. Antara tahun 1976 dan 2006, jumlah bantuan pembangunan luar negeri Arab Saudi mencapai sebesar 49 juta Pound sterling,[1] Rasio ODA/GNP Arab Saudi memiliki rata-rata 4,2% selama periode ini, jauh di atas jumlah tertinggi yang dikeluarkan oleh negara-negara lain dalam Development Assistance Committee yang rata-rata DAC-nya adalah 0,35%.[2] Dengan ukuran basis per-kapita, Kerajaan ini merupakan penyumbang bantuan terbesar di seluruh dunia meskipun bantuan tersebut mayoritasnya diberikan kepada negara-negara Muslim.[1][3] Ini adalah daftar sumbangan dan bantuan amal yang diberikan oleh pemerintah dan atau masyarakat Arab Saudi dalam rangka kemanusiaan dalam berbagai kesempatan:

Daftar isi

Diatas tahun 2000


Rombongan anak yatim yang diundang Raja Abdullah untuk berangkat haji pada 2014
   Peristiwa    Negara Tanggal Jumlah Keterangan
Pembangunan masjid di berbagai wilayah Indonesia 2003-2015 ± 850 Masjid Raja Arab Saudi melalui Yayasan Makkah Al-Mukaramah perwakilan Indonesia telah membangun 850 masjid selama kurun waktu 12 tahun di Indonesia. Selain itu juga bantuan dalam kegiatan sosial lain, seperti Hewan Kurban, Buka Puasa Bersama dan pembinaan anak yatim sebanyak 20 ribu orang diseluruh Indonesia.[4]
Bantuan bagi korban gempa bumi dan tsunami di Aceh Indonesia 2004-2014 ± US$70 juta[5] Bantuan bertahap semenjak tahap rehabilitasi dan rekontruksi Aceh hingga tuntas pada April 2014 yang berbentuk pembangunan 1.500 rumah, pengeboran sumur dan penyulingan air bersih, pembangunan rumah sakit, klinik kesehatan, panti yatim piatu dan renovasi Masjid Raya Baiturrahman.[6][7] Sejak 2006, Arab Saudi telah menyalurkan beasiswa melalui OKI Indonesia kepada lebih dari 13 ribu anak yatim di Aceh. Hingga 2014, sebanyak 5.310 anak yatim Aceh aktif menerima bantuan beasiswa setiap bulannya. Pada september 2014 sebanyak 105 anak yatim korban Tsunami asal Aceh diundang secara khusus oleh Raja Abdullah untuk menunaikan ibadah haji.[8]
Bantuan bagi korban gempa bumi 2006 di Yogyakarta[9] Indonesia 2006 ± Rp3,4 miliar. Tidak tersedia
Bantuan korban banjir di Jakarta[9] Indonesia
± Rp5,7 miliar. Tidak tersedia
Bantuan finansial terhadap Palestina Palestina Setiap tahun Tidak terhitung Selama beberapa dekade keluarga kerajaan Arab Saudi telah menjadi tulang punggung pendukung finansial bagi rakyat palestina. Sementara, bagi Israel dan pendukungnya hal ini diterjemahkan sebagai dukungan terhadap terorisme dalam memerangi Israel.[10]
Bantuan pangan dunia Dunia 2008 ± US$500 Juta Arab Saudi mendonasikan dana sebesar US$ 500 juta dalam upaya membantu mencapai jumlah total US$755 juta yang ingin diraih oleh Program Pangan Dunia milik PBB untuk memerangi krisis harga pangan dunia.[11][3]
Bantuan Gempa bumi Haiti 2010 Haiti 2010 ± US$50 Juta Arab Saudi menyumbangkan dana sebesar US$50 Juta yang menurut Agence France-Presse (AFP) merupakan sumbangan terbesar dari negara Timur Tengah manapun untuk korban gempa Haiti, yang disalurkan melalui Perserikatan Bangsa-bangsa.[3][12]

Diatas tahun 2010


Kargo berisi bantuan untuk korban gempa bumi di Indonesia tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta.[13]
   Peristiwa    Negara Tanggal Jumlah Keterangan
Bantu untuk korban gempa Gayo Indonesia 2013 10 Ton Kurma Pemerintah Arab Saudi melalui Duta Besar Kerajaan Arab Saudi di Jakarta Mustofa Ibrohim Almubarok telah menyerahkan bantuan korma 10 ton untuk korban gempa bumi Aceh Tengah dan Bener Meriah serta masyarakat Aceh. Bantuan itu diserahkan melalui Kantor Penghubung Aceh di Jakarta.[14]
Bantuan defisit keuangan Palestina Palestina Juli 2012 ± US$100 juta Kucuran dana senilai Rp946 Miliar untuk warga Palestina di Jalur Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur.[15][16]
Bantuan defisit keuangan Palestina Palestina 2013 ± US$100 juta Palestina yang menghadapi defisit keuangan akibat serangan militer. Selain itu pemerintah Palestina kesulitan membayar lebih dari 300 juta dolar pengeluaran bulanan sejak Israel menyita 100 juta dolar dari pajak kepabeanan. Gaji para pekerja sektor publik belum dibayar hampir tiga bulan.[16]
Bantuan ekonomi Mesir Mesir Mei 2012 ± Rp18,4 Trilyun Bantuan untuk membantu menstabilkan perekonomian Mesir akibat kerusuhan dan situasi politik yang panas berupa dana sebesar US$500 juta dan US$1 Miliar dalam bentuk deposito di Bank Sentral Mesir, US$250 juta untuk pembiayaan ekspor gas, bantuan tunai sejumlah US$200 juta untuk membantu pengembangan usaha kecil dan menengah di Mesir.[17]
Bantuan ekonomi Mesir Mesir Juli 2013 ± US$5 miliar. Bantuan yang diputuskan oleh Raja Abdullah terdiri atas dua miliar dolar deposito bebas bunga di bank sentral Mesir, satu miliar dolar donasi dan setara dengan dua miliar dolar berupa produk-produk minyak dan gas.[18]
Bantuan untuk pengungsi krisis Suriah Suriah Agustus 2012 US$ 125 juta Pada Agustus 2012, iring-iringan 43 truk yang memuat makanan, obat-obatan, dan pakaian meninggalkan Riyadh sebelum Magrib menuju Suriah. Konvoi kendaraan ini membawa bantuan kemanusiaan senilai US$ 125 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun.[19]
Bantuan untuk pengungsi Suriah di Yordania Suriah; Yordania Januari 2013 ± US$10 juta Pengiriman bantuan kepada pengungsi di kamp pengungsian yang ditinggali 30.000 pengungsi korban krisis Suriah di Yordania.[20]
Bantuan untuk korban Banjir Sudan 2013 Sudan 2013 ±US$10 juta Pasca hujan deras dan banjir besar yang menimpa sebagian besar negeri Sudan. Raja Arab Saudi memerintahkan untuk memberikan US$10 juta bantuan darurat korban banjir besar di Sudan.[21]
Bantuan keuangan Somalia 2013 ±US$136 juta Dihadapan perwakilan UNHCR untuk Somalia, Kedutaan KSA di Washington menyatakan bahwa Kerajaan Saudi tengah mengimplementasikan dan menyetujui bantuan senilai SR508 juta (US$135 juta) untuk Somalia.[22]
Pengumpulan dan penyaluran bantuan untuk krisis Suriah Suriah 2014 Tidak tersedia Pemerintah kerajaan Arab Saudi membentuk Hamlah Wathaniyah Saudiyah sebagai badan resmi untuk mengumpulkan dan menyalurkan bantuan untuk Suriah. Organisasi tersebut dikoordinir langsung oleh menteri dalam negeri Arab Saudi, Muhammad bin Naif bin Abdul Aziz.[23]
Bantuan untuk anak-anak pengungsi Suriah Suriah 2014 60 truk bantuan Raja Abdullah memberangkatkan 60 buah truk membawa sumbangan untuk anak-anak konflik di Suriah. Mufti Sheikh Abdul Aziz Alu-Sheikh menyerukan kepada rakyat untuk mengeluarkan zakat kepada pengungsi Suriah dalam pernyataan video yang ditayangkan oleh Kampanye Nasional untuk Mendukung Suriah yang diharapkan dapat mengumpulkankan jutaan riyal.[24]
Bantuan untuk pengungsi krisis Rohingya Myanmar 2012 ± US$50 juta Selain menampung pengungsi Rohingya di negaranya semenjak tahun 1968 dan memberikan status kewarganegaraan gratis pada 250.000 pengungsi, pada Agustus 2012 atas perintah Raja Abdullah pemerintah Arab Saudi juga telah memberikan bantuan bantuan dana sebesar US$50 juta (Rp486 miliar) kepada Rohingya yang terkena konflik di Rakhine.[25]
Bantuan untuk korban Topan Haiyan di Filipina Filipina 2013 ± US$10 juta Kerajaan Arab Saudi memberikan bantuan untuk korban Topan Haiyan di Filipina. "Atas nama presiden, rakyat Filipina dan orang-orang di daerah bencana, kami mengucapkan terima kasih kepada Penjaga Dua Masjid Suci Raja Abdullah bin Abdul Aziz al-Saud atas sumbangan untuk upaya bantuan korban," tulis pernyataan Duta Besar Filipina untuk kerajaan Arab Saudi yang diposting di website kedutaan.[26]
Bantuan untuk korban Serangan Israel ke Gaza 2014 & Bantuan belanja negara tahun 2014. Palestina 2014 ± US$80 juta + US$60 juta Pada hari Minggu 13 Juli 2014 Raja Saudi Abdullah bin Abdulaziz Al Saud mengucurkan bantuan dana kepada organisasi kemanusiaan Bulan Sabit Merah (Red Crescent) Palestina di Gaza sebesar 200 juta riyal Saudi atau sekitar Rp 620 miliar untuk korban dampak konflik antara Israel-Gaza.[27] Kemudian dua minggu setelahnya, pada 25 Juli sebesar RS 100 Juta (US$27 juta) kepada Kementrian Kesehatan Palestina, diakibatkan belum berhentinya serangan dari Israel.[28] Pada 17 Agustus 2014, dalam pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam, Perdana Menteri Palestina Rami Hamdalah menyatakan terima kasih dan apresiasinya kepada Raja dan Kerajaan Arab Saudi untuk segala dukungan, bantuan, rekronstruksi, kepemimpinan dan untuk selalu berdiri disisi Palestina.[29] Arab Saudi juga menutupi kebutuhan belanja Palestina untuk tiga bulan terakhir pada tahun 2014 dengan bantuan langsung tunai sebesar US$60 juta.[30]
Bantuan untuk korban krisis Irak sepeninggal pendudukan Amerika Serikat (2011-2014) Irak 2014 ± US$500 juta Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon menyambut baik dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Abdullah bin Abdul Aziz atas sumbangan dana sebesar US$500 juta (Rp 5.795.000.000.000,-) kepada PBB untuk bantuan kemanusiaan kepada masyarakat yang terkena dampak konflik yang tengah berlangsung di Irak.[31]
Dan bantuan-bantuan dalam bidang kemanusian lainnya yang lebih kecil

Sumber : wikipedia

Kamis, 28 Mei 2015

Wajah Humanis Saudi

Saat mendampingi kunjungan resmi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin atas undangan Menteri Urus an Islam Arab Saudi al-Syeikh Shaleh bin Abdul Aziz Ali al-Syeikh ke Arab Saudi pada 15-20 Maret 2015, ada wajah humanis yang menguat di benak penulis tentang Arab Saudi, terutama saat mengunjungi Sultan bin Abdul Aziz Humanitarian City (SBAHC) di Riyadh. Negeri monarki kaya minyak ini punya atensi dan kontribusi besar terhadap kemanusiaan yang belum banyak diekspose.

Hal serupa diakui Menag Lukman Hakim di sela-sela kunjungannya ke berbagai fasilitas SBAHC yang dibangun 30 Oktober 2002 di atas lahan seluas satu juta meter persegi dengan 400 tempat tidur ini bahwa Saudi punya sisi lain yang luar biasa bagi kemanusiaan.
SBAHC dengan visi "Menjadi pusat keunggulan bertaraf internasional dalam rehabilitasi dan pelayanan kesehatan"
dan dengan misi terkenalnya "Helping people to help themselves", cukup menjadi salah satu ikon wajah lain Saudi kontemporer. Semua dibangun dengan uang pribadi almarhum Pangeran Sulthan bin Abdul Aziz yang juga dijuluki Sulthan al-Khair, Sultan Kebaikan.

SBAHC tidak saja memberikan pelayanan kesehatan kepada penduduk berkebutuhan khusus, tetapi juga memberikan perumahan gratis kepada penduduk tak mampu, mengembangkan pendidikan dan berbagai program pemberdayaan lain yang tidak saja di Saudi, tetapi juga di luar negeri, termasuk Indonesia. Salah satu contoh dari kerja filantropis Sulthan adalah pembiayaan perlombaan menghafal Alquran dan Hadis Nabi di Indonesia sejak 2006 hingga kini yang menelan biaya miliaran rupiah.

Tahun ini perlombaan ke-7 pada 22- 26 Maret 2015 yang juga dihadiri Pangeran Khalid bin Sulthan dan Menteri Urusan Islam al-Syeikh Shaleh bin Abdul Aziz Ali al-Syeikh yang secara riil dapat mendorong muda-mudi Muslim Indonesia berlomba menghafal Alquran dan Hadis Nabi. Tentu banyak lagi data yang menyinggung kontribusi Saudi terhadap kemanusiaan internasional.

Dalam sebuah riset "Saudi Arabia as a Humanitarian Donor: High Potential, Little Institutionalization" yang ditulis Khalid al-Yahya dan Nathalie Fustier, negara kerajaan ini merupakan negara donor bantuan kemanusiaan terbesar di dunia dan anggota OECD Development Assistance Committee.

Demikian juga dengan gempa di Haiti 2010, Saudi menyumbang 50 juta dolar bagi dana penanggulangan darurat. Pada 2008, Saudi menyediakan dana segar senilai 500 juta dolar untuk Program Pangan Dunia dan dicatat sebagai kontribusi terbesar sejarah organisasi ini.

Menurut situs Humanitarian News and Analysis (IRIN), Saudi menyumbang 70 persen dari donasi yang diperlukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menangani pengungsi konflik Irak sebesar 500 juta dolar dan menjadikan Saudi sebagai donator terbesar keempat setelah AS, Uni Eropa, dan Inggris (www.irin- news.org, 17/09/2014). Bahkan, studi oleh Bank Dunia, Saudi merupakan salah satu negara paling dermawan di dunia kepada negara-negara berkembang, khususnya pada program Official Development Assistance (ODA) sepanjang 1973-2010 dengan mendanai 472 proyek di 77 negara (43 Afrika, 27 Asia, dan 7 negara lain).

Pada 2013, Saudi mendonasikan 109 juta dolar untuk program kedaruratan kemanusiaan PBB dan banyak lagi bantuan kemanusiaan di bawah payung Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang dikeluarkan Saudi, seperti 50 juta dolar untuk kemanusiaan di Irak (2014) dan menjanjikan bantuan 500 juta dolar bagi kemanusiaan Irak melalui PBB.

Hal serupa juga pada 2014, Saudi mendonasikan SR 1,8 miliar untuk proyek-proyek PBB di Irak, SR 750 juta kepada pengungsi Suriah, dan SR 1,8 miliar bagi proyek rekonstruksi Gaza (Arabnews). Kedermawanan Saudi jauh mengungguli Barat, apalagi bila disertakan sumbangsih partikelir dan volunteer rakyatnya yang tidak bisa didata.

Ada dua faktor utama ekspose aspek humanisme Saudi ini terjadi. Pertama, kecenderungan sebagian media yang terjebak dalam kampanye terorisme Barat, seolah radikalisme, fundamentalisme, dan terorisme itu dari Wahabisme dengan tujuan politis, ekonomis, bahkan ideologis. Ang gapan ini tentu keliru, bahkan Saudi menjadi salah satu negara Timur Tengah yang paling keras perlawanannya terhadap radikalisme, fundamentalisme, dan terorisme.

Kedua, ikhlas tanpa publikasi. Keinginan sengaja pihak Saudi untuk tidak memublikasikan bantuan karena ajaran agama yang tak menganjurkan publikasi kebajikan yang telah diberikan.

Salah satu contoh keengganan Saudi memublikasikan bantuan adalah penuturan seorang sumber di Kedutaan Besar Saudi Arabia Jakarta kepada penulis baru-baru ini. Saudi memberikan bantuan pengobatan terhadap almarhum KH Sahal Mahfudz, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) --yang se bagian tokohnya kerap menghujat Wahabisme sebagai ideologi berbahaya dan transnasional.

Ketika almarhum sakit, Saudi menawarkan tiga hal kepada beliau, yaitu berobat ke Saudi, berobat ke rumah sakit mana saja di dunia, atau berobat di rumah sakit Indonesia yang semua pembiayaannya ditanggung pihak kerajaan. Dengan berbagai pertimbangan, almarhum memilih opsi ketiga di mana seluruh pengobatan selama sakit ditanggung Kerajaan Saudi. Cerita ini belum pernah diungkap kecuali setelah beliau wafat dan itu pun kepada kalangan terbatas. Bisa jadi almarhum bukan satu-satunya orang di Indonesia yang mendapatkan kebajikan `tanpa pamrih' Saudi.

Namun, data dan fakta kedermawanan dan humanisme Saudi belum dapat memalingkan persepsi umum dunia dan Indonesia secara khusus dari stigmatisasi terhadap negeri bak `sinterklas' ini. Saudi masih didesain dan diidentifikasi sarang gerakan transnasional (Wahabisme) yang seakan mengancam NKRI.

Padahal, sejarah Indonesia yang memiliki jalinan erat dengan negeri ini jauh sebelum berdirinya Republik Indonesia hingga sekarang belum menyaksikan pengaruh negatif relasi ini, bahkan justru sangat positif. Hal itu tidak sebanding jika dikomparasi dengan pengaruh ideologi Iran, misalnya, yang menyebar secara clandestine. Cukup pengalaman pahit konflik horizontal Irak, Suriah, dan sekarang Yaman menjadi contoh konkret potensi ancaman ideologi yang dapat mengoyak kedamaian ibu pertiwi.

Saatnya Saudi menjadikan aspek humanisme dan filantropisnya sebagai strategi soft-power demi keberlangsungan pembangunan, keadilan, dan kedamaian. Realita humanisme Saudi berlanjut walau tanpa peliputan masif media, mengungguli humanisme Barat yang cenderung lebai dan penuh agenda. Fakta dan data berbicara lebih kuat dan humanisme Saudi bukan basa-basi.

AHMAD D BASHORI
Konsul Haji di Konsulat Jenderal RI (KJRI) Jeddah Arab Saudi

Jumat, 22 Mei 2015

Blog, Web, Akun / Fanspage Facebook Milik Para Ustadz

Akun/page Facebook para ustadz (secara alfabet)


Abdullah Roy

https://www.facebook.com/abdullah.roy.7

Abdullah Sholeh Hadrami

https://www.facebook.com/abdullah.s.hadrami

https://www.facebook.com/hatibening


Abdullah Taslim

https://www.facebook.com/abul.hasan.husein

Abu Asma Andre

https://www.facebook.com/abuasma.andre

Abu Muawiah

https://www.facebook.com/abu.muawiah

Abu Mushlih Ari Wahyudi

https://www.facebook.com/abumushlih


Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi

https://www.facebook.com/Yusuf.As.Sidawi

Abu Yahya Ammi Baits

https://www.facebook.com/abuyahya.baits

Abu Zubair Hawaary

https://www.facebook.com/peminang.bidadari.7

https://www.facebook.com/telaga.hati.75

Ad Dariny

https://www.facebook.com/addariny.abuabdillah

Afifi Abdulwadud

https://www.facebook.com/afifi.abdulwadud

https://www.facebook.com/tokoihya.jogja

Ahmad Sabiq

https://www.facebook.com/pages/Ahmad-Sabiq/108685789172541

Ahmad Zainuddin

https://www.facebook.com/abuabdillah.ahmad

https://www.facebook.com/dakwahsunnahdotcom

Ali Musri

https://www.facebook.com/profile.php?id=100005079901340&ref=ts&fref=ts

Ali Saman Hasan

https://www.facebook.com/ali.samanhasan.5

Anas Burhanuddin

https://www.facebook.com/anas.burhanuddin

Aris Munandar

https://www.facebook.com/ustadzariscom

Donnie Arif Wibowo

https://www.facebook.com/donnie.aw

Firanda Andirja

https://www.facebook.com/firanda.andirja

Jafar Salih

https://www.facebook.com/siregardiapari

Kholid Syamhudi

https://www.facebook.com/kholid.syamhudi

Muhammad Abduh Tuasikal

https://www.facebook.com/muhammad.tuasikal

https://www.facebook.com/rumaysho

Muhammad Arifin Badri

https://www.facebook.com/muhammadarifin.badri

https://www.facebook.com/DrMuhammadArifinBadri

Muhammad Elvi Syam

https://www.facebook.com/Muhammad.Elvi.Syam

Muhammad Nur Ichwan Muslim

https://www.facebook.com/ichwan.moslem.7

Muhammad Wasitho

https://www.facebook.com/muhammad.wasitho

Muh Nurhuda

https://www.facebook.com/muh.nurhuda1

Nasiruddin Irfan

https://www.facebook.com/nasiruddin.irfan

Noor Akhmad Setiawan

https://www.facebook.com/nasetiawan

Resa Gunarsa

https://www.facebook.com/abu.khaleed.3

Said Yai

https://www.facebook.com/said.yai.7

Sofyan Chalid Ruray

https://www.facebook.com/SofyanRuray

Yulian Purnama

https://www.facebook.com/yulian.purnama


Akh Muhammad Abdurrahman Al Amiry

https://www.facebook.com/ayour.emiry?ref=ts&fref=ts

Bagi teman2 yg ingin menambahkan akun/page FB ustadz yg lain, silahkan tambahkan di komen

Semoga bermanfaat.

https://www.facebook.com/notes/abu-musa/akunpage-fb-para-ustadz-indonesia/10152476250395093


*** 

WEB/BLOG USTADZ


1. Abdullah Roy, Lc (http://tanyajawabagamaislam.blogspot.com/)
2. Abdullah Taslim, M.A. (http://manisnyaiman.com/)
3. Abu Abdillah Addariny, Lc (http://addariny.wordpress.com/)
4. Abu Ammar al-Ghoyami (http://alghoyami.wordpress.com/)
5. Abu Haidar As-Sundawy (http://ustadz.abuhaidar.web.id/)

6. Abu Hudzaifah Al-Atsary (http://basweidan.wordpress.com/)
7. Abu Ihsan Al-Atsary (http://abuihsan.com/)
8. Abu Salma Al-Atsary (http://abusalma.wordpress.com/)dan (http://abusalma.net/)

9. Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi (http://abiubaidah.com/)
10.Abu Umar Basyier (http://abuumar.com/)

11.Abu Yahya Badrusalam, Lc (http://abuyahyabadrusalam.com/)
12.Abu Zubair Al-Hawaary, Lc (http://abuzubair.net/)
13.Abul Jauzaa Al-Atsary (http://abul-jauzaa.blogspot.com/)
14.Ahmad Sabiq Abu Yusuf (http://ahmadsabiq.com/)dan http://www.alisamanhasan.blogspot.com/

15.Ali Saman Hasan, Lc (http://www.alisamanhasan.blogspot.com/)

16.Aris Munandar (http://ustadzaris.com/)
17.Firanda Andirja, M.A (http://www.firanda.com/)
18.Hartono Ahmad Jaiz (http://www.nahimunkar.com/)
19.Kholid Syamhudi, Lc (http://ustadzkholid.com/)
20.Muhammad Abduh Tuasikal (http://rumaysho.com/)
21.Muhammad Wasitho, Lc (http://abufawaz.wordpress.com/)
22.Zainal Abidin bin Syamsudin, Lc (http://zainalabidin.org/)

a. Ust. Abu Yahya Badrussalam (http://cintasunnah.com/) **
b. Ust. Abu Ihsan Al-Atsary Al-Medany (http://www.ustadzabuihsan.blogspot.com/) **
c. Ust. Abu Haidar (http://abuhaidar.net/)**

http://moslemsunnah.wordpress.com/2011/05/19/download-audio-celakalah-wahai-lisan-syaikh-dr-abdurrahman-as-syiddi/#more-7113

 

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2759123543087&set=a.1145019671499.2021951.1407747484&type=1


1.Ust. Ahmad Zainuddin (http://dakwahsunnah.com/)
2.Ust. Ahmas Fais (http://ustadzfaiz.com/)
3.Ust. Muslim (http://ustadzmuslim.com/)
4.Ust. FaariqGasimAnuz (http://fariqgasimanuz.wordpress.com/)
5.Ust. Ali Musri Semjan (http://dzikra.com/)
6.Ust. Abdullah Zaen (http://tunasilmu.com/profil)
7.Ust. Ari Wahyudi (http://abumushlih.com/)
8.Ust. Sofyan Chalid Ruray (http://nasihatonline.wordpress.com/)


Sumber  :  
http://khansa.heck.in/blog-web-akunfanspage-facebook-milik-par.xhtml

Manusia Yang Hidup Terus Setelah Matinya

Kawan…
Tulisan ini adalah ajakan untuk saya dan kaum muslim, agar menjadi orang berilmu agama, mengamalkannya kemudian mengajarkan dan menyebarkannya…
Kawan…
Mari tuntut ilmu agama, niscaya kamu bisa hidup terus setelah matimu …
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ»
Jika seorang manusia mati maka terputuslah darinya amalnya kecuali dari tiga hal; dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Dan ini adalah bukti yang paling besar akan kemuliaan dan keutamaan ilmu serta keagungan hasilnya, karena sesungguhnya pahalanya akan sampai kepada seseorang (yang mengajarkan ilmu) setelah kematiannya selama ilmu tersebut diambil manfaatnya, seakan-akan dia hidup, tidak terputus amalnya bahkan dibarengi dengan ingatan dan pujian selalu untuknya, mengalirnya pahala kepadanya di saat seluruh manusia terputus dari mereka amalan mereka adalah merupakan KEHIDUPAN KEDUA. (Lihat kitab Miftah Dar As Sa’adah, karya Ibnul Qayyim rahimahullah).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
« إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لاِبْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِى صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ ».
Sesungguhnya yang mendapati seorang mukmin dari amal dan kebaikannya setelah kematiannya adalah; sebuah ilmu yang dia ajarkan dan sebarkan, seorang anak shalih yang dia tinggalkan, sebuah mushhaf Al Quran yang dia wariskan atau sebuah masjid yang dia bangun, sebuah rumah untuk para musafir yang kehabisan bekal yang dia bangun, sebuah sungai yang dia alirkan atau sebuah sedekah yang dia keluarkan dari hartanya ketika disaat sehat dan hidupnya, seluruhnya ini adalah amalan yang akan mendapatinya setelah kematiannya.” (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam shahih Al Jami’)
Mari perhatikan … ternyata semua amalan yang pahalanya akan mengalir kepada seseorang meskipun dia sudah meninggal, kuncinya pada ilmu agama. Subhanallah
Kawan, saya yakin, kita bisa berbuat untuk perihal ilmu.
  1. Belajar ilmu agama
  2. Mengamalkan ilmu agama
  3. Mengajarkan dan menyebarkan ilmu agama, walau hanya menyebarkan kaset, CD, brosur, pengumuman kajian Islam bermanfaat,  dan semisalnya kepada orang lain.
Selamat berjuang untuk bisa hidup terus setelah kematian menjemput!
يَمُوْتُ الْعَالِمُ وَ يَبْقَى كِتَابُهُ
Orang berilmu boleh meninggal tetapi kitabnya tetap akan tertinggal.
Rabu, 20 Rajab 1432 H, Dammam-KSA
__
Penulis: Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc
Artikel www.muslim.or.id

Kamis, 21 Mei 2015

Praktek Keagamaan di Saudi Arabia dan Fakta yang Dirasakan Masyarakat di Sana


 





Masyarakat dunia bisa dipastikan mengetahui adanya Negara Saudi Arabia yang terletak di kawasan yang dikenal dengan Timur Tengah, dan mengenalnya sebagai satu-satunya negara yang menerapkan dan menetapkan Islam sebagai agama resmi negara. Tetapi sejauh mana pengetahuan masyarakat dunia selama ini terutama lantaran penerapan Islam ? Berikut adalah catatan singkat yang dirasakan dan dilihat secara langsung, yang tentu tak terlepas dengan praktek keagamaan di Saudi Arabia. Dan ini merupakan sebagian kecil dari praktek tersebut. Semoga Allâh memudahkan kita untuk mengambil pelajaran yang baik dari yang kita lihat di Negara Saudi Arabia ini.
1. Pendidikan
Kerajaan Saudi Arabia memisahkan antara sekolah laki-laki dan wanita sejak tingkat sekolah dasar (SD). Yang demikian supaya anak-anak terbiasa dengan adab Islam dalam bergaul dengan lawan jenis. Siswi, sejak SD tidak dibolehkan memakai rok pendek. Siswi, dari kelas 1 sampai 3 SD masih diberi kelonggaran oleh sekolah dan keluarga untuk tidak memakai kerudung. Tetapi kalau sudah sampai kelas 4 dan kelihatan sudah besar dan bisa menimbulkan fitnah maka sudah dibiasakan memakai kerudung ketika ke sekolah, meski pada asalnya tidak wajib sampai dia baligh. Berbeda jika Siswi sudah memasuki bangku setingkat SMP, ia sudah diwajibkan memakai cadar ketika sekolah. Siswi diajar guru wanita, sedangkan siswa diajar oleh guru laki-laki. Dan murid-murid dari TK sampai SD sudah dibiasakan membaca dzikir pagi yang disyari'atkan ketika awal belajar.
Kurikulum sekolah di Saudi Arabia juga penuh dengan nuansa Islami. Hafalan al-Qur`ân merupakan muatan tetap dari sejak TK sampai kuliah. Anak yang lulus SD minimal telah menghafal 2 juz dari belakang (Juz 29 dan Juz 30). Pelajaran agama dipisahkan dari hafalan al-Qur`ân. Dan anak-anak sejak TK sudah diajarkan tiga landasan utama, yaitu: mengenal Allâh, mengenal Nabi , mengenal agama, tiga pertanyaan yang kelak kita ditanya tentangnya.
Pelajaran lainnya, seperti IPA, IPS, Matematika, dan lain-lain tidak jarang materinya dikaitkan dengan agama. Misalnya, bagaimana mengenal Allâh dengan melihat kekuasaanya di alam semesta, yang menunjukkan bahwa ilmu-ilmu tersebut tidak bertentangan dengan agama.
Di Saudi terdapat sekolah SD yang memiliki prioritas al-Qur`an lebih daripada SD lainnya. Menerapkan jam hafalan lebih banyak. Dan SD seperti ini menjadi rebutan banyak orang. Setiap tahunnya, murid-murid SD ini mendapat beasiswa dari kerajaan.
2. Kesehatan
Di Saudi Arabia antara pasien laki-laki dan wanita dipisahkan. Demikian juga dokter laki-laki untuk laki-laki dan dokter wanita untuk wanita kecuali dalam beberapa keadaan darurat, atau keterbatasan tenaga medis. Sering ditemui saat menunggu pasien, para dokter di kamar-kamar praktek mereka membaca al-Qur`ân. Komputer mereka terisi dengan murattal. Semuanya itu untuk memanfaatkan waktu supaya tidak terbuang sia-sia.
Rasulullâh bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Dua nikmat yang manusia banyak terlena di dalamnya, yaitu kesehatan dan waktu luang.
Ada di antara dokter-dokter itu yang hafal al-Qur`ân bahkan memiliki sanad al-Qur`ân dan mengajarkannya kepada orang lain. Pagi bekerja sebagai dokter dan sore hari mengajar al-Qur`ân di masjid. Tidak jarang mereka menasihati pasien untuk bertawakkal kepada Allâh dan tidak bertawakkal kepada dokter atau obat. Mereka memahami bahwa dokter dan obat hanya sebab dan Allâh yang memberikan kesembuhan. Apabila kedatangan pasien anak kecil, terkadang anak-anak itu ditanya tentang hafalan al-Qur`ânnya sudah sampai mana.
Para dokter wanita memakai cadar adalah sesuatu yang biasa. Demikian pula dokter berjenggot tebal. Ketika shalat mereka menunaikan shalat berjamaah kecuali dalam keadaan darurat yang mengharuskan keberadaanya bersama pasien.
3. Sosial
Orang-orang kaya di Saudi Arabia menyadari jika di dalam harta mereka terdapat hak orang lain. Banyak yayasan sosial yang berdiri untuk menjadi jembatan antara orang kaya dengan orang miskin dan yang membutuhkan, seperti pembagian zakat harta, sembako, alat-alat dan perkakas rumah tangga.
Orang-orang miskin dan membutuhkan yang mendaftar dan terpenuhi syarat-syaratnya akan mendapatkan kesempatan menerima bantuan. Banyak diantara orang-orang kaya tersebut yang mewaqafkan bangunan untuk tempat tinggal, mewaqafkan masjid, dan lain-lain. Mereka berlomba menginfakkan hartanya di jalan Allâh.
Allâh berfirman yang artinya:
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allâh melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allâh Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS al-Baqarah/2:261).
Ketika Ramadhan tiba semakin terlihat kedermawanan mereka. Mulai dari berbuka puasa, membebaskan orang yang dipenjara karena terlilit hutang, membagikan pakaian untuk lebaran, shadaqah, dan lain-lain. Oleh karena itu, orang-orang miskin di Saudi tidak iri dengan orang-orang kaya. Dan orang kayapun tidak menghina si miskin. Masing-masing melaksanakan kewajibannya.
Ibnu 'Abbâs c berkata :
كاَنَ رَسُوْلُ اللهِ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُوْنُ فِي رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ
Dahulu Rasûlullâh n adalah orang yang paling dermawan, dan beliau sangat dermawan ketika Ramadhan saat ditemui Jibril. (Muttafaqun 'alaihi).
4. Keamanan
Hal yang sangat dirasakan di Negara Saudi Arabia ini adalah nikmat keamanan. Seseorang tidak takut melakukan perjalanan jauh sekeluarga pada malam hari kecuali kepada Allâh . Terminal-terminalnya jangan dibayangkan seperti di negara yang lain, yang sering terjadi tindak kriminal. Mobil-mobil pribadi di Saudi tidak perlu disimpan rapat-rapat di garasi. Pada malam hari barang-barang dagangan milik pedagang kaki lima di sekitar Masjid Nabawi dibiarkan tergeletak saja di luar dengan ditutup kain sampai pagi tanpa ada yang mengambilnya.
Al-hamdulillâh, semua ini merupakan nikmat dari Allâh karena mereka mau menerapkan syariat Islam. Masyarakat di Saudi ditanamkan rasa takut kepada Allâh dan rasa takut terhadap hari pembalasan, yang sedikit banyak mempengaruhi perilaku mereka sehari-hari.
5. Amar Ma'ruf Nahi Mungkar
Sepengetahuan penulis, Negara Saudi Arabia adalah satu-satunya negara yang memiliki polisi agama resmi yang tergabung dalam Haiah Amar Ma'ruf Nahi Mungkar. Kedudukan mereka sejajar dengan polisi lain, dan berada di bawah Kementrian Dalam Negeri.
Haiah Amar Ma'rûf Nahi Mungkar ini jangan disamakan dengan ormas yang ada di negara kita (Indonesia), karena Haiah di Saudi adalah bagian dari aparat negara. Mereka berstatus pegawai negeri, dan diberi kewenangan yang terbatas. Mereka tidak berseragam seperti angkatan lain, tetapi mereka lebih disegani daripada polisi keamanan.
Tugas polisi agama ini memberantas kemungkaran, baik dalam bidang aqidah, seperti pemberantasan tukang sihir, dukun dan lain-lain, maupun dalam bidang akhlak, seperti pemberantasan pacaran, minuman keras dan sebagainya. Di samping itu juga menertibkan penegakan syiar-syiar Islam, seperti shalat berjamaah. Mereka melakukan patroli menjelang shalat untuk mengajak manusia mendirikan shalat berjamaah dan menghentikan kegiatan lain, seperti berdagang di toko-toko, pasar-pasar, pom-pom bensin ataupun tempat lainnya. Begitu pula tempat-tempat atau acara-acara yang diperkirakan digunakan untuk bermaksiat akan dikirim pasukan dari pihak Haiah Ma'ruf Nahi Mungkar, dan bagi warga yang melanggarnya akan dikenakan denda. Inilah yang membuat kokoh negara minyak ini. Allâh berfirman yang artinya:
Dan hendaklah ada diantara kalian yang mengajak kepada kebaikan dan memerintah kepada perbuatan baik, dan melarang dari kemungkaran, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (QS Ali 'Imrân/3:104).
6. Ditegakkan Hukum Islam
Di Saudi Arabia, orang yang membunuh setelah melalui proses peradilan yang syar'i, akan mendapatkan qishâsh (pembalasan) bunuh –tentunya- dengan cara yang disyari'atkan. Yaitu dipenggal lehernya dengan pedang di hadapan orang banyak. Biasanya, sebelum dihukum mati, orang yang mendapat qishâsh ini dinasihati untuk bertaubat dan diingatkan tentang keutamaan akhirat di atas dunia. Adapun pelajaran bagi yang lain supaya tidak mudah menumpahkan darah manusia.
Allâh berfirman yang artinya:
Dan dalam qhishâsh itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagi kalian, wahai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa. (QS al-Baqarah/2:179).
7. Saling Mendoakan
Diantara kebiasaan baik orang-orang Saudi Arabia adalah bila bertemu mereka akan saling mendoakan antara yang satu dengan lainnya. Seperti mendoakan agar senantiasa diberi keselamatan, keberkahan, rahmat dari Allâh, dan lainnya. Kebiasaan saling mendoakan ini tentu membawa pengaruh terhadap keharmonisan hubungan diantara masyarakat.
8. Tentara Dan Polisi Berjenggot
Di Kerajaan Saudi Arabia, kita akan terbiasa mendapatkan tentara dan polisi itu berjenggot, karena membiarkan jenggot bagi laki-laki merupakan kewajiban, dan ini umum baik bagi polisi ataupun lainnya. Rasûlullâh bersabda:
أَحْفُوْا الشَّوَارِبَ وَأَعْفُوْا اللِّحَى
Potonglah kumis dan biarkanlah jenggot. (HR al-Bukhâri, dari Abdullâh bin 'Umar).
Demikian pula banyak diantara mereka yang memakai celana di atas mata kaki untuk mengamalkan sabda Nabi :
مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الإِزَارِ فَفِي النَّارِ
Apa yang ada di bawah kedua mata kaki dari sarung ada di neraka. (HR al-Bukhâri)
Banyak polisi-polisi yang berhenti mampir ke masjid-masjid untuk menunaikan shalat berjamaah. Ini semua tidak mengganggu tugas mereka. Beberapa waktu bahkan diadakan perlombaan hafalan al-Qur`ân untuk kalangan polisi dan tentara.
9. Supermarket
Apabila kita memasuki supermarket di Saudi Arabia maka kita tidak akan mendengarkan lag-lagu diputar keras-keras. Kebanyakan tidak ada suara, atau terkadang yang diputar adalah murattal al-Qur`ân. Lima belas atau tiga puluh menit sebelum waktu shalat tiba, para pembeli sudah diminta keluar meninggalkan supermarket untuk mengerjakan shalat.
Allâh berfirman yang artinya:
Maka tegakkanlah shalat, sesungguhnya shalat adalah kewajiban yang sudah ditentukan waktunya. (QS an Nisâ`/4:103).
10. Al-Qur`ân
Perhatian pemerintahan Saudi terhadap al-Qur`ân sangatlah besar. Mulai dari percetakan khusus al-Qur`ân yang di dalamnya bergabung para Ulama dan syaikh-syaikh yang ahli dalam bidang al-Qur`ân, penulisannya, cara membacanya, tafsirnya, dan lain-lain.
Tahfizh al-Qur`ân juga semarak. Hampir setiap kampung terdapat masjid yang mengadakan halaqah tahfizh al-Qur`ân, biasanya untuk anak laki-laki. Untuk laki-laki dewasa juga ada meski tidak sebanyak halaqah tahfizh anak-anak. Sedangkan untuk tahfizh wanita, baik anak-anak maupun dewasa diadakan di sekolah khusus tertutup bukan di masjid, kecuali di masjid besar seperti Masjid Nabawi, karena memang tempatnya memungkinkan.
Tahfizh al-Qur`ân ini biasanya dilaksanakan setelah Ashar, karena waktu pagi untuk belajar di sekolah. Dan yang tidak sekolah pada pagi hari banyak diantara mereka yang memilih tahfizh pagi hari.
Di Saudi juga ada lembaga yang kegiatannya terfokus pada tahfizh bagi orang lanjut usia. Banyak diantara orang tua yang hafal al-Qur`ân padahal umurnya sudah lebih dari 50 tahun.
11. Shalat Istisqâ`
Ketika lama tidak hujan, biasanya ada perintah langsung dari pemerintah kepada masjid-masjid di seluruh penjuru negeri untuk mendirikan shalat Istisqâ`, yaitu shalat minta hujan. untuk meneladani Rasûlullâh n .
12. Shalat Jama’ah.
Begitu adzan berkumandang, kantor-kantor, toko-toko dan pusat perbelanjaan segera tutup. Mobil patroli Badan Amar Ma’ruf Nahi Munkar mulai bergerak memasuki jalan dan gang di perkampungan. Dengan pengeras suara di tangan, mereka mengajak orang ke masjid, mengingatkan mereka yang masih sibuk dengan pekerjaan mereka, dan menindak toko atau kantor yang belum tutup. Surat ijin usaha mereka bisa dicabut karena kesalahan itu. Kami tidak tahu, apakah ada pemandangan seperti ini di negeri lain ? Para Ulama Saudi memang pada umumnya memfatwakan wajibnya shalat jamaah.
Di kampung tempat penulis tinggal yang tidak begitu padat, masjid memiliki tujuh shaf yang masing-masing bisa diisi sekitar tiga puluh orang. Saat shalat Maghrib dan Isya, seluruh shaf ini biasanya terisi penuh. Sedangkan di waktu shalat yang lain, biasanya terisi lebih dari setengah. Seorang jamaah umrah yang pernah berkunjung mengatakan bahwa suasana shalat jamaah di sini seperti suasana shalat Ied di kampungnya. Mungkin dia sedang berhiperbola, tapi bisa jadi juga dia benar.
13. Keamanan
Tidak berlebihan jika kami mengatakan bahwa Arab Saudi adalah salah satu negeri paling aman di dunia saat ini. Dahulu jalur haji merupakan jalur maut karena hadangan para perampok. Saat itu perjalanan haji adalah perjalanan yang menakutkan, sehingga saat berpamitan kepada handai tolan, mereka dilepas dengan kekhawatiran tidak akan bertemu lagi. Kondisi itu berubah setelah Raja Abdul Aziz –pendiri dinasti Saudi ketiga- menjadi penguasa Jazirah Arab. Beliau menugaskan setiap kabilah untuk menjaga keamanan wilayah masing-masing. Jika sampai ada jamaah haji yang dirampok atau dibunuh di suatu wilayah, beliau menghukum kabilah yang tinggal di wilayah itu. Sejak saat itu, jamaah haji bisa tenang dalam menjalani perjalanan ibadah mereka.
Pada masa sekarang, hampir-hampir tidak ada keluarga di Saudi yang tidak memiliki mobil, termasuk golongan miskin sekalipun. Bahkan hampir setiap pria dewasa memiliki mobil sendiri. Namun sebagian besar rumah tidak memiliki garasi. Mobil-mobil itu hanya mereka parkir di pinggir jalan. Begitu sepanjang waktu tanpa ada kekhawatiran hilang. Berarti tidak ada pencurian di sana ? Ada, tapi jarang, padahal kesempatan untuk berbuat jahat begitu besar.
Seorang kawan pernah memasuki terminal bus kota Jeddah –kota terbesar kedua- menjelang Shubuh dengan membawa tujuh koli bagasi sendirian. Namun ternyata dia tidak menemui gangguan apapun. Saat waktu shalat Shubuh tiba, dia pergi ke mushalla terminal dan meninggalkan barang sebanyak itu begitu saja di pinggir jalan dan barang itu tidak hilang. Bayangkan jika hal serupa terjadi di Jakarta atau Surabaya!
Bahkan saat banyak negara Timur Tengah yang lain dilanda gejolak dalam beberapa tahun belakangan, keamanan Arab Saudi tetap stabil, dan semoga terus demikian. Negeri ini seolah-olah merupakan anomali. Saat pemberontakan di negara-negara tetangga dikobarkan dari mimbar-mimbar masjid, para khatib Arab Saudi serentak membela dan mendoakan kebaikan bagi Raja Abdullah rahimakumullah dalam setiap mimbar Jumat. Sekarang dipimpin oleh raja Salman.
Paparan ini mengingatkan kita akan janji Allâh untuk para penegak tauhid, seperti dalam ayat-ayat berikut yang artinya:
Dan Allâh telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap mengibadahi-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”(QS. an-Nûr/24:55)

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. al-An’âm/6:82)
Penutup.
Itulah sebagian dari apa yang kita lihat di negara Saudi Arabia. Kita tidak pungkiri bahwa kekurangan masih ada di sana-sini. Namun tidak diragukan juga bahwa dakwah tauhid yang dirintis syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab telah membuahkan hasil yang manis. Mereka yang ingin menegakkan syariat Islam hendaknya mengambil teladan dari perjalanan dakwah beliau . Kesempurnaan hanya milik Allâh . Kewajiban kita sebagai hamba adalah mengadakan perbaikan semampu kita. Semoga Allâh mengampuni dosa kita semua.

Sumber :
[ majalah As-Sunnah edisi 07 Tahun XVII ]
Disusun oleh : Ustadz Abdullâh Roy

Mengapa Hizbut Tahrir Membenci Arab Saudi…?!

Mengapa Hizbut Tahrir Membenci Arab Saudi…?!



Segala cara digunakan kelompok sesat Hizbut Tahrir (HT), walau hanya bermodalkan prasangka-prasangka tak berdasar untuk menjelek-jelekan negeri Arab Saudi, negeri yang terdapat padanya kiblat kaum muslimin dan masjid Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, negeri yang memuliakan para ulama dan penuntut ilmu, negeri yang paling banyak diterapkan hukum-hukum Islam, negeri yang paling banyak membantu kaum muslimin di seluruh dunia, di saat Hizbut Tahrir sendiri tak punya negara yang menaungi dan menolong kaum muslimin, bahkan banyak tokoh-tokoh besarnya yang tinggal di negeri-negeri kafir. Ada apa dengan Hizbut Tahrir…?!
Asy-Syaikh Al-‘Allamah Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah berkata,
أقول- وأشهد الله تعالى على ما أقول وأشهدكم أيضاً – إنني لا أعلم أن في الأرض اليوم من يطبق من شريعة الله ما يطبقه هذا الوطن أعني المملكة العربية السعودية، وهذا بلا شك من نعمة الله علينا فلنكن محافظين على ما نحن عليه اليوم، بل ولنكنمستزيدين من شريعة الله- عز وجل- أكثر مما نحن عليه اليوم، لأنني لا أدّعي الكمال، وأننا في القمة بالنسبة لتطبيق شريعة الله لا شك أننا نخل بكثير منها، ولكننا خير والحمد لله مما نعلمه من البلاد الأخرى، ونحن إذا حافظنا على ما نحن عليه اليوم، ثم حاولنا الاستزادة من التمسك بدين الله- عز وجل- عقيدة ومنهاجًا فإن النصر يكون حليفنا ولو اجتمع علينا مَنْ بأقطارها، لأن الله- عز وجل- يقول وهو الذي بيده ملكوت السماوات والأرض: (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْسًا لَهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ)
“Aku katakan –dan aku persaksikan kepada Allah dan kepada kalian terhadap ucapanku ini- bahwa sungguh aku tidak mengetahui di dunia ini pada masa ini yang menerapkan syari’at Allah seperti yang diterapkan negeri ini, maksudku Kerajaan Arab Saudi, dan tidak diragukan lagi ini termasuk nikmat Allah kepada kita, maka hendaklah kita menjaga nikmat yang kita rasakan hari ini, bahkan hendaklah kita menambah penerapan syari’at Allah ‘azza wa jalla lebih banyak lagi dari apa yang sudah kita terapkan hari ini, karena kita tidak boleh mengklaim sempurna (dalam penerapan syari’at), dan memang pada kenyataannya dalam penerapan syari’at kita masih banyak kekurangan, akan tetapi segala puji hanya bagi Allah sepanjang yang kami ketahui bahwa syari’at yang kita terapkan lebih baik dari negeri-negeri yang lain.
Dan apabila kita menjaga apa yang sudah kita capai hari ini, kemudian kita terus berusaha menambah kuat berpegang teguh dengan agama Allah ‘azza wa jalla, baik aqidah maupun manhaj, maka pertolongan Allah akan selalu bersama kita meski seluruh dunia bersatu untuk memusuhi kita, karena Allah ‘azza wa jalla yang di tangan-Nya kerajaan langit dan bumi telah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْسًا لَهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. Dan orang-orang yang kafir maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menghapus amal-amal mereka.” (Muhammad: 7-8).” [Majmu’ Fatawa war Rosaail, 25/505-506]
Kebaikan Pemerintah Arab Saudi untuk Kaum Muslimin Dunia
Kita tidak menutup mata, layaknya manusia biasa, pemerintah dan ulama Saudi tentunya memiliki kesalahan dan kekhilafan. Akan tetapi, orang yang berbudi tentu tidak mudah melupakan kebaikan saudaranya, sedangkan orang yang tidak berbudi, alias tidak tahu balas budi, sulit bagi mereka mengingat kebaikan orang lain, prasangka buruk mereka telah menutupi semua kebaikan yang ada pada saudaranya, seperti kata penyair:
وعين الرضا عن كل عيب كليلة … ولكن عين السخط تبدي المساويا
“Pandangan simpati menutupi segala cela, Pandangan benci menampakkan segala cacat.”
Kebaikan pemerintah Saudi terhadap kaum muslimin dunia sudah tidak terhitung jumlahnya, termasuk Indonesia. Ratusan masjid dibangun oleh pemerintah maupun yayasan sosial yang mengumpulkan dana dari pemerintah dan masyarakat Saudi serta santunan fakir miskin dan pembuatan sumur-sumur sebenarnya sudah sangat banyak, hanya saja jarang diekspos oleh media.
Pemerintah Saudi juga membuka cabang universitas Al-Imam Muhammad bin Su’ud di Jakarta untuk kaum muslimin di Indonesia. Sampai saat ini saya tidak tahu ada sekolah di Indonesia yang dibangun oleh pemerintah mana pun di dunia ini dengan menyewa dua buah gedung besar dan mewah untuk kaum muslimin di Indonesia secara gratis. Bukan hanya itu, para mahasiswa juga digaji, buku-buku diberikan secara gratis, asrama juga gratis.
Cabang universitas Muhammad bin Su’ud ini juga terdapat di negeri-negeri lain. Di dalam negeri Saudi sendiri, saat ini ada ribuan pelajar muslim dari seluruh dunia, termasuk anak-anak bangsa Indonesia. Mereka belajar secara gratis plus digaji oleh pemerintah Saudi, bahkan di masa Pemerintahan Raja Salman bin Abdul Aziz hafizhahullah yang baru ini, beliau melipatgandakan gaji mereka di bulan ini.
Ketika terjadi Tsunami Aceh dan Sumatera Utara, negara-negara Barat gembar-gembor di media massa mengumumkan sumbangan-sumbangan mereka, padahal nilainya juga tidak terlalu besar, itupun ternyata sebagian besarnya berupa pinjaman. Diam-diam pemerintah Saudi, hampir tidak terekspos oleh media (entah sengaja atau tidak?!), telah mengirim pesawat-pesawatnya ke Aceh yang mengangkut berbagai macam bantuan. Beberapa media ketika itu menginfokan:
“Rakyat dan pemerintah Arab Saudi menyumbang US$530 juta (sekitar Rp. 4,8 triliun) untuk korban gempa dan gelombang tsunami di Aceh dan Sumatra Utara. Semua sumbangan itu berbentuk hibah. Dari total hibah itu, sebesar US$280 juta berupa uang tunai yang terdiri dari sumbangan masyarakat sebesar US$250 juta dan dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebesar US$30 juta. Sementara US$250 juta sisanya berbentuk makanan, obat-obatan, selimut, dan alat-alat kedokteran.” 
“Semua sumbangan itu merupakan hibah (pemberian), bukan utang yang harus dibayar. Sumbangan berupa hibah ini tentu saja lebih baik daripada sumbangan yang berupa utang. Karena utang ini di kemudian hari akan menjadi beban masyarakat Indonesia. Meskipun utang itu bersifat pinjaman lunak (soft loan), rakyat Indonesia tetap harus membayarnya,” ungkap salah seorang tokoh.
Adakah bantuan Saudi untuk Palestina? Apakah benar tuduhan dusta lagi keji yang dihembuskan orang-orang Syi’ah, bahwa Saudi bekerjasama dengan Inggris hingga Palestina berhasil dicaplok Yahudi? Jawabannya, kenyataan yang ada sangat bertolak belakang dengan tuduhan dusta tersebut. Ketika hizbiyyun masih sibuk berdemo untuk Palestina dan mengkritik fatwa ulama Saudi akan haramnya demo, Pemerintah Saudi dan masyarakatnya telah mengumpulkan dana dalam jumlah yang sangat besar untuk Palestina. Media menginformasikan:
“Raja Arab Saudi pada Senin mengumumkan sumbangan senilai satu miliar dolar AS bagi pembangunan kembali Gaza yang digempur secara ofensif oleh Yahudi selama beberapa pekan. “Atas nama rakyat Saudi, saya umumkan sumbangan sebesar 1 miliar dolar bagi program pembangunan kembali Gaza,” kata Raja Saudi pada pembukaan konferensi tingkat tinggi Arab di Kuwait.”
Ketika Amerika Serikat menekan Saudi untuk memboikot pemerintahan Palestina dengan tidak memberi bantuan, media memberitakan:
“Arab Saudi menegaskan bahwa mereka akan tetap melanjutkan pemberian bantuan dana yang jumlahnya sekitar 15 juta dollar AS setiap bulannya untuk pemerintah Palestina.”
Media lain menginfokan sumbangan seorang pengusaha:
“Seorang pengusaha Saudi yang menolak untuk disebutkan identitasnya ini- pada hari senin, sumbangkan 25 juta Riyal untuk membantu rakyat Gaza.”
Catatan Asy-Syaikh Hamd Al-‘Utsman hafizhahullah:
Dalam beberapa tweet beliau menyebutkan diantaranya,
1)      Tidak Ada yang Mengingkari Bantuan Saudi untuk Kaum Muslimin Dunia, Kecuali…?
مواقف السعودية في نصرة قضايا الإسلام في كل أقطار الدنيا لا ينكرها إلا عدو نفسه،قال النبي “لايشكر الله من لايشكر الناس“.
“Peran-peran Saudi dalam membantu permasalahan-permasalahan Islam di seluruh dunia tidak ada yang mengingkarinya kecuali musuh dirinya sendiri, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ
“Tidaklah bersyukur kepada Allah, orang yang tidak berterima kasih kepada manusia.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan At-Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 416)
2)      Pembangunan Masjid-masjid dan Pusat-pusat Islam Hingga ke Kutub Utara:
غالبية المساجد والمراكز الإسلامية في الخارج بُنيت بدعم الدولة السعودية وتبرعات شعبه السخي،حتى بلغت مآذن المساجد القطب الشمالي.
“Banyak sekali masjid dan pusat-pusat dakwah Islam di luar Saudi, dibangun dengan dukungan Pemerintah Saudi dan bantuan dana masyarakatnya yang dermawan, hingga tempat-tempat berkumandang adzan dari masjid-masjid sampai ke Kutub Utara”.
3)      Peran Arab Saudi dalam Menyelamatkan Kuwait dari Pembantaian Partai Sosialis Komunis Ba’tsi Iraq dan Bahrain dari Serangan Syi’ah Iran:
لا ننسى نصرة السعودية للكويت في تحريرها من الاحتلال البعثي،كما لاننسى نصرتها للبحرين في منع الغزو الايراني لها،والوفاء شيمة المسلم.
“Jangan engkau lupa bantuan Saudi untuk Kuwait dalam membebaskannya dari penjajahan Partai Ba’ts, jangan pula engkau lupa dengan bantuan Saudi terhadap Bahrain dalam menghalau serangan pasukan Iran, dan menunaikan janji adalah sifat seorang muslim”.
4)      Peran Arab Saudi dalam Jihad Afghanistan:
السعودية دفعت أبناءها للدفاع عن أفغانستان من الاحتلال الروسي فضلا عن المليارات،وكافأنا جاحدالجميل بإقامة معسكرات تدريب هناك لغزونا.
“Saudi telah mengerahkan anak-anak negerinya untuk membela Afghanistan dari penjajahan Rusia, apalagi milyar-milyar dananya…”
5)      Peran Arab Saudi dalam Membantu Dunia Islam dan Pakistan Secara Khusus dalam Pengembangan Senjata Nuklir:
السعوديةدفعت المليارات لتنمية الدول الإسلامية لمنشآتهاالتعليميةوالصحيةوالعسكرية،والكهرباء والماءوالطرق،ودعمت باكستان في صناعة السلاح النووي.
“Saudi telah membantu milyar-milyar dananya untuk mengembangkan negeri-negeri Islam; untuk pembangunan dalam pendidikan, kesehatan, militer, listrik, air, jalan-jalan, dan membantu Pakistan dalam pengembangan senjata nuklir”.
6)      Peran Arab Saudi dalam Menyelamatkan Bosnia:
في الوقت الذي فرضت فيه الأمم المتحدة منعا لتوريد الأسلحة في حرب البلقان زودت السعودية البوسنة والهرسك بالأسلحة لدفع عدوان الصرب عليهم.
“Ketika PBB memboikot impor senjata dalam Perang Balkan, Saudi membekali Bosnia dan Herzegovina dengan senjata-senjata untuk membela diri dari kezaliman Serbia kepada mereka.”
7)      Peran Arab Saudi dalam Membantu Palestina:
سليم الزعنون رئيس المجلس الوطني الفلسطيني:السعودية فتحت لنا مخازن أسلحة جيشها وزودتنا بالأسلحة عام ١٩٧٨.
“Salim Az-Za’nun, Pemimpin Majelis Tanah Air Palestina berkata: Saudi telah membuka untuk kami gudang-gudang penyimpanan senjata tentaranya dan membekali kami dengan berbagai senjata sejak tahun 1978.”
Raja Salman bin Abdul Aziz hafizhahullah berkata,
فلسطين قضيتناالأولى
“Palestina adalah permasalahan kami yang pertama.”
Kebaikan Ulama Saudi untuk Kaum Muslimin Dunia
Bukan hanya pemerintahnya yang berusaha membantu Palestina, para ulama di Saudi pun mengeluarkan fatwa sebagai dorongan kepada masyarakat dan kaum muslimin di seluruh dunia untuk ikut membantu. Inilah fatwa ulama yang dituduh secara dusta dan keji oleh sebagian orang, bahwa mereka telah bersekongkol dengan Yahudi untuk merebut Palestina:
Fatwa Lembaga Resmi untuk Fatwa Kerajaan Saudi Arabia
Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-‘Ilmiyah wal Ifta’
Tentang Masalah Palestina
“Segala puji hanyalah milik Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi dan rasul yang paling mulia, nabi kita Muhammad dan kepada keluarga beliau beserta para shahabatnya dan ummatnya yang setia mengikutinya sampai akhir zaman. Wa ba’da;
Sesungguhnya Lajnah Da’imah lil Buhutsil ‘Ilmiyah wal Ifta’ (Komite Tetap untuk Penelitian Ilmiah dan Fatwa) di Kerajaan Saudi Arabia mengikuti (perkembangan yang terjadi) dengan penuh kegalauan dan kesedihan akan apa yang telah terjadi dan sedang terjadi yang menimpa saudara-saudara kita muslimin Palestina dan lebih khusus lagi di Jalur Gaza, dari angkara murka dan terbunuhnya anak-anak, kaum wanita dan orang-orang yang sudah renta, dan pelanggaran-pelanggaran terhadap kehormatan, rumah-rumah serta bangunan-bangunan yang dihancurkan dan pengusiran penduduk. Tidak diragukan lagi ini adalah kejahatan dan kedzaliman terhadap penduduk Palestina.
Dan dalam menghadapi peristiwa yang menyakitkan ini wajib atas ummat Islam berdiri satu barisan bersama saudara-saudara mereka di Palestina dan bahu membahu dengan mereka, ikut membela dan membantu mereka serta bersungguh-sungguh dalam menepis kedzaliman yang menimpa mereka dengan sebab dan sarana apa pun yang mungkin dilakukan sebagai wujud dari persaudaraan seagama dan seikatan iman.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara.” (Al-Hujurat: 10)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ
“Orang-orang mukmin laki-laki dan orang-orang mukmin perempuan sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain.” (At-Taubah: 71)
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ
“Seorang mukmin bagi mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan yang saling menopang, lalu beliau menautkan antar jari-jemari (kedua tangannya).” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Beliau juga bersabda,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالْحُمَّى وَالسَّهَرِ
“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan sakit dan tidak bisa tidur.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Beliau juga bersabda,
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak mendzalimi saudaranya, tidak menipunya, tidak memperdayanya dan tidak meremehkannya.” (HR. Muslim)
Dan pembelaan bentuknya umum mencakup banyak aspek sesuai kemampuan sambil tetap memperhatikan keadaan, apakah dalam bentuk benda atau suatu yang abstrak dan apakah dari awam muslimin berupa harta, makanan, obat-obatan, pakaian, dan yang lain sebagainya. Atau dari pihak pemerintah Arab dan negeri-negeri Islam dengan mempermudah sampainya bantuan-bantuan kepada mereka dan mengambil posisi di belakang mereka dan membela kepentingan-kepentingan mereka di pertemuan-pertemuan, acara-acara, dan musyawarah-musyawarah antar negara dan dalam negeri. Semua itu termasuk ke dalam bekerjasama di atas kebajikan dan ketakwaan yang diperintahkan di dalam firman-Nya,
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى
“Dan bekerjasamalah kalian di atas kebajikan dan ketakwaan.” (Al Ma’idah: 2)
Dan termasuk dalam hal ini juga, menyampaikan nasihat kepada mereka dan menunjuki mereka kepada setiap kebaikan bagi mereka. Dan diantaranya yang paling besar, mendoakan mereka pada setiap waktu agar cobaan ini diangkat dari mereka dan agar bencana ini disingkap dari mereka dan mendoakan mereka agar Allah memulihkan keadaan mereka dan membimbing amalan dan ucapan mereka.
Dan sesungguhnya kami mewasiatkan kepada saudara-saudara kami kaum muslimin di Palestina untuk bertakwa kepada Allah Ta’ala dan bertaubat kepada-Nya, sebagaimana kami mewasiatkan mereka agar bersatu di atas kebenaran dan meninggalkan perpecahan dan pertikaian, serta menutup celah bagi pihak musuh yang memanfaatkan kesempatan dan akan terus memanfaatkan (kondisi ini) dengan melakukan tindak kesewenang-wenangan dan pelecehan.
Dan kami menganjurkan kepada semua saudara-saudara kami untuk menempuh sebab-sebab agar terangkatnya kesewenang-wenangan terhadap negeri mereka sambil tetap menjaga keikhlasan dalam berbuat karena Allah Ta’ala dan mencari keridha’an-Nya dan mengambil bantuan dengan kesabaran dan shalat dan musyawarah dengan para ulama dan orang-orang yang berakal dan bijak disetiap urusan mereka, karena itu semua potensial kepada taufik dan benarnya langkah.
Sebagaimana kami juga mengajak kepada orang-orang yang berakal di setiap negeri dan masyarakat dunia seluruhnya untuk melihat kepada bencana ini dengan kacamata orang yang berakal dan sikap yang adil untuk memberikan kepada masyarakat Palestina hak-hak mereka dan mengangkat kedzaliman dari mereka agar mereka hidup dengan kehidupan yang mulia. Sekaligus kami juga berterima kasih kepada setiap pihak yang berlomba-lomba dalam membela dan membantu mereka dari negara-negara dan individu.
Kami mohon kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang husna dan sifat-sifat-Nya yang tinggi untuk menyingkap kesedihan dari ummat ini dan memuliakan agama-Nya dan meninggikan kalimat-Nya dan memenangkan para wali-Nya dan menghinakan musuh-musuh-Nya dan menjadikan tipu daya mereka boomerang bagi mereka dan menjaga ummat Islam dari kejahata-kejahatan mereka, sesungguhnya Dialah Penolong kita dalam hal ini dan Dzat Yang Maha Berkuasa.
Dan shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga serta shahabatnya dan ummatnya yang mengikuti beliau dengan baik sampai hari kiamat.”
Tertanda:
Mufti Saudi Kerajaan Arab Saudi dan Ketua Komite Ulama Besar: Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Aalusy Syaikh hafizhahullah.
Dan Para Ulama Anggota Komite Tetap untuk Penelitian Ilmiah dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi
[Sumber terjemahan dari website Ahlus Sunnah Jakarta dengan sedikit perubahan dan teks Asli dari website Sahab] Bantuan kepada kaum muslimin di berbagai penjuru dunia, oleh ulama Saudi bukan sekedar fatwa belaka, namun benar-benar diamalkan oleh para ulama tersebut. Diantaranya dalam kisah-kisah berikut:
Keteladanan Mufti Saudi Arabia dan Ketua Umum Rabithah Al-‘Alam Al-Islami di masanya, Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah
Ali bin Abdullah Ad-Darbi menceritakan, “Ada satu kisah yang sangat berkesan bagiku, pernah suatu saat berangkatlah empat orang dari salah satu lembaga sosial di Kerajaan Saudi Arabia ke pedalaman Afrika untuk mengantarkan bantuan dari pemerintah negeri yang penuh kebaikan ini, Kerajaan Saudi Arabia.
Setelah berjalan kaki selama empat jam dan merasa capek, mereka melewati seorang wanita tua yang tinggal di sebuah kemah dan mengucapkan salam kepadanya, lalu memberinya sebagian bantuan yang mereka bawa. Maka berkatalah sang wanita tua, “Dari mana asal kalian?”
Mereka menjawab, “Kami dari Kerajaan Saudi Arabia”. Wanita tua itu lalu berkata, “Sampaikan salamku kepada Syaikh Bin Baz”. Mereka berkata, “Semoga Allah merahmatimu, bagaimana Syaikh Bin Baz tahu tentang Anda di tempat terpencil seperti ini?” Wanita tua menjawab, “Demi Allah, Syaikh Bin Baz mengirimkan untukku 1000 Riyal setiap bulan, setelah aku mengirimkan kepadanya surat permohonan bantuan, setelah aku memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala”.” [Koran Al-Madinah, no. 13182]
Salah seorang murid Syaikh Bin Baz rahimahullah pernah bercerita, “Pada suatu malam, ketika Syaikh Bin Baz rahimahullah sedang shalat tahajjud, tiba-tiba terdengar suara orang melompat ke rumahnya, maka Syaikh pun membangunkan anak-anaknya untuk melihat apa yang terjadi, dan beliau tetap melanjutkan shalatnya, setelah beliau shalat barulah anak-anaknya mengabari bahwa telah ditangkap seorang pencuri, dia adalah seorang pekerja dari Pakistan, lalu Syaikh minta pencuri itu dihadirkan ke hadapannya. Pertama sekali yang beliau lakukan adalah membangunkan tukang masak dan memasakkan makanan untuknya, setelah si pencuri makan sampai kenyang, beliau memanggilnya dan berkata, “Kenapa engkau melakukan ini?” Pencuri menjawab, “Ibuku di Pakistan saat ini sedang dirawat di rumah sakit dan membutuhkan biaya 10.000 Riyal, sedang saya hanya memiliki 5.000 Riyal, maka saya hanya mau mencuri 5.000 Riyal.” Maka Syaikh menghubungi salah seorang muridnya yang berasal dari Pakistan untuk mencari kebenaran akan perkataan si pencuri. Pada hari berikutnya, Syaikh telah mendapatkan kebenaran atas pengakuan si pencuri, beliau pun memberikan kepadanya bantuan sebesar 5.000 Riyal dan menambah lagi 5.000 Riyal dengan anggapan kemungkinan dia membutuhkannya, maka total bantuan Syaikh kepadanya sebesar 10.000 Riyal. Singkat cerita, pencuri ini kemudian menjadi murid Syaikh dan selalu menyertai beliau sampai wafatnya.” [Disarikan dari ceramah, “Maqaathi’ Muatststsiroh; Ibnu Baz rahimahullah Ma’a As-Sariq.”]
Abdullah bin Muhammad Al-Mu’taz menceritakan: Asy-Syaikh Muhammad Hamid, Ketua Paguyuban Ashabul Yaman di negara Eretria berkisah:
“Saya datang ke Riyad di malam hari yang dingin dalam keadaan tidak punya uang untuk menyewa hotel. Saya kemudian berpikir untuk datang ke rumah Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz. Saat itu waktu menunjukkan pukul 03.00 pagi. Awalnya saya ragu, namun akhirnya saya putuskan untuk pergi ke rumah beliau. Saya tiba di rumah beliau yang sederhana dan bertemu dengan seseorang yang tidur di pintu pagar. Setelah terbangun, ia membukakan pintu untukku. Saya memberi salam padanya dengan pelan sekali supaya tidak ada orang lain yang mendengarnya karena hari begitu larut.
Beberapa saat kemudian aku melihat Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz berjalan menuruni tangga sambil membawa semangkuk makanan. Beliau mengucapkan salam dan memberikan makanan itu kepada saya. Beliau berkata, “Saya mendengar suara anda kemudian saya ambil makanan ini karena saya berpikiran anda belum makan malam ini. Demi Allah, saya tidak bisa tidur malam itu, menangis karena telah mendapat perlakuan yang demikian baik.” [Untaian Mutiara Kehidupan Ulama Ahlus Sunnah, Abu Abdillah Alercon, dkk, hal. 27-28]
Subhanallah, inilah akhlak para ulama yang sangat dibenci oleh para pelaku syirik dan bid’ah. Inilah pemerintah yang dituduh ganas dan sadis oleh mereka yang membenci dakwah tauhid dan sunnah. Dan masih banyak lagi kebaikan pemerintah Saudi dan ulamanya untuk kaum muslimin dunia yang tidak mungkin kami ceritakan semuanya di sini.
فَإِنَّهَا لا تَعْمَى الأَبْصَارُ وَلَكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
“Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” [Al-Hajj: 46]
Inikah Penyebab Hizbut Tahrir Membenci Arab Saudi…?!
Hizbut Tahrir adalah kelompok sesat yang banyak disingkap kesesatannya oleh para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah, khususnya para ulama di Arab Saudi secara umum dan dua kota suci Makkah dan Madinah secara khusus, dan berikut beberapa poin ringkasan penyimpangan Hizbut Tahrir yang dijelaskan oleh Asy-Syaikh Abdur Rahmman bin Muhammad Sa’id Ad-Dimaysqiyyah dalam kitab beliau “Ar-Roddu ‘ala Hizbit Tahrir”:
1) Kesibukan utama mereka adalah politik dan ajakan mendirikan khilafah, maka tidak akan engkau dapati mereka sibuk mengajak untuk membersihkan aqidah, menegakkan sholat, puasa, zakat dan ibadah-ibadah lainnya.
2) Hijrahnya banyak anggota dan tokoh-tokoh Hizbut Tahrir ke negeri-negeri kafir Eropa.
3) Mereka tidak memiliki aqidah yang jelas, selain khilafah yang menurut aqidah mereka adalah prioritas, seakan-akan Allah menyatakan, “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menegakkan khilafah”.
4) Menawarkan khilafah kepada tokoh Syi’ah Khomeini yang melakukan banyak kekafiran (sebagaimana disebutkan dalam majalah “Khilafah” mereka no. 18 tanggal 4-9-1989 M) dan mereka memuji kitab Khomeini yang berisi banyak kesyirikan dan kekafiran berjudul “Al-Hukumah Al-Islamiyah” dalam majalah mereka Al-Wa’i no. 26 tahun 1989 M, maka ini diantara yang menunjukkan rusaknya aqidah mereka.
5) Tidak memahami dan berusaha mengobati perkara-perkara yang menyebabkan runtuhnya khilafah kaum muslimin, yaitu kesyirikan, bid’ah dan maksiat. Mereka ingin Allah ta’ala merubah mereka namun mereka tidak berusaha merubah diri mereka.
6) Para penceramah mereka selalu berceramah hanya dengan mengandalkan emosi dan pembicaraan politik untuk menutupi kebodohan mereka terhadap ilmu agama, maka engkau tidak akan dapati tokoh-tokoh mereka memiliki halaqoh-halaqoh ilmu syar’i yang diprioritaskan.
7) Memusuhi aqidah tauhid dan bersikap lembek dalam mengamalkannya, disertai ajakan untuk bersatu bersama kelompok-kelompok syirik seperti Syi’ah, Shufiyyah dan lain-lain.
8) Membolehkan orang kafir menjadi anggota parlemen Islam atau menjadi kepala daerah dan pemimpin pasukan di negeri muslim (sebagaimana dalam buletin “Ajwibah wa Asilah” yang diterbitkan oleh Pendiri HT An-Nabhani bulan Rabi’uts Tsani 1390 H/5-6-1970 M)
9) Kondisi mereka menunjukkan bahwa tujuan dapat membenarkan segala cara.
10) Kekacauan aqidah mereka dalam masalah Al-Qodha dan Al-Qodar.
11) Akal menurut mereka termasuk sumber agama, dan ini adalah hasil adopsi dari Mu’tazilah.
12) Berjilbab lebar sesuai syari’at menurut mereka adalah kemerosotan moral sebagaimana diisyaratkan An-Nabhani dalam “An-Nizhom fil Islam” hal. 10 dan 128.
13) Tidak ada bedanya menurut mereka antara Sunni dan Syi’ah, padahal jelas sekali kekafiran Syi’ah.
14) Meniadakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar hingga tegak khilafah khayalan mereka, sebagaimana disebutkan dalam kitab mereka “Manhaj Hizbit Tahrir minat Taghyir” hal. 21.
15) Pengkafiran mereka terhadap kaum muslimin dan tuduhan mereka bahwa negeri-negeri muslim adalah negeri-negeri kafir, sebagaimana dalam kitab mereka “Hizbut Tahrir” hal. 32, 103.
16) Bahkan menganggap Makkah dan Madinah bukan negeri Islam, sebagaimana dikatakan seorang tokoh Hizbut Tahrir dalam dialog bersama Asy-Syaikh Abdur Rahman Ad-Dimasyqiyyah.
17) Menolak hadits-hadits Ahad dalam aqidah, ini adalah kesesatan yang nyata.
18) Mengingkari azab kubur.
19) Mencela hadits-hadits tentang Imam Mahdi.
20) Fatwa-fatwa fiqh aneh Hizbut Tahrir:
  • Boleh berciuman dan berjabat tangan dengan wanita non mahram (Buletin Hizbut Tahrir “Jawaabus Suaal” 29-05-1970 M yang disebarkan An-Nabhani).
  • Boleh melihat gambar porno.
  • Boleh bagi wanita mengenakan wig dan celana “banthalun” dan boleh keluar mengikuti Pemilu meski dilarang suami (Buletin Hizbut Tahrir “Jawaabus Suaal” 17-02-1972 M yang disebarkan An-Nabhani)
  • Wanita boleh jadi anggota parlemen, sebagaimana dalam kitab mereka “Muqoddimatus Dustur” hal. 114 dan “Mitsaqul Ummah” hal. 72.
  • Boleh wanita menjadi qodhi, sebagaimana dalam kitab mereka “An-Nizhom Al-Ijtima’i fil Islam” hal. 89.
  • Boleh mengqishosh seorang muslim yang membunuh orang kafir, padahal Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam melarang.
  • Boleh taat kepada khalifah mereka meski menyelisihi ayat dan hadits yang jelas, sebagaimana dalam kitab mereka “Ad-Daulah Al-Islamiyah” hal. 108.
Dan masih banyak lagi yang dipaparkan Asy-Syaikh Abdur Rahman Ad-Dimasyqiyah secara detail dalam kitab beliau “Ar-Roddu ‘ala Hizbit Tahrir” silakan merujuk kitab tersebut.
PENEGASAN
Bagi yang mendalami dan memahami manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah insya Allah dengan mudah memahami analisa sebab kebencian Hizbut Tahrir terhadap Arab Saudi, yaitu karena negeri Arab Saudi, baik pemerintah dan ulamanya memiliki peran yang sangat besar dalam memperjuangkan tauhid dan sunnah serta berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai Pemahaman Salaf, yang sangat bertentangan dengan manhaj Hizbut Tahrir, bersamaan dengan itu para ulama Ahlus Sunnah baik yang memiliki hubungan langsung maupun tidak langsung dengan Arab Saudi, merekalah yang menyingkap kesesatan Hizbut Tahrir, maka Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah penghalang terbesar bagi “khilafah” khayalan dan berbagai kesesatan Hizbut Tahrir yang lainnya, dan bukanlah ini suatu analisa yang baru, tapi sudah disebutkan ulama Salaf sejak dulu.
Al-Imam Yahya bin Ma’in rahimahullah berkata,
علامة أهل البدع الوقيعة في أهل الأثر
“Tanda ahlul bid’ah adalah menjelek-jelekan Ahlul Atsar (Ahlus Sunnah).” [As Sunnah lil Laalakaai, 1/179]
Al-Imam Al-Auza’i rahimahullah berkata,
لَيْسَ مِنْ صَاحِبِ بِدْعَةٍ تُحَدِّثُهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِخِلَافِ بِدْعَتِهِ بِحَدِيثٍ إِلَّا أَبْغَضَ الْحَدِيثَ
“Tidak ada satu pun pelaku bid’ah yang engkau sampaikan hadits Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam yang menyelisihi bid’ahnya, kecuali ia akan membenci hadits tersebut.” [Syarafu Ashaabil Hadits: 149]
Al-Imam Ahmad bin Sinan Al-Qoththon rahimahullah berkata,
لَيْسَ فِي الدُّنْيَا مُبْتَدِعٌ إِلَّا وَهُوَ يُبْغِضُ أَهْلَ الْحَدِيثِ فَإِذَا ابْتَدَعَ الرَّجُلُ نُزِعَ حَلَاوَةُ الْحَدِيثِ مِنْ قَلْبِهِ
“Tidak ada di dunia ini seorang ahlul bid’ah pun kecuali ia membenci Ahlul Hadits (Ahlus Sunnah), dan apabila seseorang berbuat bid’ah maka akan dihilangkan manisnya hadits dari hatinya.” [Syarafu Ashaabil Hadits: 150]
Al-Imam Abu Nashr bin Sallaam Al-Faqih rahimahullah berkata,
لَيْسَ شَيْءٌ أَثْقَلَ عَلَى أَهْلِ الْإِلْحَادِ، وَلَا أَبْغَضُ إِلَيْهِمْ مِنْ سَمَاعِ الْحَدِيثِ وَرِوَايَتِهِ بِإِسْنَادِه
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat atas orang-orang yang sesat dan lebih dibenci oleh mereka dari mendengar hadits dan meriwayatkannya dengan sanadnya.” [Syarafu Ashaabil Hadits: 151]
Al-Imam Abu ‘Utsman Ash-Shabuni rahimahullah berkata,
علامات البدع على أهلها بادية ظاهرة، وأظهر آياتهم وعلاماتهم: شدة معاداتهم لحملة أخبار النبي صلى الله عليه وسلم واحتقارهم واستخفافهم بهم
“Tanda-tanda ahlul bid’ah nampak jelas pada orang-orangnya, dan tanda mereka yang paling jelas adalah, kerasnya permusuhan, perendahan dan peremehan mereka terhadap para ulama pembawa hadits-hadits Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.” [‘Aqidatus Salaf Ashhaabil Hadits: 101]
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم


Sumber :  http://sofyanruray.info/mengapa-hizbut-tahrir-membenci-arab-saudi/